7 Dasar Guru Sialan!

***

Esok hari pun tiba, karena hari ini adalah hari pertama Ruli sebagai wali kelas, dia datang menggunakan pakaian yang lumayan sopan dan seperti guru pada umumnya menurutnya, kemeja pantai dengan dua kancing atas terbuka lengkap dengan kalung besi putih dan kaca mata hitam yang semakin membuatnya terlihat bukan seorang guru tentunya, tapi yasudahlah terserah dia saja.

Ketika menuju kelas dia membawa mantel hujan, karpet, dan beberapa gulung koran yang telah dia persiapkan di meja kerjanya, sehingga para guru kebingungan.

"Ni orang mau mengajar apa cleaning service sih? dan pakaian macam apa itu yaampunn."

Kira-kira begitulah hal yang sedang di bisikkan para guru-guru disana.

Bell jam pertama pun berbunyi, Pak Ruli segera membawa barang-barangnya sambil menuju kekelas 11 Ips3, dalam perjalanan dia berpapasan dengan Ibu Tesya.

"Bapak mau ngapain? ada acara gotong royong ya? kok ngak ada pemberitahuan?" ujar Ibu Tesya bertanya-tanya.

"Ah bukan bu, ini cuman media belajar hahaha," jawap Pak Ruli sambil tertawa aneh, dia memang selalu aneh.

"Oh begitu, saya baru tau ada guru seni yang menggunakan karpet dan koran sebagai media belajar, bakal jadi alat musik ya pak? wahh nampaknya akan hebat," ungkap Ibu Tesya merasa kagum.

"I..e..apa? alat musik? oh ia ia alat musik hahaha begitulah kira-kira hahaha," jawab Pak Ruli sambil kebingungan harus jawab apa.

"Wah.. hebatnya, kalau begitu semangat ya pak!" ujar Ibu Tesya sembari mengangkat tangan kirinya.

"Siap komandan," canda Pak Ruli sembari berjalan ke arah kelas kembali.

"Hebat juga dia, udah semangat lagi aja padahal semalam baru nangis, tapi baguslah," bisiknya dalam hati.

Sesampainya di depan kelas, dia meletakkan barang bawaannya sedikit jauh dari pintu kelas, dan dia bergegas memakai mantel hujan yang dia bawa lalu membuka pintu sambil berkata,

"Selamat pagi murit-murit manisku..."

Namun tiba-tiba saat pintu terbuka, "Syurrrr..." Seember air tertumpah keatas kepala Pak Ruli, semua siswa di kelaspun tertawa terbahak-bahak sekencang-kencangnya.

Namun mereka berhenti tertawa dan mulai kebingungan karena pria itu malah tertawa juga.

"Kalian pikir tipuan bocah sd kayak begini bakalan mempan sama saya?" ucap Pak Ruli sambil menurunkan sedikit kacamata hitamnya dan menatap tajam kearah para siswa.

"Kalian masih terlalu payah dibandingkan saya dalam mengerjai guru, jadi menyerahlah sobat," lanjutnya mengejek para siswa.

Diapun melepas mantel hujannya, dan keluar untuk mengambil karpet dan koran, karpet itu dia letakkan di depan pintu lalu di tendang sampai memanjang ke arah meja guru.

Para siswa pun merasa kesal karena sebenarnya mereka telah menuangkan minyak goreng di lantai agar guru yang datang terjatuh karena terpeleset, namun sepertinya Pak Guru kita ini telah duluan tau, atau bahkan telah duluan melakukan hal seperti itu.

Pak Ruli pun berjalan santai sambil berpura-pura membaca koran, berjalan kearah kursi guru dan duduk disana, melihat dia telah duduk, para siswa pun kembali tertawa sambil berkata,

"Mampus, syukurin hahaha makanya jangan sok ia deh, nempel nempel dah tu pantat hahaha," tawa mereka merasa dendam nya terbalaskan.

"Aduh kok nempel begini? aduh anak-anak manis tolong Bapak Guru dong, kalau kalian menolong bapak, bapak akan kasih kalian pelajaran dasar bocah!" ancam Pak Ruli sambil berdiri.

