6 What Happened with You, Aldrich?

Nora meringis kecil ketika merasakan sakit yang mendera lengan kanannya yang terbakar. Saat ini ia sedang duduk di atas kursi sofa menghadap televisi dengan tangan kiri yang sedang mengoleskan obat bakar di lengan kanannya.

Sesekali gadis itu meringis ketika tangannya yang sedang mengoleskan obat tidak sengaja menyentuh luka bakarnya. Nora menggigit bibir bawahnya, gadis itu terus saja menahan rasa perih yang mendera lengan kanannya. Setelah selesai memasangkan obatnya, Nora pun kembali memberi perban pada tangannya agar tidak semakin parah karena tidak sengaja mengenai sesuatu.

Setelahnya gadis itu pun berlalu memasuki kamarnya, namun saat akan membuka melewati undakan tangga ia terpaksa harus menghentikan langkah kakinya ketika Aldrich dan Victoria berpapasan dengannya.

Victoria tersenyum miring dan memeluk manja lengan Aldrich sedangkan Aldrich kini kembali menatapnya dengan wajah datar.

"Untuk apa kau ke sini, maid?" tekan Victoria yang sepertinya tidak menyukai kehadiran Nora.

"A-aku hanya ingin pergi ke kamarku." Nora menunduk pelan, melirik sebentar ke arah leher Aldrich yang kembali di penuhi dengan bercak-bercak kissmark, gadis itu menghela napas panjang dan tersenyum manis menatap Aldrich sebelum akhirnya ia pun mulai berlalu dari hadapan keduanya, berjalan memasuki kamar untuk segera mengistirahatkan diri dan hatinya.

"Aldrich, kenapa ia bisa memasuki lantai atas? Bukannya semua tempat pembantu itu ada di lantai bawah?!" tekan Victoria dengan masih tidak terima.

"Jaga batasanmu Victoria, kau juga hanya tamu di sini, jadi diamlah dan jangan banyak bertanya!" tekan Aldrich dengan menarik paksa tangan wanita itu, sudah cukup sedari tadi ia tetap diam dan membiarkan Victoria bertanya dan berbuat sesuka nya pada Nora, dan sekarang ia tidak akan membiarkan wanita itu melakukan hal yang sama pada Aldrich.

"Aldrich, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau tiba-tiba menjadi marah seperti ini?"

Aldrich tidak merespon lagi perkataan Victoria, ia malah menarik kuat tangan wanita itu agar segera pergi dan keluar dari mansionnya.

"Aldrich, berhenti memegang tanganku, ia sakit ...." Disituasi-situasi seperti ini Victoria masih saja bersikap 'sok' manja.

Aldrich melepas tangannya yang menggenggam keras tangan wanita itu ketika mereka telah sampai di pintu keluar.

"Pergilah,"

"Kau tidak mengantarku pulang?" tanya Victoria dengan nada manja.

Aldrich kembali tidak merespon, ia kini melipat kedua tangannya di depan dada, membiarkan Victoria untuk pergi sendiri memasuki mobilnya.

Victoria yang merasa di acuhkan pun mendengus kecil, wanita itu dengan perlahan mendekati Aldrich, melingkarkan kedua tangannya di leher pria itu dan mencium bibirnya dengan dalam sebagai bentuk perpisahan, ia melesakkan lidahnya ke dalam rongga mulut Aldrich yang sama sekali tidak membalas pangutannya, pria itu hanya terdiam membiarkan.

Victoria tersenyum jengkel, menggoda Aldrich dengan lebih, wanita itu meraih tangan Aldrich dan meletakkannya di dadanya.

Sontak Aldrich yang mendapat godaan seperti itu langsung memeras dada Victoria dan membalas pangutan keduanya membuat Victoria kini mendesah tertahan.

Wanita itu tersenyum miring ketika melihat Aldrich yang kini juga ikut bergairah, pria itu melingkarkan satu tangannya di pinggang Victoria dan terus memangut bibirnya kasar dan memeras dadanya dengan keras.

Setelah puas menggoda Aldrich, kini Victoria dengan cepat menjauhkan wajahnya dan tersenyum miring.

"Aku pergi," pamitnya dan tanpa aba-aba meninggalkan Aldrich yang kini sudah di ujung tanduk.

