6 TERSINGGUNG

Pagi ini diruang kelas XII SMA Kartini sedang longgar, semua guru termasuk kepala sekolah sedang melakukan rapat bulanan, beberapa guru piket terlihat berjalan-jalan melihat setiap kelas agar pembelajaran tetap kondusif. siswa hanya diberi tugas oleh guru untuk menulis resensi sebuah buku. Setelah guru piket melewati kelas XII, Lolly segera mengeluarkan alat tempurnya berupa bedak, lipstik, maskara, dan banyak lagi alat kosmetik lain nya. Jelita tersenyum memperhatikan Lolly.

"Ta... Lo mau gak, pake lipstik sama bedak gue? Ini baru gue beli kemarin sama koh Candra.." Lolly memperlihatkan bedak dan lipstik baru nya pada jelita.

"Tumben Lo akur sama si Koko.." jelita mengambil bedak dan lipstik ditangan Lolly.

"Yeeee... Tumben Lo juga gak nolak gue ajak dandan" balas Lolly.

"Hahaha.. siapa juga yang mau pake ini sih lol.. gue cuma mau liat, ini barang ori apa palsu.." jelita terus mengusili sahabatnya.

"Sembarangan banget Lo ta... Tau gak, koh Candra baru aja dapat promosi jabatan, sekarang dia jadi manager di perusahaan nya, makan nya gue minta jatah sama koh Candra" Lolly mengambil kembali bedak dan lipstiknya ditangan jelita. Lolly pun kembali membereskan beberapa alat kecantikan nya yang lain, membuat jelita bosan memperhatikan.

Lolly belum selesai mereview produk nya ia terus saja mengganggu konsentrasi jelita.

"Oh iya ta.. Lo tau gak Bedak sama lipstik ini seharga motor baru loh.." Lolly menyombongkan diri.

"Masa sih lol... Gue kira seharga motor butut Daffa" jelita dan Lolly tertawa bersamaan.

Disisi lain, Daffa memperhatikan obrolan mereka, ia juga mendengar saat jelita mengejek Vespa tua kesayangan nya.

"Ehemmmm... gue denger-denger ada yang ngomongin si Joko nih.." Daffa menghampiri jelita dan Lolly.

Jelita melirik ke arah Lolly dengan wajah penasaran.

"Joko siapa sih?" Lolly menjawab.

"Motor kesayangan gue, dan satu-satu nya" jawab Daffa.

Jawaban Daffa cukup membuat jelita dan Lolly tertawa begitu lepas.

"Udah?..." Tanya Daffa kepada mereka berdua.

"Joko ini, yang Lo bilang motor butut gue, seenggak nya udah bantu lebih dari 100 orang yang lagi kesusahan. Termasuk bantuin Lo.." Daffa mengarahkan mata nya kepada jelita yang membuat keduanya saling menatap.

"Lo inget gak, Ta.. tahun lalu Lo pernah gak dapet ojek waktu mau pulang sekolah. Gue inget banget bahkan sahabat Lo ini sekarang, Lolly.. gak peduli Lo keujanan depan sekolah.." Daffa duduk di meja jelita dengan santai.

"Pada saat itu, cuma Vespa butut gue yang mau anterin Lo pulang, tapi waktu itu Lo minta diturunin pinggir jalan, gue sih gak masalah karna seenggak nya gue bukan pecundang yang biarin cewek keujanan sendirian" sambil terus menatap mata jelita, Daffa berhasil membuat nya tidak berkedip.

"Oh iya, gue lupa... Lo kan pemilik toko bunga yang biasa gue beli itu kan? Lo tuh boss... Big boss... Orang kaya, makan nya gak heran kalo Lo hina gue! .. gue minta maaf ya ta, dulu gue sempet ngira Lo karyawan toko disana" Daffa turun dari meja dan beranjak keluar dari kelas.

Lolly yang sedari tadi memperhatikan keduanya tiba-tiba tersadar. Setahun lalu, ia pernah meninggalkan jelita sendirian di sekolah karna ia pulang dengan pacar baru nya.

"Ta, gue minta maaf ya... Soal kejadian yang dulu, gue gak tau kalo Lo sampe keujanan" Lolly memegang erat tangan sahabat nya.

