8 CEKIDOT LAGI

Naura menyambutku antusias bak selebriti. Rupanya, dia sengaja datang pagi-pagi hanya untuk menungguku. Duh, keponya sahabatku ini cuma gara-gara seorang Avicenna. Tampak jelas juga dari rentetan pesannya di Whatsapp yang bikin aku geleng-geleng kepala; Senna inilah, itulah …. Tolong, deh, Naura. Sadar diri dengan gap usia kalian. Seharusnya, dialah yang lebih pantas terlibat dengan si berondong, bukannya aku yang hanya kebetulan dipermainkan oleh nasib.

"Manda!" Naura tampak kaget dan menangkup wajahku. Apa lagi, sih? Baru ketemu sudah heboh begitu kelakuannya.

"Baru kemarin lo pulang bareng Senna, paginya sudah bertelor jerawat satu!"

Hah?

Aku meraba-raba bagian wajahku untuk mencari si tersangka. Eh, ternyata benar. Ada nongol satu gede di bawah tulang pipi, pantas saja rasanya sakit pas cuci muka pagi ini. Pasti gara-gara ketiduran tadi malam lupa bersih-bersih dulu. Tapi, ya ampun ... apaan, sih, Naura, kalimatnya menyindir begitu! Aish ....

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter