13 PERMINTAAN MAAF

Minggu pertama setelah hadirnya Kevin di kehidupan Jelita, nampaknya membuat banyak perubahan di sikap gadis pemilik rambut panjang itu.

Pagi-pagi, ia bangun dan langsung membuat sarapan untuk dirinya sendiri.

Bu Maria terlihat heran dengan tingkah laku anaknya.

"Jelita.. kamu kok tumben jam segini udah bangun? biasanya bunda teriak-teriak juga masih cuek aja" Ucap seorang wanita yang masih mengenakan home dress abu-abu itu.

"Hmm.. Jelita kan udah dewasa Bun... masa sih harus dibangunin terus.." jawab Jelita sambil melahap sandwich buatan nya sendiri.

"Tumben udah rapih? mau kemana?" tanya ibu nya lagi.

"Jelita mau bantuin Seli di toko ya Bun... kasian pasti dia bete gak ada temen ngobrol" Jelita meminta izin pada ibu nya.

"Wah... sepertinya anak bunda lagi jatuh cinta nih! gak biasa nya bersikap seperti ini, hmm.. Gimana kemarin sama Kevin? ngobrol apa aja?" tanya Bu Maria pada anak semata wayangnya.

"Ih... bunda kepo banget sih hehe.."

Jelita berpamitan lalu beranjak dari kursi nya.

ia berjalan kaki menuju toko bunga miliknya di sebrang jalan.

Bu Maria memperhatikan Jelita dari kejauhan.

"Orang jatuh cinta emang beda ya.." wanita itu tersenyum seolah mengingat kenangan di masa muda nya dulu.

***

"Pagi Sel... gimana.. udah ada yang beli belum?" sapa Jelita pada karyawan satu-satu nya itu.

Jelita membantu Seli membereskan toko dan mengelap beberapa bagian dalam toko yang terkena debu jalanan.

"Belum mbak, mungkin sebentar lagi.." jawab Seli.

"Biasanya kalau hari Minggu, ada pembeli langganan kita mbak, oh iya.. dulu dia sempat bilang katanya teman mbak Jelita?" lanjut Seli.

Jelita mengingat-ingat, siapa orang yang Seli maksud.

"Orang nya ganteng mbak... putih, tinggi, hidungnya mancung, mata nya sipit dan rambutnya keren banget.. dia biasanya cuma beli setangkai mawar putih doang sih" Seli terus menerangkan.

Akhirnya Jelita tahu, orang yang Seli maksud adalah Daffa.

"Sel, tau gak sih dia beli bunga setangkai-setangkai itu buat apa?" tanya Jelita.

Seli mengangkat kedua bahu nya dan kembali membariskan beberapa Bunga yang tampak masih baru itu.

***

Lima belas menit kemudian, seorang lelaki dengan ciri-ciri yang disebutkan Seli tadi datang ke dalam toko.

seperti biasa ia langsung pergi ke tempat bunga mawar putih yang biasa di beli nya.

"Heh! permisi kek! ini orang, bukan manekin!" Jelita melempar punggung Daffa dengan sebuah penghapus.

Daffa tidak membalik kan badan nya.

"Jelita ! Lo bisa gak, kasih pelayanan terbaik buat pelanggan setia toko bunga Lo ini?" kata Daffa dengan masih terus membelakangi Jelita. Seli yang hanya menonton itu pun sesekali tertawa, melihat kedua nya tiba-tiba adu mulut.

"Lo beli bunga tiap Minggu buat siapa sih? Kathrina apa buat Clara?" Jelita menghampiri Daffa.

"Buat Lo Ta!" jawab Daffa singkat.

Jelita mengernyitkan dahi.

"Nah, langsung ge'er kan Lo! punya hati baperan amat, pantesan mudah ketipu sama Kevin" Daffa melirik ke arah Jelita sambil tersenyum meledek.

"Si Joko mana? Vespa butut Lo?" Jelita mengalihkan pembicaraan.

"Lagi di servis" jawab Daffa.

Seli membungkus bunga mawar putih yang di pilih Daffa.

"Hmm.. Daffa... gue mau ngomong serius sama Lo!" Jelita memulai obrolan nya.

Baru saja Daffa akan beranjak pergi meninggalkan toko, tiba-tiba Jelita seolah menarik nya kembali untuk tetap berada disana.

