14 In a Forced State

Aldrich melangkah memasuki mansion menuju kamarnya, tapi sesaat langkahnya langsung terhenti ketika melihat Nora yang kini sedang tertidur pulas di atas sofa dengan televisi yang masih menyala.

Aldrich menghela napas panjang, sepertinya gadis itu menunggunya untuk pulang kembali hingga tidak sadar malah tertidur pulas.

Aldrich tersenyum kecil, pria itu melangkah mendekati istri kecilnya, menunduk pelan dan meletakkan kedua tangannya di belakang tengkuk dan bawah lutut Nora.

Aldrich mengangkat tubuh gadis itu ala brydal style dan membawanya menuju kamarnya. Aldrich melangkah menaiki tangga mansion, tidak sulit baginya untuk mengangkat tubuh Nora yang seringan kapas. Apalagi sekarang tubuh gadis itu semakin kurus saja karena terus-menerus memikirkan kelakuannya.

Aldrich meletakkan Nora di atas ranjang, pria itu menarik selimut sebatas dada. Ia menunduk pelan dan mencium lama kening istrinya. Setelah puas Aldrich pun menjauhkan kembali wajahnya dan berdiri tegak.

Ia memperhatikan sekilas Nora yang menggeliat kecil dari dalam tidurnya.

Aldrich menghela napas panjang, ia mengusap wajahnya gusar, ia tidak boleh seperti ini! Dia harus bisa menjaga batas dan membuat hal-hal yang tidak di inginkan Nora agar gadis itu membencinya.

Aldrich tersenyum miris, ia benar-benar benci dengan dirinya yang tidak bisa berterus terang, ia hanya bisa menjauh dan membuat Nora membencinya. Ia benar-benar benci dengan keadaan yang seolah memaksanya untuk melakukan hal itu, karena jika tidak, Nora akan semakin tersakiti lagi.

Setelah cukup lama menatap Nora dengan berdiri diam, pria itu pun segera berlalu dari sana dan berjalan menuju kamarnya.

***

"Enggh ...."

Nora melenguh kecil, gadis berambut brunette itu terbangun dari tidur. Ia mengerjap-ngerjapkan mata ketika cahaya matahari memasuki indra penglihatannya yang sepertinya menolak cahaya.

Ia mengedarkan pandang ke seluruh arah, mencoba melihat di mana ia sekarang.

Kamar

Kenapa ia bisa ada di sini? Pikirnya setengah mengernyit. Padahal seingatnya kemarin malam, ia berbaring di sofa ... Hingga mungkk tanpa sadar tertidur pulas karena menunggu Aldrich pulang.

Aldrich?

Teringat dengan pria itu, Nora langsung turun dari atas ranjang dan mengangkat wajahnya menatap jam dinding yang terus saja berdetak.

Sekarang sudah pukul sembilan pagi. Nora meringis kecil, kenapa ia bisa tidur selama itu? Apa Aldrich sudah pergi sekarang? Apa pria itu sudah makan?

Untuk memastikannya, Nora pun segera berjalan menuju kamar Aldrich.

Pintu kamar pria itu sudah tertutup, apa ia sudah pergi? Atau masih ada di dalam?

Dengan perlahan tangan Nora pun terulur untuk mengetuk-ngetuk pintu kamar Aldrich namun kali ini tidak mengucapkan sepatah katapun. Ia sebenarnya ingin masuk ke dalam kamar, tapi ia tidak ingin jika pria itu sampai marah padanya.

Cukup membutuhkan lima kali ketukan, pintu kamar Aldrich pun terbuka. Nora menghela napas lega ketika melihat Aldrich keluar dari dalam kamar dengan tanpa menggunakan atasan.

"K-au tidak bekerja hari ini?" tanya Nora dengan terus menampilkan senyum manisnya.

Aldrich diam, hanya menatap datar wanita yang ada di hadapannya, tidak ada niat untuk merespon.

Nora yang merasa di abaikan menggigit bibir bawahnya, ia merasa malu sendiri. Tapi bukankah hal ini sering di alaminya jika berbicara dengan Aldrich?

Nora kembali menghela napas panjang, gadis itu kembali memancarkan senyum hangatnya.

"Maaf, aku terlambat bangun hari ini. Aku akan menyiapkan sarapan untukmu," ujar Nora dan berjalan pergi meninggalkan Aldrich yang masih terdiam terpaku menatap kepergian gadis itu.

