webnovel

Drama Clarrysha

Semua orang sudah berkumpul di rumah. Tidak terkecuali abang Vano dan tunangannya Cherysha.

Entah kenapa suasana meja makan agak dingin. Tidak ada yang bicara satu pun. Zio sendiri hanya makan dengan lahap tanpa menoleh kepada sang kakak iparnya yang cantik. Gimana tidak cantik, Cherysha adalah super model. Wanita itu jarang ada di rumah karena memang sangat sibuk. Dan selalu shooting ke luar Negri.

"Kenapa semua diam, biasanya semua bicara tentang aktivitas masing-masing, tapi sekarang malah diam seperti ini," kata sang Mommy menatap putranya satu persatu.

"Mungkin mereka lagi malas Sayang,, sudahlah kita makan saja," ucap Daddy Jino kepada sang istri tercinta.

"Tunggu, jadi anak-anak Mommy malas ketemu sama Mommy?" Kisya berkata dengan mata yang berkaca-kaca.

"Bukan begitu Mom, Cerry senang ada di sini, cuman Cerry aga lelah saja," tangkis Cherrysha dengan senyuman manisnya.

"Baguslah Sayang, abaikan yang sedang malas bicara." Kisya menatap calon menantunya dengan senyum manis.

Sedari tadi Zio hanya terdiam begitu pula dengan Vano. Semua diam tak ada yang bersua. Sampai akhirnya makan siang pun selesai. Mereka memutuskan untuk nontn televisi di ruang keluarga. Tetapi tiba-tiba saja ada telepon masuk ke ponselnya Cerry.

"Permisi, aku terima telepon dulu sebentar," kata Cherrysha dengan senyuman yang sopan.

Dan Kisya pun mengangguk. Kisya kini sedang mengelus rambut Zio yang kini sedang tertidur di pahanya.

Setelah Cerry keluar, tiba-tiba Vano mengikuti tunangannya tersebut.

Cerry sedang melakukan panggilan telepon.

"Halo kak," kata Cerry dengan perlahan.

"Clarisha, gimana? Ga ada yang curiga kan kamu menggantikan aku?" kata seseorang di balik telepon.

"Oh iya, Tante dan om tidak curiga sama sekali," balas Clarisha dengan gugup.

Clarisha adalah adiknya Cherrysha dan mereka sangat mirip. Walau perbedaan usia mereka empat tahun, tetapi mereka seperti kembar.  Karena itulah seluruh orang di rumah itu tidak ada yang tahu kalau yang makan siang bersama mereka itu adalah Clarisha bukan Cherysha.

"Baguslah, kamu juga gak boleh sampai ketauan oleh kak Vano, apalagi Zio, kamu harus berpura-pura menjadi aku, dan ingat saat ini kamu adalah Cerry bukan Clara," kata Cherrysha dengan tegas.

"Baiklah kak, tapi kapan kakak pulang?"

"Aku masih sibuk shooting adiku sayang, tenang saja nanti kakak bawakan kamu oleh-oleh ya," kata Cerry dengan suara sumringah.

"Baiklah kak, aku tidak bisa berlama-lama di sini, takutnya kak Vano tahu aku bukan kakak," kata Clarisha.

"Baiklah Clara, terima kasih ya sayang," seru Cherrysha.

"Sama-sama kak," kata Clara dengan suata rendah lalu menutup panggilan telepon tersebut.

Saat Clarisha mau masuk ke dalam rumah ternyata di sana ada Geovano.

"Kak Vano." Clara terkejut.

"Kenapa terkejut? Karena aku mendengar semuanya?" kata Vano dengan suara rendah.

"Ah Sayang, kamu bicara apa, ayo masuk Sayang," kata Clarisha berperan menjadi Cherrysha.

"Kamu siapa? Kamu lagi berperan jadi kakakmu begitu?" kata Vano dengan pelan namun kata-kata itu menusuk ke dalam sukmanya.

"Sayang, aku Cerry."

"Benarkah?" Vano terlihat tidak percaya.

"Sayang, ayo masuk."

"Kamu Clara bukan Cerry," seru Vano dengan pelan.

"Kalau Kakak sudah tahu, berpura-puralah tidak tahu, aku datang kesini buat tante Kisya. Bukan buat kakak," kata Clara dengan suara yang rendah.

"Kamu mau main peran denganku?" kata Vano sambil mencengkram dagu Clara dengan kencang. Sehingga Clara terlihat kesakitan.

