27 S[H]AME

Happy reading 😥😥😥😥😥😥

---------------

Sepertinya itu ibu dari anak itu. wajahnya penuh memar dan luka yang sudah berhari-hari dibiarkan tak terobati. Di sudut bibirnya ada darah yang mulai mengering. Rambut halus panjangnya tergerai acak-acakan seperti habis dijambak. Dan pakaiannya, Oh tuhan. Gea hanya mampu mengucap nama itu. Astaga betapa nahasnya nasib perempuan malang ini.

"Kamu di sini, nak. Ibu dari tadi mencarimu" Ibu itu menghampiri anaknya yang sedang duduk di bangku panjang bersama Devan.

"Mama …" Anak itu melompat kegirangan memeluk wanita yang berdiri tidak jauh dari mereka.

Devan dan Gea menghampiri kedua orang itu. "Perkenalkan saya Devan dan ini kekasih saya Gea." Devan menjulurkan tangannya dan ibu itu menyambutnya ramah.

Gea melotot tidak suka pada Devan. Bercandanya berlebihan, Gea tidak suka.

"Saya Rasty. Dan ini anak saya Andy. Kalau begitu kami …"

Devan meraih tangan wanita yang bernama Rasty tersebut. "Berceritalah pada kami walau sebentar. Siapa tahu kamu ingin membaginya."

Rasty hanya menatap tangannya yang dipegang seperti itu oleh Devan. Devan yang mengerti kalau Rasty ini sudah bersuami segera melepasnya lalu mengucapkan kata maaf.

"Terimakasih karena kalian sudah menemani Andy, tapi,"

"Kalau anda keberatan tidak apa-apa." Gea segera menjawabnya.

"Baiklah. Tapi hanya sebentar ya." Rasty pun membimbing keduanya agar mengikutinya ke taman yang ada di dekat jalan. Andy bermain di sana dan Rasty bercerita.

"Aku harus mulai dari mana?" Tanya Rasty kebingungan.

"Dari mana saja." Jawab Devan.

"Aku merupakan sekretaris dari CEO yang sekarang menjadi suamiku. Ini mungkin bukan cerita yang baik untuk diceritakan tapi aku hanya ingin membagi kisah. Kisah kami bukanlah kisah yang baik dan akhirnya aku pun mengalami karma. Arga nama suamiku. Kami memulai hubungan gelap itu saat aku mengungkapkan cinta padanya."

Astaga. Gea langsung bergeming seketika.

"Dia Arga. Kakak kelasku dulu. Aku selalu mengejarnya saat kami duduk dibangku SMA. Arga merupakan sosok lelaki populer. Dan dia pacaran dengan Sinta, sahabatku. Dia jadi mengenalku karena Sinta. Aku yang kelewat bahagia bukan kepalang karena suatu hari dia menyapaku membangkitkan semangatku untuk kembali mengejarnya."

Rasty meneteskan air mata. Mungkin dia merasa pahit sekaligus bersalah karena sudah mengkhianati sahabatnya.

"Untuk pertama kalinya setelah kami terpisah setelah SMA aku melamar di perusahaannya. Dia yang mengenaliku sebagai sahabat Sinta langsung menyetujui surat lamaranku dan mempekerjakanku sebagai sekretarisnya. Aku tak tahu jika dia masih mengenalku. Dan yang lebih ku tak mengerti adalah dia ternyata telah bertunangan dengan Sinta."

Satu persatu kalimat yang meluncur itu menohok hati Gea. Sayangnya, Gea justru mengetahui jika Digo sebelumnya sudah bertunangan dengan Renata. Dia justru menawarkan hubungan gelap itu pada Digo. Gea memang wanita pelakor yang sebenarnya. Apa masih ada hak untuk dirinya agar dia kembali berjuang. Memperjuangkan cinta kotornya..

"Dan terakhir aku hamil. Namun, Arga bersedia untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dia seperti lelaki sejati, sayangnya ternyata aku dengan bodoh masuk kedalam perangkapnya. Aku terjebak dalam kepiawaiannya memainkan lakon lelaki sejati. AKu terhanyut. Kau tahu apa yang dilakukannya saat pertama kali kami menikah?" Suaranya terhenti. Dia menangis sejadi-jadinya. Rasty memeluk Gea dan menghantarkan sejuta sakit yang mampu dirasakan Gea.

"Saat malam pertama kami yang sepatutnya diisi dengan nuansa sakral, dia justru mengkhianatiku. Arga dan Sinta melakukan hubungan badan di kamar pengantinku. Sinta mendesah sambil terus melihatku dengan senyum meremehkan. Dan pada akhirnya kami hidup satu atap dengan Shinta selama bertahun-tahun di apartemen milik Arga. Gila. Bahkan setelah aku melahirkan Andy, Arga bukannya menjadi baik malah semakin menjadi."