Para siswa pun kebingungan kenapa pria itu bisa berdiri, padahal kursinya sudah di olesi banyak sekali lem perekat, merekapun mulai saling menyalahkan siapa yang lupa atau tidak becus mengoleskan lem disana.

"Aduh anak-anak jangan berantam gitu dong ahh, lemnya kuat kok, nih buktinya! korannya susah banget dilepasin," sindir Pak Ruli dengan nada mengejek.

Ternyata sebelum duduk di kursi tadi, dia telah terlebih dahulu meletakkan kertas koran di atas kursi nya, sehingga yang lengket dengan kursi adalah koran tersebut, lagi-lagi para siswa nakal di buat kesal olehnya, karena biasanya semua guru sebelumnya selalu berhasil mereka kerjai namun gagal dengan preman ini.

Pak Ruli pun duduk di meja dan menyalakan rokoknya, menghembuskannya pelan dan santai sembari mengamati kelas yang dipenuhi wajah-wajah kesal, dia mengambil buku absen siswa dan membacanya, disana terdaftar 29 nama siswa, namun yang dia lihat di kelas hanya 27 siswa dengan 1 kursi kosong didepan dan 1 lagi paling belakang hanya ada tas sekolah, diapun tersenyum  seperti mengetahui sesuatu.

Dia berjalan kearah lemari mengambil sapu didekat lemari kelas, sapu itu dia gunakan untuk menghapus papan tulis, setelah papan tulis bersih dia mengambil satu kapur tulis dan menuliskan besar-besar,

"SESI BELAJAR SENDIRI."

Lalu dia mengambil kursi kosong didepan tadi dan mendudukinya terbalik menghadap lemari sambil menunduk tertidur.

Para siswa yang merasa kesal hanya bisa terdiam dan menatap lemari seperti khawatir atau berharap akan sesuatu, entah ada apa disana.

Pak Ruli membuka sebelah matanya dan melihat jam tangannya, menunjukkan 1 menit lagi bell istirahat akan berbunyi, dia pun mengambil pistol air dari kantong bajunya, meraih sapu dan memukul-mukulkannya ke lemari di depannya.

Tiba-tiba lemari itu terbuka dan ada seorang wanita berpakaian seperti hantu berambut panjang lengkap dengan makeup seram yang sudah sangat keringatan, dengan kencang berteriak, "Ahhhhh!....." mencoba mengagetkan orang di depannya, namun orang itu hanya duduk santai dan menembakkan pistol airnya ke wajah wanita itu sambil berkata,

"Surprise..." Sambil tersenyum.

Rupanya ketika dia mengambil sapu disamping lemari tadi, sebenarnya dia sedang memastikan sesuatu dan disana dia mengetahui bahwa ada  seseorang yang sedang bernafas ngapngapan di dalam sana.

Ternyata wanita itu adalah Lucy, wanita tomboi cantik berambut pendek namun penjahat kelas yang paling benci sama guru.

Just Info : Lucy adalah wanita tomboi penyuka motor dan film horor, dia suka mengerjai dan mengirim surat ancaman kepada guru-guru baru dengan nama Lucifer, yang membuat para guru baru ketakutan setengah mati.

Wajah dan makeup Lucy pun berantakan, melihat itu para teman-temannya pun malah tertawa karena tidak bisa menahan rasa lucu di wajah Lucy.

Lucy yang merasa kesal dan malu langsung membuka kostum dan rambut palsunya dan melemparkannya ke arah Pak Ruli dan mengambil tasnya dari kursi belakang bergegas meninggalkan kelas sambil berkata,

"Dasar guru sialan!  bleeee," umpatnya sambil menjulurkan lidah.

Pak Ruli hanya bisa tersenyum dan mempersilahkan para siswa keluar untuk istirahat, saat semua orang keluar ada beberapa siswa yang mendatangi nya.

"Jangan senang dulu, ini masih hari pertama," ancam salah seorang dari mereka sembari pergi meninggalkan kelas.