"Emh ... sakit kak," Clarisha berkata dengan suara yang bergetar menahan tangis.

"Begini, kamu siapa? Kamu jadi siapa saat ini, akan aku perlakukan kamu sesuai siapa dirimu."

"Kenapa bertanya, aku kesini menjadi kak Cerry bukan buat kakak, tetapi untuk tante Kisya," lirih Clarisha perlahan.

"Oke baiklah, kamu Cerry tunanganku, maka kita akan bersikap seperti sepasang kekasih," tukas Vano. Lalu pria itu mengecup kening Clarisha dengan lembut lalu memeluk Clara erat.

"Cerry aku rindu kamu," bisik Vano dengan lembut. Dan itu membuat Clara menitikan air matanya. Lagi-lagi topengnya terbuka di hadapan sang calon kakak ipar. Tapi mau tidak mau dia harus mengakui. Karena Vano memang sudah tahu kalau dia selalu menggantikan Cerry sedari tiga tahun lalu.

Saat Vano hendak mengecup bibir Clarisha. Tiba-tiba saja Zio datang.

Zio mengepalkan tangannya ketika melihat adegan itu.

"Bang," kata Zio sengaja mengganggu aktivitas romantis sang kakak. Jelas saja itu membuat Clara malu. Dan Clara langsung pergi meninggalkan Vano dan Zio.

"Ada apa?" tanya Vano merasa kesal.

"Kalian sudah serius mau menikah?" tanya Zio perlahan.

"Apa maksudnya ini, bertanya seperti itu pada kakakmu sendiri?"

"Kak Cerry bukan wanita yang tepat buat Abang, karena dia mencintai pria lain," sahut Zio. Secara tidak langsung Zio ingin mengatakan kepada sang kakak bahwa pria yang lebih Cerry sukai adalah dirinya, Georzio, bukan Geovano.

"Apa maksudnya?" Vano mengerutkan keningnya.

"Pria yang kak Cerry sukai adalah aku bang," lirih Zio dalam hatinya. Tetapi pria itu tak sanggup untuk berkata apapun di hadapan sang kakak.

"Begini kalau kamu bicara harus jelas donh Zio," seru Vano.

Zio masih terdiam.

"Siapa pria yang Cerry sukai?" Vano bertanya karena dia begitu penasaran.

"Lupakan Bang, aku hanya bergurau." Zio lalu pergi meninggalkan sang kakak. Pria itu padahal sudah bertekad ingin membuat sang kakak putus dari Cherry. Tetapi dia tak sanggup untuk menghancurkan senyum di bibir Abang Vano.

"Anak aneh," tukas Vano sambil mengejar Cherrysha masuk ke dalam. Dari kejauhan Vano melihat kedekatan Clarisha dengan sang Mommy. Dan itu membuat dia merasa sesak napas.

"Andai Mommy tahu bahwa gadis yang sedang bersamanya adalah Clarisha dan bukan Cherrysha, maka Mommy pasti akan sangat sedih," kata Vano di dalam hatinya.

Lalu dia pun berjalan mendekati kedua wanita yang sedang asik berbicara.

Vano duduk di samping Clarisha dan diam seolah tidak ada apa-apa. Sedang Zio sendiri hanya bisa diam dan melihat keakraban sang Mommy dengan Cerry. Zio sama sekali tidak pernah tahu bahwa wanita itu adalah Clarisha bukanlah Cherrysha.

"Mommy dengan kak Cerry sangat dekat, aku tidak tega melihat kak Cerry terus menerus membohongi Abang, seperti yang kak Cerry katakan, bahwa pria yang dia sukai adalah aku, bukanlah Abang," lirih Zio di dasar hatinya. Pria itu sendiri dalam sebuah dilema yang sangat dalam.

Zio memang menyukai Cherysha sedari SMA. Dan sepertinya Cerry pun seperti itu. Dan itulah yang membuat Zio putus dengan Alea. Wanita yang selalu Zio lihat di mana-mana.

"Zio kamu sedang apa, menatap Cerry begitu tajam?" Pertanyaan pria itu sontak membuat Zio merasa terkejut dan semakin gugup.

________

Halo kak gimana suka tidak aky update setiap hari, udah folow Instagramku belum untuk melihat visual Zio? ayo folow dulu.

Instagram ku: Evangelin harvey

Next chapter