11 The Name Love (11)

Tous Les Jours bakery and restaurant. Seoul*

----

Eunhyuk duduk di kursi kerjanya, bengong sejak pagi, kerja tak fokus dan lebih banyak melamun, seperti orang tak waras dan makin merepotkan sekertarisnya ini, yang harus mondar mandir mengurus dokumen ke bagian divisi perlengkapan di lantai tujuh, dan ini kelima kali, dia bolak balik ke lift dengan setumpuk map di tangan nya.

"Huft lelah sekali hari ini, argh dia memerasku seperti sapi perah saja ckckck"

Lift turun ke bawah, dan Jin Hye bermaksud keluar di lantai tiga, menuju ruangan divisi marketing, namun belum melangkah keluar lift, dia sudah berpapasan dengan seseorang yang pernah di lihat nya, tiga hari lalu.

"Chogi, sepertinya saya pernah melihat nona? Ah tunggu kau kan~"

Dia menunjuk wajah Jin Hye, yang kaget dan berusaha menghindar pergi, namun terlambat wanita bernama Lee Jina itu memegangi Lengan nya.

"Kau nona Park Jin Hye kan? Aku tak salah pasti? Eoh apa pacarnya Lee Hyukjae bekerja di tempat ini?"

Suara kasak kusuk pegawai yang lewat, membuat Jin Hye makin gugup, wanita itu bahkan makin penasaran menarik name tag kalung Jin Hye.

"Ah Park Jin Hye, sekertaris presiden direktur aigoo kau sekertaris?? Hanya sekertaris direktur? Bukan pacar nya~~"

Wajah Jin Hye memerah, entah bagaimana bentuk wajah nya kini, hingga dia langsung menyentak kasar lengan wanita cantik itu, lalu berlalu pergi buru buru darisana.

"Cih dia menipu semua orang dengan membawa wanita yang hanya sekertaris? astaga, Lee Hyukjae awas saja kau!"

Lee Jina meremas tangan nya. tersenyum, entah kenapa dia lega jika pria itu tetap single sampai kini, dan tentu saja dia yakin Lee Hyukjae masih tak bisa melupakan nya, tak main main, mereka berpacaran sejak sama sama di semester menengah kuliah, lalu hingga lulus dan pria workaholic itu mulai merintis usaha restoran dan bakery nya, tentu saja dia paham bagaimana sifat Lee Hyukjae itu.

Eunhyuk mendesah malas saat pintu ruangan nya di ketuk dari luar, ke mana sih sekertaris bodoh nya itu, mengantar dokumen saja lama sekali.

"Ya masuklah"

Dia sibuk menatap kertas file dan laptopnya, tak menghiraukan siapa yang berdiri di depan pintu, masuk menatapnya dengan decak kagum karena tampang serius pria tampan itu yang mempesona.

"Ehm ehm apa saya mengganggu presdir?"

Wajah pria itu langsung tersentak, begitu mendengar suara yang sangat di kenalnya, dan wanita dengan dress putih serta rok pensil pendek nya yang ketat itu masuk dengan anggun mendekat ke meja Eunhyuk.

"Kau?? Mau apa kau ke sini noona?!"

Wajah Lee Jina terlihat acuh saja, ikut melihati isi layar laptop, dan menarik dasi pria itu hingga wajah mereka otomatis jadi sangat berdekatan.

"Tentu saja mengunjungi mantan kekasihku ah maaf hehehe mengunjungi anak tiriku"

Eunhyuk menarik dasinya gugup, wajah mereka sedekat ini membuat dia mendadak seperti dejavu saja.

"Aku salut dengan akting mu kemarin Hyuk-ah, hebat sekali eum, tapi sayang kau ketahuan sekarang"

Mata pria itu berkedip gusar, dan Lee Jina tertawa riang, sangat hapal bagaimana raut wajah seorang Lee Hyukjae jika ketahuan bohong.

"Park Jin Hye, hanya sekertaris presdir hehehe apa profesi nya sudah kau naikkan menjadi kekasihmu?"

"Itu bukan urusan mu nyonya Lee Jina, keluarlah dari sini saya malas berdebat!"

"Oh ya, aku kesini karena tahu kau pasti merindukan ku eum, apa kau memakai jalang lagi setelah pergi dari TLJ kemarin? Bukan meniduri sekertarismu itu kan?"

"Nyonya Lee Jina soal urusan hidupku sekali lagi saya ingatkan bukan urusan mu, saya mohon keluarlah"

"Bagaimana jika aku tak

mau?"

Di mengusap dada bidang pria tampan itu lembut dengan jari lentiknya, membuat Eunhyuk menegang dan memejamkan matanya menahan diri sekuat tenaga.