***

Bibir Nora terus saja tersenyum manis ketika melihat Aldrich yang kini sedang memakan makanan buatannya dalam diam. Ia benar-benar senang hari ini karena sepertinya Aldrich sepertinya tidak akan pergi bekerja. Jika siang seperti ini dan Aldrich masih berada di rumah, Nora yakin jika pria itu tidak bekerja seperti yang sudah-sudah.

Bukan hanya itu saja, kali ini ia senang karena tidak ada wanita lain yang hadir di antara dirinya dan Aldrich ... Setidaknya untuk saat ini saja.

"Makan!" perkataan tegas dari Aldrich membuat Nora tersentak kaget, gadis itu pun segera memakan makanannya yang sedari tadi menganggur. Ia bahkan tidak sadar jika sedari tadi makanannya terus saja mengganggur karena terlalu banyak melamun.

Drttt ... Drtt ....

Dering ponsel mengalihkan pandangan Aldrich termasuk Nora.

Aldrich meraih ponselnya di sela-sela makannya, menatap si penelpon sebentar sebelum akhirnya mengangkat panggilannya.

"Hallo," ujar Aldrich di sela-sela mengunyah makanannya, pria itu mengaktifkan spekaer panggilannya dan meletakkan kembali ponselnya di atas meja, kembali fokus memakan makanannya sambil terus mendengarkan perkataan Cassandra di balik telepon.

"Aldrich, apa kau bisa datang ke sini? Ada yang ingin aku bicarakan. Sangat penting! Tentang ... Nora."

Mendengar hal itu Aldrich langsung menghentikan makanannya, ia melirik sekilas ke arah Nora yang kini sedang memakan makanannya dengan menunduk kecil. Ia berpura-pura tidak mendengar meski telinganya berfungsi sempurna. Aldrich yang mengetahui hal itu dengan cepat meraih ponselnya, mematikan kembali loudspiker dan meletakkan ponsel tersebut telinganya.

"Aku akan ke sana sekarang," gumam Aldrich dengan mengakhiri panggilannya, pria itu pun mempercepat makannya.

Aldrich meraih gelas yang berisi air dan meneguk minumannya hingga dengan terus menatap lurus ke arah Nora sebelum akhirnya berdiri dari duduknya dan meletakan gelasnya yang sudah kosong.

Ia menatap Nora sekilas, berdehem kecil dari hadapan gadis itu.

"Aldrich," perkataan Nora menghentikan langkah Aldrich, pria itu terdiam di tempat tanpa ada niat untuk berbalik, menunggu Nora datang sendiri padanya.

"Kau akan pergi sekarang?" tanya Nora memastikan. Aldrich tidak merespon masih menatap datar ke depan, enggan menjawab pertanyaan gadis itu.

Untuk apa bertanya lagi jika jelas-jelas ia melihat Aldrich akan pergi.

"Kapan kau akan pulang?" tanya Nora dengan raut wajah cemas, ia benar-benar khawatir dan tidak ingin jika Aldrich pergi menuju tempat Cassandra. Ia tidak mau jika pria itu tidak pulang-pulang karena terus di tahan oleh Cassandra.

"Nanti malam," singkat Aldrich yang akhirnya berbicara meski tidak melirik sedikit pun ke arah Nora.

Nora mengangguk kecil dengan senyum yang terus saja menghiasi bibirnya,

"Aku akan menunggumu pulang," akunya dengan jujur.

"Tidak, kau tidak boleh menungguku pulang! Tidur saja!" tolak Aldrich mentah-mentah yang membuat Nora tersentak hingga mundur kebelakang beberapa langkah.

"J-adi kau tidak akan pulang malam ini?" tanya Nora kembali beropini ketika mendengar perkataan Aldrich tadi.

Kali ini Aldrich tidak merespon lagi perkataan Nora, pria itu dengan cepat berlalu meninggalkan gadis itu untuk pergi menuju mobilnya.

Nora menghela napas panjang, gadis itu mendongak dan menatap kepergian Aldrich dalam diam.

***

Hai-hai ... Senang kalian bisa menikmati cerita ini.

Jika kalian suka, Jangan lupa untuk memberi power stone dan review untuk mendukung penulis agar cepat update ya. Terimakasih ....

avataravatar
Next chapter