8 HARI KEDUA (TANPA DAFFA)

Jelita baru saja sampai disekolah.

ia bergegas memasuki ruangan kelas. Aldo, betrand, ridho dan teman-teman Daffa yang lain juga satu persatu masuk ke dalam kelas. tak lama bell masuk pun berbunyi. Jelita tetap tidak menemui Daffa di kelasnya.

Lolly masih asyik saja melahap salad yang ia bawa dari rumah.

"Ta.. Lo udah sarapan belum? mau gak salad buatan koh Candra?" tanya Lolly.

"gue udah sarapan lol, buat Lo aja deh" jawab jelita.

Lolly memperhatikan Raut wajah jelita.

"Lo kenapa sih ta? dari kemaren planga plongo terus kaya orang kesurupan!"

Jelita menatap ke arah Lolly dengan sinis.

"lama-lama mulut Lo kaya Daffa ya lol... asal bunyi aja" jelita memalingkan wajahnya.

"ya maap Ta... habis nya gue penasaran, Lo kenapa sih? cerita dong sama gue? Lo masih ngerasa bersalah ya sama Daffa?" Lolly menebak.

Jelita tidak menjawab.

"udah lah Ta.. Lo jangan mikir yang macem-macem deh, siapa tau si Daffa emang telat bangun aja, makan nya dia gak masuk dari kemaren" Lolly berusaha menenangkan.

lagi-lagi Jelita hanya menganggap omongan Lolly hanyalah sebuah angin lalu.

tiba-tiba, Lolly beranjak dari tempat duduknya, berjalan ke arah barisan belakang. duduk di antara Aldo dan betrand.

melihat tingkah laku Lolly yang aneh, Aldo, dan betrand hanya saling menatap.

"temen kalian, si Daffa kemana? udah dua hari gak masuk sekolah?" Lolly menatap wajah Aldo dan betrand sambil tersenyum manja.

membuat kedua mata lelaki itu tak bisa berkedip.

Aldo dan betrand sangat menyukai Lolly. namun karna Lolly suka nya lelaki berduit, Aldo dan betrand hanya dianggap angin lalu oleh nya.

"hmmmm..... Lo mau tau aja apa mau tau banget lol?" kata Aldo sambil menggeser badan nya agar lebih dekat dengan Lolly.

"Lol... Abang Betrand lebih tau kenapa Daffa enggak masuk sekolah loh.." Betrand tidak mau kalah, mereka berdua terus saja berusaha mendekati Lolly. Ridho yang berada di depan mereka pun menengok ke arah belakang, memperhatikan keributan mereka berdua.

Aldo dan betrand akhirnya saling adu sikut, Aldo menyuruh betrand agar pindah tempat duduk begitupun sebaliknya. melihat keributan yang dibuat mereka berdua, Lolly segera mengambil tindakan.

"Stoppp! kalian enggak usah ke ge'eran yah... gue nanyain Daffa sama kalian karna kasian liat sahabat gue tercinta galau terus, tuh Lo liat si Jelita udah kaya kucing keujanan, menyedihkan banget dia kalo enggak ada Daffa" Lolly bangun dari kursi nya.

Jelita yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku Lolly pun terkejut, sahabatnya memang sudah persis seperti Daffa, sekarang hobi nya membuat malu jelita dihadapan banyak orang.

kelas seketika ramai karna ucapan Lolly yang mengatakan jelita seperti kucing keujanan.

guru mata pelajaran ekonomi pun masuk ke dalam kelas, membuat semua murid seketika merapihkan posisi duduknya, begitupun Lolly, ia kembali ke tempat duduknya semula.

Di tempat yang berbeda, Daffa terlihat sedang menyuapi kakak nya. Daffa sengaja tidak masuk sekolah karna ingin merawat Nadya yang sedang demam tinggi.

padahal, sebenarnya masih ada bi marni yang mau merawat Nadya dengan baik, namun Daffa tidak mau menyusahkan bi Marni lagi.

"Nak Daffa sudah makan?" tanya bi Marni.

"udah Bi... mbak Nadya kenapa ya demam nya gak turun-turun?" Daffa terus mengecek suhu tubuh kakaknya .

"Mungkin belum saatnya sembuh nak... mbak Nadya kan baru minum obat kemarin malam, wajar lah kalau obatnya belum reaksi" bi Marni menenangkan.