"Berapa kalipun kau menghindar aku tahu perasaan mu untukku masih ada eum, aku yakin masih sama seperti dulu"

Wajah Eunhyuk memerah, dia menyingkirkan jari lentik itu yang tengah mengusap rahang nya tadi dengan lembut.

"Kita bisa mengulang lagi segala yang indah dulu, ada banyak kesempatan sayang ku"

"Aku bukan seorang pengkhianat seperti kau, palli kharago!"

Wajah Lee Jina memerah emosi dan meremas kemeja pria itu keras.

"Aku menjadi pengkhianat salah siapa? Aku menunggu mu Hyuk-ah, menunggu dengan sabar seperti orang gila, berharap kau nikahi tapi apa yang ku dapat hah?!"

Makian itu seperti palu godam, memukul telak hati Eunhyuk yang pernah berdarah, kini luka lebar itu terbuka lagi, dan itu menyakitkan.

"Kau lebih sibuk dengan urusan Tous Les Jours mu, kau lebih sibuk bekerja dan bekerja menjadi sukses, tanpa peduli ada wanita yang juga membutuhkan kau, lalu di mana kau saat itu? Saat ayahku sakit parah dan harus di operasi cangkok jantung saat itu juga, di mana kau? saat aku membutuhkan tempat bersandar dan hampir putus asa?!"

"Jung Jina?"

"Apa?? Kau mau bilang apa hah?! hiks kau saat itu malah di Jeju kan? Kau sibuk membuktikan pada ayahmu jika kau bisa sukses berdiri sendiri membangun perusahaan tanpa campur tangan kekuasaan nya, lalu bagaimana nasibku hiks"

Eunhyuk menggeleng trenyuh, wanita itu benar, dia juga bersalah saat itu karena mengabaikan kekasihnya, tapi kenapa Jung Jina mau menerima lamaran Lee Kanghun saat itu, hanya demi agar sang ayah bisa masuk ruang operasi. Ini sungguh ironis.

"Kau kejam, hiks kau selalu menyalahkan aku, menuduhku wanita matre, wanita murahan yang mau menikah dengan ayahmu demi harta, dan menjadi istri muda nya demi uang, apa kau tahu Hyuk-ah itu sangat menyakitkan? Itu seperti pisau yang terus melukai hatiku"

"Apa kau pikir aku tak terluka hah? Saat aku kembali ke Seoul Sora nona mengatakan jika appa telah menikah lagi. dan setelah itu, aku harus menganggap mu ibu tiri, cih lucu sekali? Kekasihku sendiri kini adalah ibu tiriku!"

"Hyuk-ah"

Air mata wanita cantik itu makin deras, dan itu kelemahan Eunhyuk sejak dulu, tak bisa melihat Jung Jina menangis, dia mengusap lembut tanpa sadar pipi mulus yang basah itu, dan si wanita yang telah lama menahan rasa rindu belaian makin meluap.

"Maafkan aku hiks bisakah aku kembali padamu? Bisakah kita mengulang semuanya dari awal Hyuk-ah aku mencintaimu?"

Jung Jina berjinjit, menekan tengkuk pria itu dan meraih bibir Eunhyuk, dan ajaib nya pria itu langsung membalas nya, mereka tak sadar jika ciuman yang awalnya penuh emosi itu berubah menjadi lumatan panas, menggairahkan dengan bibir yang makin asik mencecap.

Kedua tangan Eunhyuk juga berada di tengkuk si wanita, dan Jung Jina yang tak rela melepas bibir plum seksi pria itu, meremas kemeja hitam Eunhyuk.

Dia sungguh merindukan rasa bibir ini, setiap mencium Lee kanghun dalam pikiran nya adalah itu bibir Lee Hyukjae, dan anggap saja dia sudah gila, bercinta dengan ayah nya tapi membayangkan anak nya.

"Ommo!! Eh....~"

Jin Hye yang baru masuk di pintu ruangan memekik kaget, langsung menutup bibirnya, dan spontan Eunhyuk langsung menjauhkan wajah nya, buru buru melepas pelukan Lee Jina, walaupun wanita itu tak rela.

"Hyuk-ah?"

"Pergilah, aku akan menemui mu kapan kapan jika ada waktu"

Jina menggigit bibirnya resah, tapi ini kemajuan kan jika Eunhyuk mau menemui nya berarti pria itu masih menginginkan nya, masa bodoh dengan tuduhan perselingkuhan dengan anak tiri, toh pria itu mantan kekasihnya.

