1 Prolog

"Kasha!" teriak seorang perempuan di sebrang jalan sana.

"Tuh anak gak punya malu kali ya, teriak-teriak gitu," ujar perempuan yang diteriaki dari sebrang jalan, yang diketahi namanya adalah Kasha.

"Heh Kasha! Dari tadi gua panggilin kok lu gak nyaut-nyaut sih!? Malah ninggalin gua," kata perempuan itu, sambil mengambil napas karena dia berlari mengejar Kasha.

"Lu ga malu gitu Nessaaaaaaa!?"

"Malu? Buat apa malu?" balas gadis bernama Nessa.

"Oke gua salah, karena gua baru inget lu gak punya urat malu."

"Apaansih? Lu aneh deh Sha. Lu lagi galau ya?"

"Dahlah, iq lu yang dibawah rata-rata itu gak bakal ngerti." Kasha bingung kenapa sahabatnya satu ini sangat lemot, malu-maluin lagi.

"Is Kasha aneh," ucap Nessa.

Kasha tidak menjawab karena dia tahu perdebatan itu akan sangat panjang, lebih baik sekarang ia pergi ke toko buku, dari pada meladeni alien itu.

"Sha, kita mau kemana sih?"

"Toko buku," ujar Kasha singkat.

"Ngapain kesana?"

"Mau jual lu."

"Gila, Kasha benar-benar udah gila. Sahabat lu yang imut gini mau dijual? Gua gak bisa bayangin sih gimana hidup l-"

"Udah ya Nes, diem aja. Gua pites lama-lama," lanjut Kasha. Sahabatnya yang satu ini sangatlah berisik.

"Ya kan gua nanya Kashaaaaa," tutur Nessa.

"Lu ikut aja ya Nes. Dan lu nunggu aja di Cafetaria. Kalo enggak bisa darah tinggi gua liat lu," ucap Kasha.

"Ya udah deh, gua juga males ke toko buku, gua tunggu di Cafetaria yaa, jangan kangenin gua Kasha. Dadah," putus Nessa.

"Cepetan," desak Kasha.

Nessa pun menunngu Kasha di Cafetaria, karena dia hafal dengan sifat sahabatnya itu. Jika sudah berurusan dengan toko buku, Kasha akan sangat lama sekali. Dia pernah sekali menunggu Kasha 3 jam lamanya, karena ia terlalu lelah dan tak sanggup menunggu lagi, dia pun memutuskan untuk pulang ke apartemen. Kasha memang gila dan tidak berprikesahabatan, dia tidak kasihan dengan sahabatnya yang menunggu dirinya lama sekali. Saat itu Kasha berkata

"Gua kan gak minta lu temenin gua Nes, salah lu lah, siapa suruh mau ikut."

Memang sih dia yang memaksa Kasha untuk membiarkannya ikut dengan Kasha, karena dia bosan jika harus terus di apartemen.

"Hai!" ucap seseorang yang menyadarkan Nessa dari lamunan nya.

"Lu siapa!? Dateng-dateng langsung hai, permisi aja enggak," cerocos Nessa.

"Sorry. Kenalin gua Rafael."

"Oh."

"Jadi respon lu cuman oh doang?" ujar Rafael tak percaya.

"Terus gua harus gimana? Gua harus pasang red karpet? Atau gua harus undang One Direction?" balas Nessa.

"Enggak gitu juga, seenggaknya kasih tau nama lu gitu," ungkap Rafael.

"Nessa," ucap Nessa.

"Maksudnya? Nama lu Nessa?"

"Iya, nama gua Nessa."

"Cantik."

"Gue tau kalo gue cantik, makasih pujiannya," ujar Nessa dengan tingkat kepedeannya yang super.

"Hahaha, lu-"

"Nessa!"

"Eh Sha, tumben cepet?"

"Iya, pulang yuk," ajak Kasha.

"Ayok."

Mereka berdua tidak memperdulikan Rafael yang ada disana, seolah olah Rafael tidak ada disana.

"Hei?" ujar Rafael.

"Oh iya Sha, dia Rafael." Nessa mengenalkan Rafael kepada Kasha.

"Hm. Pulang yok."

"Ya udah. Fa, gue duluan," pamit Nessa.

"Yoi, hati-hati." Dapat Rafael liat bahwa Kasha menunjukkan ketidaknyamanan terhadap dirinya.

Nessa hanya mengacungkan jempol nya sebagai balasannya. Mereka berdua pun pulang ke apartemen. Ya mereka tinggal di apartemen yang sama.

"Eh Sha, kok lu cepet banget sih?"

"Lu maunya apasih Nes? Gua lama salah, gua cepet salah, bingung gua tuh," ungkap Kasha.

"Atau lu mau lama-lama sama si anak bule itu!? Aduh Nes gua saranin jangan deket-deket sama anak bule, suka php soalnya," sosor Kasha.

"Gak level Sha, gua mah sukanya tetep sama si ehem," balas Nessa.