"Oh shit! Dasar wanita sialan!" Aldrich mengumpat pelan ketika melihat mobil merah yang di naiki oleh Victoria kini sudah melesat jauh meninggalkan mansionnya.

Aldrich mengusap wajahnya kasar, berbalik badan dan kembali memasuki mansion.

Tapi langkahnya terhenti ketika melihat Nora yang kini berada di hadapannya dengan menampilkan senyum manisnya, meski gadis itu sedikit menunduk takut pada Aldrich yang bisa sewaktu-waktu menceraikannya karena sifatnya itu.

"Aldrich, aku minta maaf karena tadi telah pergi ke rumah Mom dan Daddy tanpa seijinmu. Aku sudah beberapa kali menghubungimu tapi kau--" perkataan Nora terhenti, ia terdiam dan menatap kepergian Aldrich yang sudah berlalu meninggalkannya.

Nora tersenyum samar, gadis itu pun berjalan dengan langkah pelan memasuki mansion kembali dan tidak lupa untuk menutup pintunya dari dalam.

Kakinya melangkah memasuki dapur untuk segera makan karena sedari tadi siang belum dapat asupan makanan sama sekali. Sesekali ia meringis kecil ketika merasakan sakit pada bagian bawah kiri perutnya, bibirnya bergetar menahan rasa sakit.

Sepertinya magh-nya kambuh, padahal tadi ia sudah berencana ikut makan dengan Aldrich yang sangat cepat pulang hari ini, namun niatnya ia urungkan ketika melihat Victoria yang terus saja menyuruhnya untuk menjauh, sedikit kecewa pada Aldrich yang terus saja diam mendengar perkataan Victoria yang dengan terang-terangan membencinya dan mengklaim dirinya adalah pembantu.

Nora sebenarnya ingin ikut bicara dan memberi tahu yang sebenarnya, namun niatnya ia urungkan ketika melihat tatapan tajam Aldrich yang terus saja menghunusnya, seolah-olah memberinya peringatan untuk tidak menyahuti perkataan Victoria.

Nora benar-benar takut jika melihat tatapan Aldrich, lebih tepatnya ia takut saat berbicara dan menyangkal perkataan Victoria, Aldrich kembali marah mengucapkan kata 'cerai'.

Sungguh kata-kata itu lebih menakutkan jika di bandingkan dengan perkataan Aldrich yang biasanya.

Nora menggigit bibir bawahnya pelan dan menatap tidak berselera ke arah makanan yang sudah terhidang di atas meja.

Dia harus makan jika tidak ingin sakit.

Nora menetapkan kalimat itu dalam hati dan langsung memakan makanannya meski dengan paksaan. Jika ia sakit nanti, siapa yang akan mengurus Aldrich?

Saat sedang makan, rasa bergejolak di dalam perutnya mulai bertambah. Nora langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menuju wastafel dapur.

"Huek! Huek!" Nora memuntahkan isi perutnya terus-menerus hingga semua makanan yang baru saja di telannya kini keluar dari dalam mulutnya.

Nora memijat pangkal hidungnya, kepalanya tiba-tiba terasa sakit, wanita itu menggigit bibir bawahnya lesu, mencuci mulutnya dan mulai membersihkan meja makan, sepertinya ia tidak akan bisa makan sekarang karena magh-nya sudah lebih dulu kambuh, jika ia terus memaksa, ia yakin jika sekarang ia akan terus mengalami muntah-muntah dan kembali mengeluarkan isi perutnya.

Selesai membersihkan meja makan dan mencuci piring kini Nora berjalan dengan keadaan lemas memasuki kamar, Nora berjalan dengan sangat hati-hati dan memegang pegangan tangga agar tidak terjatuh.

Nora menghela napas lega ketika telah memasuki kamar, wanita itu berjalan menuju ranjang tertidur di sana, ia mengambil selimut tebal dan menggulung erat tubuhnya yang tiba-tiba terasa dingin, entah apa sebabnya.

Berharap semoga besok semuanya akan seperti semula. Nora benar-benar sangat berharap jika Aldrich kembali bersikap manis padanya seperti sedia kala. Ya, meski Nora kurang yakin- bukan lebih tepatnya ia tidak yakin sama sekali.

Ini hanya angan-angannya saja, jadi tidak perlu di pikirkan.

avataravatar
Next chapter