"Maaf saya keluar saja~"

"Masuklah sekertaris Park, tamu ku sudah akan pergi"

Lee Jina berbalik ke pintu, pasrah setelah Eunhyuk berjalan ke kursinya, dan duduk dengan acuh di sana.

Wanita itu menatap Park Jin Hye tajam, tampak tak ramah dan mengobarkan aura permusuhan, lalu langsung pergi dari ruangan itu.

*

*

"Lain kali, seharusnya sajangnim mencari tempat yang pantas untuk melakukan hal tak senonoh seperti itu"

Jin Hye jadi kesal sendiri, karena satu ruangan dengan si bos yang mesum parah, juga ngawur seperti Lee Hyukjae.

"Kau tak berhak memerintahku nona Park jika merasa terganggu, kau bisa angkat kaki dari sini"

Jawaban sinis dari pria itu yang hampir membuat Jin Hye emosi, lalu membanting map di tangan nya dan pergi saja dari jabatan nya, jika tak ingat dia punya setumpuk hutang pada Eunhyuk.

"Ah maaf saya memang hanya pegawai anda, maaf saya memang tak berhak ikut campur"

Jin Hye jijik sendiri melihat adegan tadi, dasar pria gila, dia ingat betul jika wanita yang di cumbu pria itu istri Lee Kanghun, astaga! apa pria ini tengah bermain api, berselingkuh dengan ibu tiri ah Lee Hyukjae sungguh menakutkan.

"Lihat apa kau hah?! Sana kembali ke meja mu!"

Jin Hye jadi berpikir meletakkan meja kerja nya di ruangan luar saja, daripada berada di ruangan ini, dan melihat wajah sang presdir setiap hari yang sungguh memuakkan.

"Saya sarankan jangan bermain api sajangnim, hubungan keluarga yang hancur lebih sulit di perbaiki"

"Tahu apa kau soal kelurga dan hidupku nona Park? Cih, lebih baik tak usah sibuk mengurusi urusan ku"

Pria sialan!

batin Jin Hye berteriak nyaring, dia langsung berbalik pergi membanting pintu ruangan itu.

Blamm....

"Oh brengsek apa yang ku ucapkan barusan, shit Lee Hyukjae kenapa bibirmu tak punya rem begini?"

Eunhyuk tersadar menepuk bibir nya kesal, apa karena ciuman nya tadi tak tuntas ucapan nya jadi ngawur begini.

Gadis itu mencuci tangan di wastafel, setelah lama duduk di closet menangis menguras air matanya, kenapa sih rasanya sesakit ini padahal siapa Lee Hyukjae itu? Hanya bos nya kan? Kenapa hatinya sakit melihat pria itu dengan mesum dan bergairah mencumbu wanita lain, tepat di depan matanya, jangan bilang jika dia menaruh rasa pada bos nya yang mesum itu.

Jin Hye menggeleng geleng, mengusap kasar air matanya, gila saja! Dia bukan deretan pegawai wanita di tempat ini yang bodoh mengharapkan presdirnya, dia masih waras untuk bisa mendapatkan seorang pria baik yang bukan playboy dan tukang main wanita, sejenis Lee Hyukjae itu.

"Huft Park Jin Hye lupakan pria itu dan soal tadi, pekerjaan di tempat lain masih banyak, argh aku tak mau di sini lagi dan melihat dia mencumbu wanita beda lagi besok, aish aku harus pergi dari kantor ini"

Jin Hye merapikan rambutnya yang tadi berantakan, masa bodoh dengan hutangnya pada pria itu, dia akan tetap membayar nya kok tak lari dari tanggung jawab.

*

*

*

Eunhyuk melirik meja sekertarisnya dengan ekor matanya, dan memperhatikan jam dinding sudah di angka enam sore.

"Maaf saya pulang duluan sajangnim"

Entah kenapa saat berpamitan nada suara gadis itu terlihat berbeda seperti sedih dan tak mau melihat wajahnya, dan Eunhyuk mengangguk saja, melihat pintu itu hingga tertutup saat Jin Hye sudah keluar.

"Ck bodoh, seharusnya tadi aku minta maaf padanya, apa kata kataku tadi mungkin terlalu kasar?"

Eunhyuk memakai jasnya, kebiasaan nya jika akan pergi dari ruangan itu adalah menjenguk meja sekertarisnya, dan pria itu terkejut saat mendapati sebuah amplop putih tergeletaj diatas meja.

"Apa ini? Sejak kapan ada file memakai amplop?"

Karena penasaran dia membuka amplop itu membaca sebuah tulisan di sana, dan bibirnya langsung mengumpat gusar.

"Oh shit berani sekali dia mengundurkan diri, yak Park Jin Hye awas saja kau!?"

avataravatar
Next chapter