"Si ehem siapa anjir," ucap Kasha.

"Dasar nenek-nenek, gitu aja lupa," decak Nessa.

"Yeuu, serah deh," kata Kasha.

"Lu beneran lupa?" Nessa tak percaya sahabatnya itu melupakan hal itu.

"Iya lah, lu pikir gua pura-pura lupa," balasnya.

"Astaga, si Arga itu loh," ungkap Nessa.

"Ohh, si om om itu."

"Enak aja om om, dia tu bukan om om Kashaa," jelas Nessa.

"Tapi Nes, mukanya mirip om om," ucap Kasha.

"Ais, serah lu deh Sha."

Dan Kasha hanya tertawa.

"Lo mau kemana Sha?" tanya Nessa pasalnya ia melihat Kasha berdiri dari sofa.

"Mau ke kamar," jawab Kasha tanpa berpaling ke Nessa.

"Ooo."

Disaat Kasha ke kamar, Nessa memilih untuk tidur di sofa karena ia malas untuk pergi ke kamarnya. Kamarnya dan kamar Kasha jelas berbeda, karena apartemen ini mempunyai dua kamar.

Sedangkan di kamar Kasha, ia tengah memilih baju untuk dipakai sehabis ia membersihkan diri. dan pilihannya jatuh kepada setelan bergambar teddy bear. Setelah mendapatkan pakaiannya ia bergegas untuk membersihkan dirinya.

Sekitar 20 menit membersihkan dirinya ia mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan pengering rambut, ia juga memakai pelembab bibir. Setelah selesai, Kasha memutuskan untuk membaca novel yang ia beli tadi di toko buku. Ia hanya membeli 2 buku yang sudah ia incar dari kemarin maka dari itu dia tidak berlama-lama di toko buku tersebut.

Ia membaca novel berjudul "Alana's Life" itu adalah cerita dari aplikasi orange yang selama ini disukai. Ceritanya tidak hanya tentang cinta anak remaja. Cinta hanya sebagai selingan saja, yang di utamakan adalah keluarga dan persahabatan.

Yang membuat cerita itu berbeda dari cerita yang lainnya. Ia menghabiskan waktu selama 3 jam untuk membaca buku itu. Setelah itu ia juga membaca novel berjudul "Loudy" novel yang bercerita tetang Loudy dan masalah-masalah yang terus menerus menghampiri dirinya. Entah itu masalah keluarga ataupun masalah di dunia kepenulisan.

Penulis novel "Loudy" dan "Alana's Life" itu sama, hanya bedanya adalah cerita "Alana's Life" ada di aplikasi orange yang sangat banyak digemari oleh kaum perempuan sebagai pelarian dari dunia nyata.

Sedangkan cerita "Loudy" berada di aplikasi berlogo love yang dipadukan dengan warna ungu dan pink. Ia menghabiskan waktu selama 3 jam lagi untuk membaca habis novel "Loudy"

Beberapa menit setelah selesai membaca habis cerita "Loudy" ia merasakan perutnya yang berbunyi, yang menandakan bahwa ia sedang lapar. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 19.00 WIB, yang berarti ia menghabiskan waktu selama 6 jam lamanya untuk membaca habis dua novel yang baru ia beli.

Sedangkan di depan, Nessa yang tengah tertidur pulas itu terbangun karena nada dering handphonenya yang mengagetkan dirinya. Ternyata itu adalah panggilan dari Mama Nessa, yang menanyakan kabar Nessa. Sungguh Nessa sangat merindukan orang tuanya.

"Halo Nessa," ucap Mama Nessa yang bernama Lusi.

"Mama! Nessa kangen banget."

"Mama juga kangen sama Nessa. Nessa apa kabar? Baik kan? Udah makan?" tanya Lusi.

Nessa tertawa mendengar pertanyaan beruntun dari sang mama. "Nessa baik Ma. Nessa juga udah makan. Mama sama Papa apa kabar? Oh iya Ma, Papa dimana?"

"Mama sama Papa sehat kok. Papa lagi diluar sayang," ujar Lusi.

"Nessa pengen banget pulang ke Jogja untuk ketemu Mama sama Papa, tapi sekarang Nessa lagi sibuk," sesal Nessa.

"Nessa harus selesain kerjaan Nessa dulu dan banggain Mama sama Papa, oke?" ucap Lusi.

"Siap laksanakan."

"Yaudah Mama tutup dulu ya, mama mau masak. Dadah anak gadis Mama. Sehat-sehat terus ya, Mama sayang kamu,"

"Iya, Nessa juga sayang Mama. Mama juga sehat-sehat terus ya. Nessa sayang Mama juga."

Mama Nessa menutup teleponnya dan ternyata Nessa sudah meluncurkan air matanya, sebagian dari kalian mungkin tau bagaimana suka duka menjadi anak rantau bukan, jauh dari kedua orang tua bukanlah hal yang mudah. Demi membanggakan orang tuanya ia harus giat belajar, harus!

avataravatar
Next chapter