Just Info : Yang mengancam Pak Guru tadi adalah Rey, ketua geng sekolah dan anak anak nakal lainnya. Mereka dikenal sebagai mafia sekolah.

Mendengar itu Pak Ruli hanga tersenyum.

"Apa aku se nakal mereka ya dulu? hahaha jadi malu," bisiknya dalam hati.

Dia pun berjalan keluar dari kelas dan meminta agar cleaning service membersihkan kelasnya, namun dia terkaget, ternyata cleaning service itu adalah abang-abang sipenjaga kantin.

"Woi woi perasaan lo ada dimana-mana dah, lo penjaga kantin yang ngeselin itu kan, apa cuman mirip?" ujar Pak Ruli sembari menggerak gerakkan wajah si abangnya kekanan dan kekiri sambil mengamati.

"Semalam saya lelah membersihkan lapangan karena ulah anda, sekarang harus membersihkan kelas yang anda kotori, tolong lepaskan tangan kotor Anda dan cepatlah pergi dari sekolah ini," ucap abang-abang itu dengan wajah dan nada datar.

Mendengar itu Pak Ruli pun semakin yakin kalau pria ini dengan yang di kantin adalah pria menyebalkan yang sama.

***

Sementara itu didalam kamar mandi sekolah, Lucy yang sedang mencuci wajah nya bersama tiga temannya yaitu, Angel, Intan, dan Mawar yang sedang kesal dan berniat membalas dendam.

"Dasar guru sialan itu!.... kesel..... bisa-bisanya dia lama banget buka lemari, gw hampir mati sesak nafas, mana dia ngebuat gw di ketawain satu kelas lagi," gerutu Lucy sambil melompat lompat seperti pemanasan ingin mengahajar seseorang.

"Jel, War, Tan barangnya sudah siap?," lanjutnya bertanya kepada tiga temannya.

"Yaps! aman, tinggal nanti pulang sekolah kita jalankan misi ke dua," jawab Angel sambil tersenyum, merekapun keluar dan berjalan ke arah kantin.

Di kantin, Lucy yang tomboi mengusir para cowok-cowok cupu yang sedang makan agar pindah dari meja itu sehingga mereka yang duduk disana, siswa cowok itu pun segera pindah karena takut dan malu melihat Lucy yang galak dan Angel yang cantik.

"Apa lihat-lihat? semua cowok sama aja, bisanya cuman buat kesel," bentak Luci kepada para cowok disana.

Rey dan kawan-kawannya yang sedang nongkrong di sanapun tertawa.

"Hahaha galak amat jadi cewek, ihhh seremmm!" cetus mereka mengejek Lucy.

"Oi Lus, apa perlu kami yang turun tangan nih?" lanjut Rey mengejek nya lagi.

"Bacot amat sih lu, liat aja besok dia bakal gw balas, dia bakal malu sampai dipecat dari sekolah ini, dasar guru sialan sok ganteng itu.... muka macam apa itu tadi? nembak muka orang sambil tersenyum," ujar Lucy merasa kesal.

"Cie cie... ada yang di senyumin guru baru nih.... hahaha, awas benci jadi cinta cuy...," cetus Rey, dan mereka tertawa puas.

"Cinta apanya tolol? malahan dia pengen gw kunyah sekarang," jawab Lucy semakin kesal mengingat wajah dan kejadian dengan guru baru tadi.

"Tapi dia lumayan cakep juga sih," potong Angel sambil menyandarkan wajahnya di atas dua tangannya.

"Hah? mata lo juling ya gila? preman urakan model begituan lo kata cakep? cih.. gondrong doang ngak nyopet," sangkal Lucy merasa ada yang salah dengan otak temannya.

"Pokoknya rencana kita kali ini harus berhasil mengusir guru sialan itu, gw gak mau tau," lanjutnya meyakinkan teman-temannya.

"Tenang saja, aku kan Angel," tutup Angel dengan tersenyum.

"Tringggggg," Bell masuk pun berbunyi, para siswa berjalan masuk ke kelasnya masing-masing, begitu juga Lucy dan anak-anak lainnya.

***

avataravatar
Next chapter