2 O N E

Pertama seharusnya berkesan.

Gelap menerpa karna mentari belum menyapa, seorang gadis manis masih bergelung manja dengan sang selimut tebal. Serasa dunia hanya miliknya seorang.

Saat jam weker berbunyi tepat pada pukul 05.00 gadis berambut hitam itu sedang menggeliat dan membuka matanya, rasa kantuk masih menyerang tapi dia harus cepat kalau tak ingin terlambat.

"Vanilla... Cepetan bangun nak!" seru wanita berumur dari luar kamarnya.

"Iya ma ini udah bangun kok" ujar gadis itu bergegas menyibak selimutnya, kemudian mengambil kacamatanya dan bergegas membuka pintu kamarnya masih dengan setengah sadar.

Ini dia, gadis kalem nan manja (kalo sama keluarga dan temen dekat aja) berambut sepunggung, berkulit putih, tak lupa dengan kacamatanya. Gadis itu sedang berjalan sempoyongan sambil memeluk sang mama. Dia -Vanilla Casellya Dion.

"Morning mama" ujarnya sambil mengucek matanya.

"Morning sayang, buruan bangunin kakak kamu, adek-adek kamu biar mama yang bangunin" Vanilla mengangguk dan berjalan menuju kamar di sebelahnya.

Pastinya dia heran toh kakaknya gak budek tapi kalo dibangunin mamanya ni orang kayak bangkai kebo kering, gak bernyawa dan gak bisa gerak.

Nyusahin.

Brak!!

Vanilla membuka paksa pintu yang sebenarnya tidak dikunci itu.

"Kak buruan bangun" Vanilla menoel-noel pipi Ray yang sedang terlelap damai.

"Kak bangun kenapa sih susah banget buat bangun pagi" dari toel-toelan pelan di pipinya berubah menjadi gamparan berlevel 5 yang pedas kayak sambel buatan mama.

"Yaelah lo, La" racaunya.

"Bangun gak lo doraemon" sentaknya.

Kenalin nih dia si badboy SMA Tri Bakti

-Raymond Anggara Dion dengan visual yang luar binasa sampe binasain hati perempuan karna saking hots nya dia, mana mukanya limited edition kalo kata dia itu gimana ya 'HANDSOME' gitu. Emang sih Ray itu udah ganteng, tajir pula, Ray itu ketua karate yang paling disegani di Tri Sakti.

"Vanilla mulutnya" Ray langsung duduk dan bersandar di senderan ranjang sambil menyisir rambutnya yang berantakan.

"Kenapa? Ga suka di bentak-bentak gitu?" tanya Vanilla sinis dan Ray langsung mendapat sentilan di jidatnya yang kinclong kaya pantat bayi.

"Nakal ya tangannya" tangan Ray langsung nyeleneh menjitak kepala adiknya, lebih tepatnya sang kembaran.

"Kebo masih ga mau bangun ya udah Vanilla ngambek nih" ujarnya sambil melipat tangan didepan dada (bossy) sambil memajukan bibirnya beberapa senti.

Cup

Ray menghadiahi adiknya sebuah kecupan selamat pagi dipipi kanannya.

"Jangan cium-cium sembarangan. Jijik!"

"Udah ah jangan ngambek, kakak gak mau adek kakak yang manja ini ngambek kan jadi nyusahin" tangan Vanilla yang gemas langsung menjambak rambut panjang kakaknya.

"Doraemon sialan!" Rutuknya sambil pergi meninggalkan kakaknya yang masih meringis menahan perih di kulit kepalanya.

---

"Pagi pa, ma, pagi juga adek-adek ku yang unyu" Ray turun dari tangga dengan baju dikeluarkan ditambah lagi dengan kalung rantai berbandul kepala tengkorak, rambut acak-acakan, tangan di masukan ke saku celana abu-abunya tak lupa juga dengan tas navy yang bertengger manis di bahu kanannya.

"Pagi anaknya mama" jawab sang mama dan sang papa hanya mengangguki

"Ish sok keren dasar fak boy!" desis Vanilla dan masih bisa di dengar oleh Ray.

"Kakak denger loh dek, udah dong ngambeknya" Ray langsung duduk di sebelah sang adik.

"Bodo amat" Vanilla memutar bola matanya malas.

"Woi kak, muka lo sok keren banget dasar buaya darat bertanduk setan" Vella menimpali dengan pokerface nya.

"Vella mulutnya" kali ini Diego yang bersuara memperingati kembarannya, eh maksudnya kembaran pertamanya, dan kembaran keduanya adalah Valeska. Dia hanya menyimak.

"Ini nih pasti ajarannya si manja" Ray melirik kearah Vanilla yang sudah mendengus kesal.