"oh iya nak Daffa belum tidur ya semenjak tadi pagi pas pulang kerja? lebih baik nak Daffa tidur dulu aja, biar bibi yang jaga mbak Nadya, kalau nak Daffa ikut sakit gimana? bibi sendirian dong.." kata bi Marni.

Daffa mengangguk, ia memang sudah merasa sangat ngantuk, sejak pulang kerja jam lima pagi, Daffa belum istirahat sama sekali. ia langsung membuatkan bubur untuk Nadya dan menyuapi kakaknya itu.

semenjak tinggal dengan bi Marni, Daffa bekerja sebagai Valet di sebuah tempat hiburan malam, ia berangkat dari jam sepuluh malam sampai jam lima pagi. begitulah aktivitas yang dilalui Daffa setiap hari.

***

Jelita dan Lolly masih berada di dalam kelas ketika jam istirahat berlangsung, baru saja mereka berdua mau menuju kantin, dari arah pintu datang Clara.

"kalian liat cowok gue enggak? gue telponin dari kemaren gak di angkat terus.." tanya Clara.

"maksud Lo Daffa?" Lolly balik bertanya.

"ya Daffa lah, siapa lagi !" jawab Clara ketus.

"Daffa gak ada, udah dua hari dia gak masuk sekolah" Jelita menjelaskan pada Clara kemudian langsung menarik lengan Lolly untuk segera pergi ke kantin.

Lolly yang setengah di seret oleh Jelita itu sempat-sempat nya memutar badan kembali ke arah Clara.

"Clara.. tugas Lo di kabinet percintaan Daffa sebagai apa? juru tugas? atau juru masak? hahaha" Lolly meledek Clara yang ia kira memang kekasih Daffa. pasalnya, Daffa tidak pernah sekalipun terlihat serius dengan cewek-cewek yang selalu mendekatinya. Daffa hanya terlihat memanfaatkan keberadaan para penggemar nya itu untuk membantu nya mengerjakan tugas, memberi nya sarapan setiap pagi dan lain-lain.

Clara yang mendengar perkataan Lolly itu pun tampak kesal.

"sialan Lo badut Ancol ! bukan urusan Lo ya! urusin aja lipstik Lo yang nempel-nempel ke gigi itu" Clara berteriak.

namun Lolly tidak menggubris nya, ia dan Jelita terus saja berjalan dengan santai sambil tertawa terbahak-bahak.

sesampai nya di kantin, Jelita dan Lolly kembali memesan es teh manis seperti biasa, Jelita menunggu Lolly di meja kantin. ia memperhatikan Aldo dan Betrand sedang berbicara dengan Kathrina, salah satu siswi paling cantik di SMA Kartini.

"kenapa ya nomor HP Daffa susah banget dihubungin? Lo pasti tau kan alamat rumah cowok gue? anterin gue dong! gue mau kerumahnya, gue khawatir Daffa sakit" Jelita menguping pembicaraan Kathrina.

tak lama, Lolly pun datang membawa makanan mereka.

"Lol.. Lo liat tuh, si Kathrina.. dia juga nanyain Daffa ke Aldo dan Betrand. dia juga bilang kalo Daffa itu cowok nya! emang gila ya tuh orang, cewek-cewek cantik disekolah ini hampir dia pacarin semua!" ungkap Jelita.

Lolly kemudian melihat ke arah Kathrina.

"bener juga ya Ta... pesona Daffa tak lekang oleh zaman, dari kita kelas X sampe sekarang udah di kelas XII, pacar Daffa selalu ada di kelas mana pun, mulai dari junior sampai senior, tapi kok di kelas kita dia gak punya gebetan ya Ta.." Lolly kemudian melahap siomay yang barusan di bawa nya.

"hmmm... gue tau... jangan-jangan gebetan Daffa dikelas kita itu elo Ta..!!" Lolly melirik ke arah Jelita.

mendengar omongan sahabatnya itu, jelita langsung mencubit pipi Lolly dengan gemas.

"Arrrgghhttt... sakit Jelita... Lo tega banget sih nyakitin bidadari se imut gue" Lolly terus mengusap-usap pipi nya yang baru saja di cubit Jelita.

avataravatar
Next chapter