11 Yes, She is My Wife

Nora mulai menghidangkan berbagai masakan buatannya di atas meja makan bersama dengan Lyora yang juga melakukan hal yang sama seperti Putrinya.

"Anakku ternyata sudah besar sekarang," gumam Riyonal dengan menatap semua hidangan buatan Nora yang sangat menggugah selera.

"Aku juga tidak menyangka jika masakan adikku ini benar-benar enak," puji Austin yang di balas Nora dengan kekehan geli.

"Sudahlah, kalian makan saja, jangan menggodaku terus," balasnya dengan mendudukan diri di kursi meja makan, kini ketiga keluarganya pun mulai terdiam karena asik menikmati hidangan buatannya, tapi saat ini Nora masih belum menikmati hidangannya, gadis itu masih sedang mengambilkan makanannya lagi setele sebelumnya telah mengambilkan makanan untuk daddy dan Austin yang meminta di ambilkan olehnya.

Saat Nora hendak memakan sarapannya, niatnya itu dalam sekejap langsung tertunda ketika mendapat sebuah panggilan masuk yang ternyata dari Aldrich, suaminya.

"Siapa?" tanya Lyora di sela-sela ia mengunyah makanannya.

"Aldrich. Aku akan mengangkatnya," ujar Nora dan segera berdiri dan duduknya, gadis itu pun berjalan menjauhi ruangan meja makan di mana keluarganya berada dan mulai mengangkat panggilan dari Aldrich.

"Hallo,"

"Kau dimana saja! Aku sudah berada di rumah! Apa selama ini kau selingkuh di belakangku hingga pergi diam-diam di saat aku tidak ada tanpa pamit padaku!" teriak Aldrich di balik telepon yang sukses membuat Nora meringis kecil mendengar suara keras pria itu.

Nora pun kini langsung mematikan speaker ponselnya, takut-takut Jim ada yang mendengar bentakan Aldrich.

"Kenapa kau masih diam saja! Jawab pertanyaanku!" sentak Aldrich lagi.

Nora menghela napas, sebenarnya siapa yang selingkuh di sini dan siapa yang di salahkan?

Gadis itu hanya bisa menghela napas dan mengelus dada sabar mendapati Aldrich yang kini sedang berteriak garang di ponselnya.

"Iya, maaf. Aku tidak berani menghubungimu karena takut jika kau kembali marah seperti kemarin. Saat ini aku sedang berada di rumah mom. Dan tinggal di sini sebelum kau pulang," jelas Nora yang sama sekali tidak di indahkan oleh Aldrich.

"Aku tidak peduli dengan alasanmu itu! Cepatlah kembali sekarang juga!"

"Baiklah-baiklah tunggu aku, aku akan segera pulang Aldrich," ujar Nora lembut dengan kesenangan yang benar-benar membuncah.

Setelah Aldrich memutuskan panggilannya sejenak tanpa berbicara apa-apa lagi padanya, kini gadis itu pun mulai kembali melangkahkan kakinya memasuki ruang meja makan. Di sana, ketiga keluarganya sedang asik makan dan sesekali bercanda tawa.

"Nora? Apa yang di katakan Aldrich?" tanya Austin yang terlebih dahulu menyadari keberadaan Nora.

"Aldrich sudah pulang dari Italy Mom, dan saat ini dia sedang menungguku pulang."

"Jadi sekarang kau tidak akan tinggal lagi di sini?" tanya Lyora dengan bahu yang merosot turun, sedikit sedih karena sebentar lagi Putrinya itu akan pergi meninggalkannya.

"Lyora sudahlah, kau tidak perlu sedih. Lagi pula ia sudah menikah dan memiliki suami, dan suami adalah prioritas istri. Kau mengerti 'kan maksudku?" tanya Riyonal yang di balas dengan anggukan lemah oleh Lyora.

Nora menatap wajah mommy-nya dengan raut yang benar-benar merasa tidak enak.

"Mom, Dad, Austin. Kalau begitu aku pamit dulu."

"Makan dulu Nora. Suamimu itu tidak akan mati hanya karena kau datang sedikit terlambat. Lagi pula ia pasti mengerti jika kau sedang makan sekarang," seloroh Austin yang berusaha memaksa Nora untuk makan bersama dengan mereka terlebih dahulu sebelum benar-benar pergi.

