10 Memories Of Love (10)

Selama dalam perjalanan dua orang itu saling bungkam, Jin Hye yang lebih memilih melihat pemandangan di luar jendela, dan Eunhyuk yang tengah menyetir sambil melamun, karena keterkejutan nya tadi atas pernyataan wanita bemarga Jung itu, si ibu tiri sekaligus mantan kekasih, -ironis sekali.

"Kenapa sajangnim tiba tiba membawa saya ke tempat itu? Maaf, seharusnya kan tanya pendapat saya dulu jika mau melakukan hal aneh begini"

Mata Eunhyuk masih fokus di jalanan di depan nya, tak menggubri cicitan gadis itu yang kini mendecakkan bibirnya mirip monyet kelaparan.

"Sajangnim~ saya sedang bicara dengan mu"

"Aku tahu, memang nya di sini ada orang lain?"

Eunhyuk santai saja, cenderung acuh dengan omelan gadis bawel itu, dan karena reaksi bosnya Jin Hye jadi makin berulah.

"Saya turun halte depan saja, hentikan mobil nya"

"Ini sudah hampir malam, aku akan mengantarmu sampai di rumahmu"

"Tidak perlu, saya bisa pulang sendiri!"

"Bisa tidak kau patuh kali ini saja hah?! Sekertaris bawel, dan satu lagi, jika tadi aku membawa mu ke tempat itu karena memang itu tugas dari profesimu, jadi jangan protes"

"Cih 'jangan protes?' Oh ya? apa di pamerkan kesana kemari sebagai -kekasih- saya juga tak boleh protes"

Jin Hye akhirnya tak mampu lagi menahan rasa penasaran dan sebalnya, kenapa sih tak mencari wanita lain untuk pura pura jadi kekasih nya? Heol presdir yang aneh.

"Apa kau di rugikan? Ckck setahu ku banyak wanita di luar sana yang kegirangan jika ku akui pacar, apa kau buta hah? berapa banyak pegawai wanita di Tous Lesjours yang bermimpi ku jadikan kekasih, dasar tolol"

"Ckck saya tidak termasuk ya, gila saja jika saya termasuk -gadis gadis bodoh itu"

Eunhyuk berdengus lalu meminggirkan mobilnya, lalu menunjuk pintu mobil dengan jarinya.

"Cepat turunlah!"

"Cih, memang saya minta di turunkan sejak tadi kan, aneh"

Jin Hye mengganti sepatu mahal Wedges itu dengan miliknya, lalu melempar sepatu mahal tadi ke jok kursi di belakang dan meraih tasnya.

"Besok gaun ini saya kembalikan, baju semahal ini sama sekali tak pantas di pakai orang miskin dan tolol seperti saya, sampai jumpa besok"

Saat membuka pintu mobil gadis itu terkejut setengah mati, dan menoleh ke arah bos nya.

"Ini?...kok kita sudah~"

"Ne aku meminta mu turun karena ini sudah di depan rumah mu, apa kau mau ikut aku pulang ke apartemenku saat aku minta turun tadi kau malah marah marah?"

"Eoh hehehe tadi ku kira~"

"Mwo mwo?? -Kau kira apa?"

Eunhyuk menaikkan alisnya, ingin sekali tertawa keras melihat wajah gadis itu yang merona malu karena salah paham yang fatal, oh kau memang bodoh Park Jin Hye.

"Terima kasih sajangnim sudah di antar pulang, sampai besok pagi"

"Ne sama sama, istirahatlah, lain kali jika mengomel lihatlah jalanan juga agar tahu kau di mana"

"Heh maaf ehehehe~"

Dia langsung turun dari mobil dan membungkuk sebentar, kemudian tanpa aba aba Mobil Porche itu langsung melesat pergi dan Jin Hye memukuli kesal dahinya pelan sambil menghentakkan high hels nya di trotoar jalan.

