1 TUGAS KARYA SENI

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah di SMA Kartini setelah liburan ditahun ajaran baru, semua murid diberi tugas untuk membuat sebuah karya seni selama libur sekolah untuk kemudian dipresentasikan kepada teman sekelas nya sekaligus berbagi cerita tentang waktu yang dihabiskan selama masa liburan .

Seorang gadis berkacamata dengan rambut panjang terurai rapih sepinggang baru saja memasuki gerbang sekolah dengan terburu-buru . Sepertinya ia terlambat memasuki ruangan kelas . Ditengah perjalanan nya, tiba-tiba ia merasa ingin pergi ke toilet . Lukisan bergambar bunga mawar yang tampak merah merona itu ia simpan sembarang diatas tong sampah depan toilet. Dari arah yang sama, seorang lelaki tampan, berkulit putih bersih dengan gaya slengean nya tiba juga disekolah sambil terburu-buru untuk segera memasuki ruangan kelas, kemudian tak sengaja melihat lukisan indah yang ia pikir sudah di buang pemiliknya .

"Tuhan, memang maha penyayang.." Gumam nya dalam hati sambil tersenyum bahagia, lalu segera pergi ke ruang kelasnya.

Gadis pemilik lukisan keluar dari dalam toilet, kemudian melihat bahwa lukisan miliknya tidak ada ditempat semula .

Gadis itu mencari lukisan nya sampai mengorek-ngorek kedalam tong sampah, berharap lukisan nya itu terjatuh ke dalam dan ia masih bisa mengambilnya. Namun nihil, ia menyerah, akhirnya tahu bahwa lukisan nya sudah diambil orang lain. Ia mengikat rambut panjang nya kemudian berjalan lambat menuju ruang kelasnya dengan hati yang hancur, menyesali kecerobohan nya saat akan pergi ke toilet .

Gadis itu sampai di ruang kelas.

Tiba-tiba seorang perempuan menepuk pundaknya.

"Jelita.. Lo kenapa pagi-pagi udah asem banget " gadis cantik bernama Lolly itu ternyata adalah sahabat si pemilik lukisan .

"Ta... Lo kenapa sih? Gak biasa nya lesu begitu? Ada Masalah sama siapa?" Lolly terus saja menanyai perihal sikap sahabatnya yang dianggap tidak seperti biasa. Gadis itu tidak menjawab, hanya menatap kearah papan tulis dengan tatapan kosong .

"JELITAAAA!! Lo abis kecopetan apa gimana ?!" teriak Lolly mengagetkan seisi ruang kelas termasuk gadis yang diteriaki nya itu .

"Lukisan yang gue buat semaleman itu barusan ada yang ngambil, waktu gue lagi di dalam toilet , gue gak bisa presentasi hari ini" jawab jelita kepada sahabatnya.

Lolly menyipitkan matanya seolah tidak percaya bahwa hal sepele seperti itu bisa membuat sahabatnya seperti orang habis kecopetan .

"Yaelahhh, Ta... Gitu doang... Lagian Lo kan pinter, cari solusi kek.." Jawab Lolly santai sambil memainkan poni rambutnya yang berjajar rapi .

"Yah karena gue tau kalo gue gak sepinter Lo, makannya gue beli aja nih, tas dari bahan bekas kopi sachet, bagus kan? Gak keliatan kalo ini hasil beli kan?" Lolly memperlihatkan tas anyaman dari bekas kopi rencengan tersebut.

Jelita hanya menatap wajah Lolly sekilas dan segera memalingkan wajahnya kembali .

"Lima menit lagi pak Rudy pasti Datang, yang lain udah bawa bahan presentasi nya masing-masing, bagus-bagus banget lagi... Kayaknya gue gak bakal bisa ikut ujian pak Rudy nantinya kalo masih punya utang presentasi ini" Jelita menundukkan kepala nya, merasa sudah tidak ada lagi harapan .

"Hmmm ta, Lo gak tau kalo pak Rudy izin masuk siang pagi ini?" tanya Lolly .

seperti mendapat lagi harapan untuk kembali menyiapkan tugas presentasinya, tanpa berpikir panjang jelita dengan semangat beranjak keluar kelas mencari ide untuk membuat sebuah karya seni yang bisa ia presentasikan nanti.