"Gak Masalah kok lol... Itu bukan salah Lo juga, udah jangan dibahas lagi ya.." Jelita mengalihkan pembicaraan Lolly. Ia teringat ucapan yang keluar dari mulut Daffa, seperti menusuk dan melukai hatinya. Ia sangat merasa bersalah telah menghina Daffa dan membuatnya marah.

"Daffa keliatan nya marah banget ya ta... Gue baru liat Daffa tersinggung sampe begitu, gue kira cowok kaya Daffa gak punya perasaan" Lolly mengoceh.

Jelita hanya terdiam dan sangat menyesali perbuatan nya. Ia terus memikirkan bagaimana menyampaikan permintaan maaf pada musuh bubuyutan nya itu.

jelita berpamitan pada Lolly ingin pergi ke toilet, padahal sebenarnya ia ingin menyusul Daffa.

setiap lorong sekolah ia perhatikan, namun tidak juga menemui Daffa. jelita mempercepat langkahnya terus mencari keberadaan Daffa, ia terus berjalan menuju ke arah kantin sekolah, jelita mengintip, ia melihat gerombolan teman-teman Daffa yang sedang menyeruput es campur, jelita terus memperhatikan namun disana tidak ada Daffa.

akhirnya karna ia merasa tidak bisa menemukan Daffa, jelita berniat memasuki ruang kelas nya kembali karna sekarang belum jam istirahat, kalau ketahuan satpam atau guru piket sekolah, ia bisa kena semprot.

ketika akan membalikan badan nya ia tak sengaja menabrak tubuh seseorang yang sedang membawa semangkok bakso panas.

"Awwwwhhh.... hati-hati dong ah, jatoh kan bakso gue!" lelaki itu mengipas-ngipas tangan nya yang panas terkena air bakso.

"Daffa... Lo ngapain disini?" jelita nampak gugup karna takut ketahuan sedang membuntuti Daffa.

"Lo yang ngapain, anak baik jam segini masih pada di kelas, Lo mau apa disini?" Daffa masih nampak kesal.

"sorry.. gue gak sengaja, gue tadi mau beli minum, tiba-tiba aus aja" jelita mengarang.

"Lo gak kenapa-kenapa kan Daffa?" tanya jelita.

"Lo liat bakso gue jatoh, mana belum bayar lagi.. gak kemakan kan! tangan gue panas" Daffa terus mengomel.

jelita sebenarnya sudah kesal dengar ocehan Daffa namun ia tetap masih merasa bersalah atas kejadian diruang kelas tadi, ditambah kejadian yang baru saja ia alami.

namun pada saat jelita sudah dihadapan Daffa, ia rasanya sudah kehilangan simpati, jelita tidak bisa mengungkapkan permintaan maaf nya dengan baik, karna melihat teman-teman Daffa terus meledek keduanya, jelita memutuskan untuk meninggalkan Daffa dan bakso nya yang sudah berantakan di lantai.

sesampainya di dalam kelas, Lolly langsung melirik ke arah jelita.

"Ta.. Lo kenapa sih? aneh banget, habis liat hantu ya dikamar mandi?" Lolly penasaran.

"iya, hantu Daffa..!" ketus Jelita

"Daffa? kenapa lagi dia?" Lolly semakin penasaran.

"barusan gue gak sengaja nabrak dia, pas dia lagi bawa bakso panas, terus bakso nya jatoh dan air panasnya kena tangan dia" jelita menjelaskan.

"Lah... kenapa malah Lo yang bete? harusnya Daffa dong!" Lolly dengan polosnya membela Daffa.

"Justru itu, Daffa ngomelin gue depan teman-teman nya, berisik banget, gue kan malu.. kebiasaan banget tuh orang, mulutnya kaya petasan" Jelita makin kesal.

Lolly mendengarkan cerita jelita dengan khidmat, sesekali tertawa karna tidak kuat mendengar cerita jelita dan Daffa yang seperti anjing dengan kucing.

"Hati-hati Lo suka sama Daffa" rayu Lolly.

jelita tidak menjawab, ia hanya melirik Lolly sinis.

Lolly tertawa dengan girang nya melihat jelita yang terus bersikap seperti anak-anak.

avataravatar
Next chapter