*

*

*

XXX CLUB GANGNAM, SEOUL.

"Tumben kau kesini sendiri eum?"

Seorang pria tampan dengan kaos sweter abu abunya duduk di samping Eunhyuk, menyesap wiski dari gelas sloki nya.

"Hanya sedang suntuk saja, karena Kyuhyun pasti sibuk kencan dengan pacarnya itu"

Eunhyuk ikut meneguk wiski nya, kepalanya pusing dan dia menyanggah dengan lengan.

"Apa ada barang baru Changmin-ah?"

Yang di tanya terkekeh, melirik jam tangan nya baru di angka delapan.

"Masih sore bung, apa kau mau main di ranjang -se sore ini?"

"Aku sedang suntuk dan butuh hiburan, haish berikan padaku sekarang jika ada barang baru"

"Hahaha baiklah, ada sih dia cantik sekali, baru dua minggu di sini dan masih muda, umurnya masih dua puluh tahun, kau mau?"

"Apa masih Perawan?"

Changmin menggeleng pelan dan Eunhyuk mendesah paham, -jangan harap- dapat gadis perawan di sebuah club malam, atau dia akan di anggap sinting.

"Baru beberapa kali pakai sih, pelanggan yang lalu bilang servis nya memuaskan, miliknya sempit keke~ dia justru mau menjadi purel karena pernah di tiduri pacar nya, kau tenang saja kau bisa pakai pengaman di laci nakas sudah di sediakan pegawai ku, malam ini aku beri diskon khusus untukmu"

"Ah baiklah aku ke atas dulu ini kartuku, gesek saja sesuka mu"

Eunhyuk memberikan ATM black card nya. Lalu berdiri melepas jasnya hingga hanya memakai kemeja putih, berjalan menuju lift ke room kamar atas nomer 404, yang selalu menjadi langganan kamarnya jika menginap di club malam ini, bersama wanita jalang tentu nya.

****

Pria itu mengusap wajahnya. Berbaring di pinggir ranjang menutup wajah nya frustasi dengan telapak tangan, dan pendingin udara di room kamar nomer 404 itu tetap saja tak ada efek nya, dia masih berkeringat.

Entah efek karena bercinta tadi, atau karena otaknya yang pusing karena di pakai berpikir terus.

"Tuan kok belum tidur? Ini sudah larut malam"

Wanita muda cantik yang tubuh nya telanjang hanya berbalut selimut itu memegang bahu nya, jika selama beberapa jam lalu dia mendesah tak karuan, karena reaksi ganas Eunhyuk yang sepertinya berlebihan pada tubuhnya. kini dia mengigit bibirnya lagi, saat mengusap dada bidang telanjang itu yang menggiurkan.

Dia menyukai tamu pria nya kali ini, wajar saja, karena semua purel di club malam elit itu selalu berharap Lee Hyukjae -lah tamu VIP disana yang akan memakai nya dan memintanya masuk ke room 404.

"Pakai bajumu cepat, kau bisa pergi dari sini sekarang!"

Eunhyuk menyingkirkan tangan itu, meski sang wanita merasa tak rela, dia justru ingin pria tampan ini menjamah tubuhnya lagi dengan panas, lalu menghabiskan sisa malam mereka dengan suara suara merdu percintaan mereka, jika perlu hingga pagi.

"Kau tahu kan peraturan ku di tempat ini? Atau Shim Changmin belum memberi tahu mu"

"Ngh nde tadi tuan Shim memberitahu"

"Baguslah, ini untukmu cepat keluarlah"

Eunhyuk menyodorkan setumpuk won mungkin sekitar satu juta nilai nya dan dengan bibir mengerucut yang merah karena lipstik, sang gadis terpaksa berdiri menyambar uang itu lalu memunguti gaun nya di lantai, tanpa malu dia memakai Bra nya dan underwear nya di depan Eunhyuk, sambil berharap biasanya -para pria akan kembali tak tahan menyerang nya dan membawa nya ke ranjang lagi, tapi sepertinya dia harus kecewa karena pria itu acuh saja, memejam dan berbaring di ranjang memakai selimut.