"Jangan bilang Lo mau nembak gue? Sorry Ta! bukan nya apa-apa, Lo pasti gak Bakal mau gue jadiin pacar kelima!" jawab Daffa dengan pede nya.

Jelita menghembuskan nafas nya dalam-dalam, memang perlu kesabaran ekstra untuk bisa berbicara serius dengan cowok menyebalkan seperti Daffa.

"Gue minta maaf ya Daffa, soal omongan gue sama Lolly kemaren-kemaren, yang gue bilang si Joko itu Vespa butut" Jelita mulai serius.

"Hah? ini gue gak salah denger? Seorang Jelita minta maaf sama Daffa? Ya Tuhan semoga gak akan ada badai tornado sehabis ini" Daffa melirih.

"Lo kemaren gak masuk tiga hari bukan karja sakit hati sama gue kan Daffa? kalo boleh jujur, gue kepikiran banget.. takut emang beneran omongan gue nyakitin perasaan Lo.." ungkap Jelita tulus.

Daffa mulai sedikit menyimak.

"Oh, soal itu.. gak masalah Ta! gue emang udah terbiasa dihina orang.. maklum lah namanya juga orang miskin" Daffa merendah, ia sengaja berkata seperti itu supaya membuat Jelita merasa sangat bersalah.

benar saja Jelita langsung diam tidak menjawab.

"Ta..! menurut Lo selain bunga mawar, bunga apalagi sih yang bisa jadi simbol kasih sayang?" tanya Daffa mengalihkan pembicaraan.

"Hmm.. bunga anggrek! bisa jadi lambang cinta yang kokoh dan kuat, setau gue" jawab Jelita setengah menunduk.

Daffa mengambil sebuah bunga anggrek.

dan meminta Seli untuk membungkusnya rapih.

Daffa membayar bunga tersebut dikasir.

kemudian, saat akan pergi, Daffa memberhentikan langkahnya di depan Jelita.

"Nih, buat Lo! gue udah maafin, semua omongan yang pernah nyakitin gue, gak masalah kok! jangan dijadiin beban" kata Daffa lalu pergi meninggalkan Jelita.

Seli dan Jelita hanya bengong melihat punggung Daffa yang semakin menjauh.

Dalam hati nya, Jelita merasa sangat heran kenapa ia memberikan bunga anggrek itu pada nya.

"Ini bunga punya gue, di beli sama Daffa, dikasih lagi buat gue?" Jelita masih tidak habis fikir dengan sikap Daffa yang penuh teka-teki itu.

***

Jelita pulang ke rumah nya untuk makan siang, membawa bunga anggrek jenis Cattleya berwarna merah merona.

"Jelita, kamu ambil bunga itu untuk apa?" tanya Bu Maria.

"Jelita dikasih temen.. barusan beli dari toko kita, tapi bunga nya malah dikasih ke Jelita, emang aneh itu orang!" jawab Jelita.

"Wah... jangan-jangan orang itu suka sama kamu? Kirain, itu pemberian dari Kevin"

"Bukan Bun, ya udah Jelita simpen ini dulu ya... Jelita laper, mau makan Bun"

Jelita pergi ke kamar nya untuk menyimpan bunga pemberian dari Daffa.

Jelita masih tidak mengerti maksud Daffa, pasalnya, bunga anggrek yang Daffa beli tadi cukup mahal untuk kantong seorang anak SMA.

"Daffa punya duit dari mana ya.. kok dia hambur-hamburin uang nya buat beli barang yang gak penting sih? " gumam jelita dalam hati.

"Jangan-jangan bener kata Lolly, Daffa incer gue buat menduduki kabinet percintaan nya di bagian tukang ngerjain tugas sekolah" Jelita teringat kata-kata Lolly.

Tiba-tiba handphone nya berdering, Kevin menelpon nya dan mengajak Jelita pergi nonton bioskop malam ini.

"Bisa Vin! bisa banget, gak sibuk kok" tanpa basa-basi jelita langsung meng-iya kan ajakan Kevin di telpon .

saking senang nya, ia memeluk bunga pemberian dari Kevin dengan erat.

"Eh.. rusak kan.." Jelita membuka genggaman nya lalu menyimpan bunga cantik itu diatas meja belajarnya.

Hati nya kembali berbunga-bunga mendengar ajakan Kevin pergi malam ini.

avataravatar
Next chapter