"Apaan sih kalian pagi-pagi udah bikin gerah aja, ayo cepetan makan ntar kalian telat sekolah, apa lagi kalian berdua ini udah yang paling tua tapi gak pernah akur" Liliana menasihati.

"Iya, ma" jawab mereka berdua kompak.

"Apaan sih main ikut-ikut aja"

"Gak tuh" Ray protes

"Makan!" seruan berhawa dingin itu sontak menginterupsi semua orang di meja makan itu untuk segera sarapan.

"Kak, cepetan nanti telat" Vanilla langsung berjalan menuju mobil sang kakak terparkir.

Gadis kalem dan anggun ini sudah siap dan dalam keadaan rapih, wajahnya manis karna dua lesung pipinya yang dalam, di tambah rambut yang di cepol asal membuat dirinya terlihat lucu tak lupa kacamata yang mempermanis dirinya.

"Lo bareng gue? Yang lain sama siapa? Sama Pak Awi ya?"

"Bawel banget, mereka bareng papa hari ini Pak Awi lagi sakit" jawab Vanilla sekenanya.

"Buruan naik"

Mobil Ferrari merah maroon itu memasuki pekarangan SMA Tri Sakti dan menarik perhatian semua siswa.

"Kak selama disekolah anggap aja gue temen lo, bukan adek maupun kembaran lo, gue capek diserang fans fanatik lo" Vanilla menatap kakaknya sedikit memohon.

"Yaudah terserah lo aja" Ray langsung keluar dari mobilnya dan langsung di sambut teriakan histeris para ciwi-ciwi.

Vanilla langsung keluar dari mobil dan memisahkan diri dari sang kakak yang sedang Tp-Tp (Tebar Pesona).

Vanilla berjalan menyusuri koridor menuju kantor kepala sekolah. Saat tiba Vanilla langsung mengetuk pintu ruangan kepala sekolah.

"Om Bian, Vanilla dikelas mana ya?" tanya nya pelan

"Vanilla kamu udah gede ya, lama banget kamu balik dari London udah 3 tahun baru sekarang baliknya, ternyata tambah manis ya" Om Bian terkekeh geli.

"Om aku kelas mana? Hehehehe" Vanilla menyadarkan Bian yang terlalu banyak tertawa.

"Oh ia kamu masuk kelas X MIPA 1, biar om antar"

Bian berjalan menuju kelas X MIPA 1 berada Vanilla hanya mengekor di belakang. 

"Pagi, Bu Via, maaf mengganggu saya kesini mengantarkan murid baru"

"Oh murid baru ya pak, terimakasih pak" Bian langsung pamit dan kembali keruangannya.

"huft" dirinya menghela nafas dan langsung masuk ke kelasnya.

Semua mata melirik dirinya termasuk kembaran sok kerennya, Vanilla hanya tersenyum tipis.

"Baik anak-anak pagi ini kita kedatangan murid baru, silakan nak perkenalkan diri kamu" Bu Via menatap Vanilla sejenak.

"Selamat pagi perkenalkan nama saya Vanilla Casellya D. saya pindahan dari London, salam kenal semoga kita bisa berteman baik ya" Vanilla tersenyum kikuk.

Suasana agak canggung karena semua mata tertuju padanya dengan ekspresi yang berbeda-beda.

"Baik nak silahkan duduk di sebelah Ray, perkenalkan nama ibu, Avia, kamu bisa panggil Bu Via, ibu adalah walikelas kamu" Bu Via memperkenalkan dirinya kepada Vanilla.

Ray menepuk kursi kosong di sebelahnya, Vanilla menyadari maksud baik sang kakak dan langsung duduk di sana. 

Sontak saja hal itu menarik perhatian sebagian siswi di kelas itu.

Vanilla hanya diam.

"Kenapa sih?" tanyanya pelan.

"Welcome my sister" bisiknya ditelinga Vanilla.

Perlakuan Ray itu menarik perhatian sebagian siswa lainnya, termasuk gerombolan cowok dibelakang tempat duduknya.

Vanilla hanya diam dan mulai mendengar desas-desus penghuni kelas itu.

Kringg!!

Tak terasa jam pelajaran sudah berganti dengan waktunya para siswa untuk beristirahat.

"Mau ke kantin?" Ray menatap adiknya yang sedari tadi diam, Vanilla bukan pendiam tapi dia kalem dan elegan ya mungkin saja dia terlihat pendiam karena dirinya malas untuk berbicara.

"Duluan aja kak, gue males" ujar Vanilla pelan kemudian beralih mengambil ponsel berlogo apel yang digigit itu.

"Yaudah" Ray menepuk kepala adiknya.

"Woi buruan!" seru Andra dari depan kelas.

"Santai bro" ujar Ray menyusul.