"Tutup pintu nya saat kau keluar!"

"Ne tuan, selamat beristirahat, permisi"

Blam....

Pintu tertutup keras setelah wanita jalang tadi pergi, dan dengan frustasi pria itu duduk di ranjang meremas rambutnya.

"Oh shit Jung Jina brengsek!!! Argh Park Jin Hye....Jung Jina argh sial! kenapa dua wanita itu seperti iblis betina berputar putar terus wajah nya di kepalaku"

Eunhyuk menendangi bantal dan selimut, ucapan wanita yang kini berstatus ibu tirinya itu mengiang lagi di telinga nya, dan bayangan masa lalu itu seperti slide film berputar di tembok kamar.

*

*

*

Flashback on....

Eunhyuk mungkin akan merasa makin bersalah telah melakukan ini, namun tetap saja ini bukan sepenuhnya kesalahan nya.

"Hyuk-ah"

Gadis berumur dua puluh tiga tahun, dan hampir menamatkan kuliah nya itu membelai wajah tampan nya, lalu mendaratkan bibirnya lagi di bibir plum Eunhyuk.

"Noona, eugh maafkan aku"

dia sebenarnya adalah teman kelas Eunhyuk di kampus, umur mereka hanya berselisih satu tahun, tapi itu tak masalah karena sejak dua tahun lalu dia memang memiliki Jung Jina sebagai kekasih nya.

"Ini bukan salah mu, aku juga yang menginginkan nya"

Gadis ini adalah cinta pertama Eunhyuk, katakanlah dia menganggap Jung Jina itu bagai dewi khayangan yang begitu cantik, bahkan tubuhnya yang bak boneka porselen itu telah di jamah Eunhyuk satu jam lalu dan mereka harus mengumumkan pada dunia jika Lee Hyukjae bukan lagi perjaka, dan Jung Jina bukan lagi gadis perawan.

Anggap saja tolol, tapi cinta memang terkadang membuat orang menjadi tolol kan, contohnya saat ini mereka tak berpikir panjang di usia yang masih muda, bergelut di ranjang dan saling mendesah nikmat menyatukan intim dan berakhir dengan terbang ke surga setelah orgasme, sungguh indah.

"Hyuk-ah kau harus menikahi ku, aku takut"

Eunhyuk mengangguk memeluk tubuh telanjang itu, dia harus jadi pria bertanggung jawab kan, setelah meniduri wanita, apalagi mengeluarkan spermanya di dalam, maka jangan pernah berpikir lari dari kewajiban.

"Ne aku akan bicara dengan eomma dan noona Sora, tenang saja chagi"

Dia tak mungkin mengatakan -appa- karena toh ayahnya tak pernah peduli anak lelakinya ini, mau menikah atau tidak, pria bernama Lee Kanghun itu hanya suka senang senang meniduri jalang, lalu berakhir dengan mabuk, dan jika pulang ke rumah dia akan bertengkar lagi dengan ibunya, dan Eunhyuk harus kembali memeluk sang ibu yang terisak, karena ulah kasar ayahnya.

"Kapan kita menikah? Hyuk-ah aku takut jika hamil"

Eunhyuk menggeleng, mereka baru melakukan sekali tadi, tak mungkin kan perut Jina langsung berisi calon bayi.

"Aku janji secepatnya, setelah aku lulus aku akan menikahimu"

"Tapi itu masih lama? Ah baiklah aku akan menunggumu, lagi pula ujian akhir dan sidang sebentar lagi"

"Janji tunggu aku eum"

Jina mengangguk duduk di paha pria itu, dan mencium lagi bibir Eunhyuk.

"Saranghae"

"Nado saranghae"

Flashback off.

avataravatar
Next chapter