"eh buset, ini anak maen nyelonong-nyelonong ajee" protes Lolly.

Beberapa langkah dari ruang kelasnya, jelita menemukan gundukan tanah liat didepan bangunan sekolah yang sedang direnovasi , ia segera mengambilnya dengan tangan kosong, tidak lagi memikirkan bahwa pakaian nya akan dibuat kotor. Dengan bantuan sedikit air yang ada disana, ia langsung membuat sebuah patung berbentuk kucing dari tanah liat tersebut . Ia sangat menyukai binatang manis itu, oleh sebab itu, ia tak pikir panjang lagi untuk segera menyelesaikan tugas karya seni nya. beberapa menit berlalu, Tiba-tiba datang seorang lelaki bernama Daffa berjalan ke arah nya, melihat jelita sedang asyik membuat patung dari tanah liat sampai membuat tangan dan seragam sekolahnya terlihat kotor, ia inisiatif memberi 1 gulung tisu dan segayung air bersih pada jelita .

"Ta.. Lo gak bisa emang, kalo sekali aja gak ngerjain tugas ? Gue liat Lo kerajinan banget deh .." basa-basi Daffa membuat jelita sedikit terganggu .

"Daffa.. Lo bisa gak, sekali aja bisa ngerjain tugas Lo sendiri tanpa bantuan orang lain? Gue liat, Lo sering manfaatin cewek-cewek yang suka sama Lo buat ngerjain tugas-tugas sekolah Lo? Lo kemalesan dehh!!" Jawab jelita sambil terus berusaha merapikan patung kucingnya yang perlahan sudah mulai terbentuk.

Mendengar jawaban yang keluar dari mulut teman nya itu, Daffa tertawa terbahak-bahak .

"Haahaahaa... Segitunya Lo perhatiin gue ya ta..."

Jelita menatapnya jijik, ia segera membereskan tisu dan wadah bekas air yang tadi dibawa Daffa .

Gadis manis berkacamata itu sudah tidak kuat duduk bersebelahan dengan Daffa yang menjengkelkan.

Setelah mengucapkan terimakasih yang ternyata hanya sebuah formalitas kata dari jelita, ia langsung beranjak meninggalkan Daffa .

Baru saja beberapa langkah, tiba-tiba Daffa memanggilnya kembali .

"Ta.. gak usah bilang makasih sama gue, gue emang baik, tapi harusnya Lo makasih sama Kepala sekolah kita"

Jelita membalikan badan nya lagi, menatap Daffa dengan sorotan penuh tanya .

"Maksud gue, tisu dan wadah air yang gue bawa barusan, gue ambil dari toilet kepala sekolah, tadi gak sengaja gue liat Lo main tanah dan jadi kotor begitu, jadi gue inisiatif buat bantuin Lo, ehh Lo malah abisin semua tisu toiletnya.. gue gak tanggung jawab ya.. "

Daffa meninggalkan jelita masuk kedalam kelas mereka dengan ketawa jahilnya yang menyebalkan . jelita meneriaki teman sekelasnya itu dengan penuh emosi.

Satu jam kemudian, pak Rudy datang dan menyapa murid-muridnya . Selang beberapa menit mengobrol, pak Rudy akhirnya memulai presentasi tugas karya seni muridnya dan menunjuknya satu persatu .

Baru saja pak Rudy akan menunjuk salah seorang muridnya, Daffa tiba-tiba melambaikan tangan nya .

"Saya aja pak, saya mau presentasiin hasil karya seni yang saya buat semalaman tanpa tidur, tanpa makan dan minum. pokok nya bapak pasti takjub lihat karya saya,Pak."

Dengan wajah jahilnya ia merayu pak Rudy agar dirinya ditunjuk jadi murid pertama yang akan presentasi .

Semua teman-teman nya melongo, melihat pemandangan yang aneh itu, pasalnya daffa sudah dikenal sebagai anak yang terlampau baik disekolah sehingga sering mendapat banyak surat panggilan . Jelita yang sudah satu kelas dengan Daffa sejak kelas X itu pun tampak heran, begitupun pak Rudy.

Belum sempat mendapat jawaban pak Rudy, Daffa langsung maju kedepan kelas membawa sebuah karya seni ditangannya.

avataravatar
Next chapter