"Tapi--" Nora menghentikan sanggahannya ketika akan membuka suara ia malah di hadapkan dengan wajah-wajah memelas seluruh anggota keluarganya.

"Baiklah-baiklah, aku akan makan bersama dengan kalian," timpalnya yang mulai sedikit terhanyut akan tatapan berharap sekaligus memohon dari mom, dad, dan kakaknya Austin.

Tidak membutuhkan waktu lama kini Nora sudah menyelesaikan sarapannya bahkan dengan sempat-sempatnya mencuci semua piring kotor ketika merasa kasihan dengan mommy-nya yang sepertinya akan kelelahan jika menangani hal ini sendiri.

"Aku pergi Mom, Dad," pamit Nora dengan mengecup pipi keduanya, gadis itu pun kini beralih pada Austin yang kini menatapnya dengan kedua tangan yang bersedekap dada.

"Aku pergi, kak," pamit Nora dan kembali beralih untuk melabuhkan sebuah ciuman di pipi Austin.

"Aku pergi,"

"Jangan lupa untuk sering-sering berkunjung ke sini," sela Austin cepat dan kini memeluk erat tubuh mungil adiknya yang kini sedang menganggukkan kepalanya, menjawab perkataan Austin.

"Kau yakin tidak ingin di antar?" tanya Austin sekali lagi yang di balas dengan anggukan kepala cepat oleh Auryn.

"Aku pergi," pamitnya sekali lagi dan mulai meninggalkan mansionnya.

***

Nora mengeluarkan beberapa lembar uang Dollar dari dalam tas-nya dan langsung menyerahkannya pada supir taksi yang sudah mengantarnya sampai di rumah dengan selamat.

Setelahnya, gadis itu pun langsung berlari memasuki mansionnya dengan perasaan bahagia.

Sesampainya di dalam mansion, ia langsung menghentikan langkah kakinya melihat Aldrich yang sedab duduk bersantai di atas sofa. Senyum Nora seketika mengembang, pun ia kembali mempercepat langkah kakinya mendekati suaminya.

"Aldrich!" pekiknya dengan perasaan bahagia, tanpa aba-aba ia langsung menubrukkan dirinya di dada bidang Aldrich, memeluk pria itu dengan erat.

"Aku merindukanmu," gumamnya dengan memejamkan matanya, menikmati pelukan keduanya.

Aldrich menunduk, menatap datar kepala Nora yang sudah terbenam di dadanya.

"Apa yang kau lakukan!" teriakan seorang wanita membuat Nora tersentak, gadis itu menoleh dan langsung terjungkal kebelakang ketika wanita itu menarik paksa Nora untuk menjauh dari Aldrich.

"Kenapa kau sangat lancang memeluk kekasihku! Aku bisa mengeluarkanmu dari mansion ini!" tekannya membuat Nora meremas erat pakaiannya. Kenapa semua wanita-wanita Aldrich selalu menganggapnya sebagai pembantu? Apa penampilannya seburuk itu?

Nora menundukkan kepalanya, menilai pakaiaannya dari atas sampai bawah. Tidak buruk, pikirnya.

"Aldrich, kenapa kau tidak memberinya pelajaran! Dia sudah lancang padamu!"

"A-ku tidak lancang. A-ku bukan pembantu Aldrich, tapi aku adalah istrinya," ujar Nora dengan mengangkat wajahnya, menatap seorang wanita berkulit eksotis itu.

Mendengar itu, wanita itu langsung melirikan matanya sejenak ke arah Aldrich yang kini sedang menatapnya dengan pandangan datar.

"Kau pikir aku percaya dengan kata-katamu barusan!"

Nora menghembuskan napas panjang, gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap wanita itu yang kini sedang menatapnya dengan raut sinis dan menilai penampilan gadis itu dari atas sampai bawah.

"Aku tidak pernah berbohong," akunya dengan sesekali menatap Aldrich, berharap pria itu mau mengatakan yang sebenarnya, tali respon Aldrich yang hanya menatap kosong ke depan kini membuat Nora yakin jika Aldrich tidak akan mengatakan kebenarannya.

"Aku-"

"Cassandra, dia memang istriku."

Perkataan Aldrich membuat kedua orang itu kini langsung menatap Aldrich.

Cassandra dengan perasaan jengkelnya dan Nora dengan perasaan bahagianya.

avataravatar
Next chapter