"Apa kamu tidak pernah melawan dilakukan seperti ini? Maksudku lihatlah luka ini." Gea menunjuk pipi Rasty yang memar. "Dan ini" Gea terus menunjuk setiap sudut luka yang diterima Rasty atas perlakuan bejat suaminya. Rasty hanya tersenyum.

"Apa mertuamu tidak pernah membelamu?" kali ini Devan yang Bertanya.

"Apakah kamu akan mengizinkan anakmu berada di posisi menikahi wanita yang dianggap pelacur. Jangankan membela, bahkan ibu beberapa kali membentaku dan terkadang berani memukulku. Dan mas Arga hanya tersenyum sambil memeluk Sinta melihat aku diperlakukan begitu."

Devan menggeram tertahan. Dan Gea mulai menitikan air mata. Apa nasibnya akan seperti wanita ini?

"Bagaimana dengan ibumu dan keluargamu?" Tanya Gea.

Rasty menggeleng. "Aku tidak pernah mau membuka suara dan bercerita mengenai ini itu pada keluargaku." Rasty lalu tersenyum. Senyum perih yang mampu membuat semua orang iba.

"Kenapa kamu bersikap defensif seperti ini. Seenggaknya ibumu tidak mungkin akan menghakimimu dengan menabur luka yang sama."

"Mama … Andy mau kupu-kupu mah. Andy mau kita ke kebun binatang lihat semua binatang. Gak mau ah terus main di taman ini mulu. Kapan mah? Kapan Andy ke kebun binatang lagi?"

"Minggu kemarin kan udah sama Om Malik. Itu kan hadiah karena Andy udah bersikap baik." Jawab Rasty sambil mengelus-elus rambut putra semata wayangnya.

Tidak puas dengan jawaban sang mama, Andy menarik-narik baju sang mama. "Tapi Andy maunya sama mama. Sama papa. Tapi gak mau sama tante jahat."

"Tante Sinta sayang." Potong Rasty.

Gea malu. Sangat. Entah kenapa melihat Rasty yang rapuh Gea justru tercabik. Rasty malah membela Sinta. Tapi kenapa?

"Andy main lagi ya sayang. Bentar lagi kita pulang. Ok. Mama nanti masakin makanan kesukaan Andy."

Andy memberengutkan wajah. "Tapi Andy takut mah. Lihat muka papa. Serem. Papa jadi jahat karena Andy nakal ya mah."

"papa bukan jahat. papa hanya sedikit marah."

"Tapi papa selalu mukulin mama. Hampir tiap hari"

Gea membekap mulutnya. Astaga.

"Sudah sayang. Itu tandanya papa masih menganggap kita ada di rumahnya. Tandanya papa masih sayang sama kita."

"Tapi kenapa kita dibuang di apartemen sedangkan tante jahat di rumah mewahnya."

"Sudahlah sayang. Andy sebaiknya main lagi."

Andy lalu kembali mengejar kupu-kupu yang ada di taman dekat kolam.

"Kenapa kamu tidak mengajukan surat cerai?" Kata Devan.

Rasty menggeleng. "Dan Andy kehilangan papanya. Tidak terimakasih." Rasty menolak tegas.

"Tapi tadi aku menangkap ada lelaki bernama Malik di cerita Andy. Siapa Malik?"

"Hanya teman."

"Benarkah?" Kata Gea.

Akhirnya Rasty menyerah. "Baiklah, dia mantan pacarku dulu."

Seorang lelaki berteriak memanggil nama Rasty membuat kaget mereka bertiga.

"Jadi kamu di sini Rasty." Pria itu menghampiri mereka.

"Ada apa lagi Malik?"

"Hai semuanya aku Malik." Malik menjabat tangan Devan dan Gea. "Bolehkah aku menjemput temanku. Dia sedari tadi belum sarapan."

"Malik sudahlah. Mari kita akhiri ini. Aku tidak mau kalau Arga kembali salah paham dan menyebut Andy bukan anaknya. C'mon. Kita hanya teman."

"Kalau begitu ceraikan saja dia dan kembali lah padaku." Malik setengah memohon.

Rasty menatap Gea dan Devan dengan pandangan 'maafkan aku atas ketidaknyamanannya' dan Gea balas tersenyum. Lalu mereka bertiga pergi meninggalkan mereka berdua yang masih setia duduk di bangku panjang.

Gea bertanya pada dirinya sendiri. "Apa aku juga akan berakhir seperti Rasty?"

.

.

.

Aku mewek pas denger Rasty digituin,

Love you

avataravatar
Next chapter