"Hmm siapa nama lo tadi? Oh ia Vanilla ya, lo siapanya Ray?" tanya segerombol cewek.

Vanilla mendongak menatap gerombolan ciwi-ciwi di hadapannya.

'satu genk rupanya'

"Temen" jawab Vanilla sekenanya.

"Temen apaan, lo udah nempel banget sama dia kayak gitu masih bisa dibilang temen?!" sewot cewek tadi.

"Emang apa salahnya gue temenan sama dia?" ujar Vanilla lempeng.

"Cara lo deket sama dia salah!" ujar salah satunya emosi.

"Sorry ya, btw apa urusannya sama kalian?" Vanilla menatap cewek bername tag Zahra itu.

"Lo nyolot!" ujar cewek satunya Regina.

"Lo tau nggak kita siapa?!" ujar Zahra ketus.

"Emangnya penting ya?" acuh Vanilla kembali memainkan ponselnya.

"LO HARUS TAU KITA INI MOST WANTED DI SINI, KITA 'THE ANGELS' DAN SATU LAGI LO HARUS TAU RAY ITU PACARNYA ASA!! JADI BUAT LO PELAKOR MENDING LO JAUH-JAUH KALO PERLU BALIK KE KAMPUNG LO!!"

'Malaikat? Setan ia, dasar lampir!' batin Vanilla.

"Peduli gue apa?" acuh Vanilla menatap intens geng The Angels itu.

"Kurang ajar banget lo, sebelum ada lo, gak ada yang berani ngelawan kita!" bentak cewek bernama Nathsyah itu

"Gue daftar jadi yang pertama untuk nentang kalian!" Lala berseru dari ambang pintu. Dia -Rachaela Ayrella Reyhan sahabat Vanilla dari kecil.

"Mau jadi pahlawan kesiangan lo?" bentak Alisyah tajam

"Gue bukan pahlawan kayak superman yang pakek kolor diluar tapi gue sahabat yang setia buat ngelindungin temen gue" Lala memegang tangan Vanilla.

"Dasar lemah, SAMPAH!" desis Dania.

"Jaga mulut lo cabe keriting!" Lala berkata ketus sambil tersenyum miring.

"Udah La gak guna ngabisin tenaga buat mereka yak gak punya kerjaan" Vanilla menarik Lala pergi dari kerumunan orang-orang kuker (kurang kerjaan)

Mereka terus berjalan hingga menuju taman belakang.

"VANILLA, GUE KANGEN BANGET SAMA LO" ujar Lala langsung memeluk erat Vanilla.

"Biasa aja kali La, bisa mati kecekik ni gue" Vanilla terkekeh.

"Setelah 3 tahun kita pisah akhirnya kita ketemu lagi, sahabat kalem nan manja gue ini akhirnya balik juga, lo harus tau gue kangen banget sama lo" Lala tak henti-hentinya tersenyum.

"Gue juga rindu berat sama elo La, cuman lo satu-satunya sahabat yang gue punya" Vanilla ikut tersenyum manis.

---

Di kantin.

"Eh Ray tu si cewek baru, siapanya elo?" Tanya Ardi kepo.

"Pacar gue kenapa emang?" jawab Ray lempeng

'Boong dikit gapapa kali' batinnya.

"Gilak!"

"Eh si buaya"

"Lah si babi"

"Aelah si curut"

"Anjir!"

"Segitunya ya?" Ray ngakak melihat ekspresi teman-temannya.

"Jadi lo mutusin si Hanna cuman gara-gara ni cewek, murahan bener" ujar Faeza sinis.

"Serah gue dong, lo gak usah komen" Ray kembali fokus memakan siomay nya.

"Dasar titisan lucinta luna lo! berapa banyak sih gebetan lo, buaya banget perasaan" Andra sewot.

"Sadar woy yang buaya siapa, kayak lo suci aja" sinis Ray.

"Tapi tu cewek emang lebih oke dari mantan lo itu, siapa namanya gue lupa?.. Oh iya namanya Hanna" Aldy berkomentar

'Iya lah oke, dia kan adek si babang gans kayak gue'

"Jelas lah" Ray senyam-senyum sendiri.

"Kotor otaknya" Aldy menempeleng kepala Ray.

"Sakit goblok!" Ray melotot

"Ngajak jotos lo?" tanya Aldy ketus

"Berisik lo pada!" bentak Faeza kasar

Faeza langsung beranjak dari kantin dirinya pergi menuju kelasnya.

Vanilla sedang asik berjalan mengikuti langkah kaki Lala dengan mata yang terfokus pada novel yang sedari tadi ia baca, Vanilla suka membaca novel karna itu salah satu hobinya dari kecil.

Brakk!

avataravatar
Next chapter