15 FIRST LOVE

Pukul tujuh malam, Jelita sudah bersiap menunggu Kevin di rumah nya, ia terlihat berdandan sangat cantik dan wangi.

dengan mengenakan Dress berwarna Lilac sedikit di atas lutut dan kacamata yang biasa dipakai nya disekolah. Jelita membiarkan rambut panjang nya terurai begitu saja. ia berlenggak lenggok memperhatikan penampilan nya dari atas ke bawah.

"Hmm.. cukup lah" gumam Jelita dalam hati.

Tiba-tiba, suara pintu kamar terbuka perlahan.

"Aduh.. aduh.. anak bunda mau kemana?" Bu Maria memergoki Jelita sedang bercermin di depan kamar nya.

Jelita mengambil kuncir rambutnya dan berlaga seolah sedang mengikat rambut.

"Jelita lagi cari ikat rambut Bun.." jawab Jelita.

"Ah.. anak bunda masih sungkan aja! mau jalan sama Kevin?" tebak Bu Maria.

Jelita mengangguk. Ia bahkan belum cerita pada siapa-siapa. tapi ibu bisa menebak dengan benar.

Bu Maria mendekati putri semata wayang nya.

"Kalau mau Pacaran, jangan terlalu kaku begitu dandanan nya.. rambut kamu bagus di urai sayang, Hmmm mau bunda pakai kan lipstik?" Goda Bu Maria sambil membuka ikat rambut Jelita Karna ia tahu, sebenarnya Jelita memang mau mengurai kan rambut panjang nya itu.

Jelita hanya mematung, wajahnya seketika merah saat Ibu nya mengetahui ia akan pergi nonton dengan Kevin.

Bu Maria dengan penuh semangat memakai kan lipstik paling natural yang ia punya sesuai dengan permintaan putrinya.

"Bunda.. Jelita pamit dulu ya.."

"Loh memangnya Nak Kevin udah datang?" tanya Bu Maria.

"Belum sih Bun, Jelita mau tunggu di depan aja.. Jelita malu sama Bunda" gadis manis itu berbicara setengah menunduk.

Bu Maria tersenyum.

"Kenapa malu Sayang? Bunda seneng banget Jelita udah punya pacar.." ungkap Bu Maria.

Jelita memandang ke arah mata ibu nya.

"Jelita belum pacaran sama Kevin Bun.." jawab Jelita pelan.

Bu Maria tersenyum menggoda.

****

Suara klakson mobil Kevin sudah terdengar dari arah luar rumahnya.

Bu Maria langsung mengantar Jelita keluar.

dengan santun, Kevin menjabat tangan Bu Maria, berpamitan pada nya dan berjanji akan pulang sebelum pukul sepuluh malam.

Bu Maria terlihat sangat bahagia, melihat Jelita akhirnya bisa memiliki kekasih, walaupun sebenarnya, Kevin dan Jelita belum resmi berpacaran.

"Tante... Kevin pamit dulu ya... Oh iya, kalau pulang mau di bawain apa tan?" tanya Kevin sebelum menyalakan mesin mobilnya.

"Gak usah repot-repot Nak Kevin.. tolong pulang kan Jelita seperti ini lagi aja ya.. jangan ada yang kurang sama sekali" Jawab Bu Maria dengan senyuman lembut nya yang khas.

***

Di perjalanan, Jelita tidak mengucapkan sepatah kata pun pada Kevin. Namun Kevin berusaha terus mengajak Jelita ngobrol.

Lambat laun Jelita terlihat mampu menyesuaikan diri nya di hadapan Kevin malam ini.

"Hmm ta... Lo udah punya pacar belum?" pertanyaan Kevin membuat jelita yang semula enjoy menjadi kaku kembali.

"Belum.." jawab Jelita singkat.

"Kalau sama Daffa?.." Kevin melirik ke arah Jelita.

Jelita yang terkejut dengan pertanyaan Kevin pun juga melirik ke arah Kevin. kedua bola mata Jelita tidak mengedip.

"Lo kenapa Ta?.." tanya Kevin membuyarkan pandangan Jelita.

"Gak kenapa-kenapa kok Vin! gue kaget aja.. kenapa Lo tanya hubungan gue sama Daffa!" wajahnya yang semula biasa saja tiba-tiba memerah.

"Gue sama Daffa cuma temen biasa, malah gue sebel banget sama dia! pembuat onar!" lanjut Jelita.

Kevin tersenyum.

"Habisnya Daffa pernah ancam gue buat gak deketin Lo sama temen-temen yang lain.. kayaknya Daffa gak suka Ta sama gue"

Jelita menyipitkan mata nya.

"Lo serius Vin?"

Kevin mengangguk.

"Kurang ajar emang si Daffa, dia gak suka sama Lo karna dia merasa tersaingi Vin! Lo kan lebih ganteng daripada dia, jadi mungkin Daffa fikir Lo ancaman buat ganggu ketenaran dia di sekolah" Jawab Jelita.

"..."

"Emang gue ganteng ya Ta?"

Untuk kedua kali nya wajah Jelita kembali memerah, kali ini hampir seperti kepiting rebus.

Kevin langsung mengajak Jelita untuk memesan tiket nonton mereka, dari awal keluar mobil, Kevin tidak melepas gandengan tangan Jelita.

Sesekali Jelita merasa pegal, namun seketika hilang karna sebenarnya ia sangat merasa bahagia diperlakukan seperti itu oleh Kevin.

***

Di tempat yang berbeda, Daffa masih saja merasa sedih karna kepergian Nadya.

Melihat Daffa yang sejak tadi siang hanya melamun dan tidak mau melakukan aktivitas apa-apa, Bi Marni mendekati Daffa.

"Nak Daffa... Makan yuk... bibi udah buatin Sup ayam kesukaan Nak Daffa.." Ajak Bi Marni.

Daffa hanya terdiam di depan teras rumah Bi Marni. menghadap ke arah mobil mewah pemberian ayah nya.

"Mobil nya bagus ya Nak.. pasti mahal" kata Bi Marni sambil duduk disebelah Daffa.

"Kalo gak mahal, buat apa papah beli ! emang itu kan tujuan papah cari uang, biar bisa beli barang-barang mewah untuk dikenal orang-orang! Daffa gak suka liat sikap papah yang selalu pengen tampil paling wah!" Curhat Daffa.

Bi Marni tersenyum. ia mengerti kalau memang Daffa hanyalah seorang anak korban kesalah pahaman saja.

Bi Marni sengaja tidak berkata apapun, karna ia tahu betul saat Daffa sedang marah, ia sulit menerima nasehat.

***

"Lo seneng gak malam ini, Ta?" tanya Kevin pada Jelita.

"Seneng banget Vin! gue baru kali ini keluar malam, sama cowok!" jawab Jelita sambil malu-malu.

Kevin membukakan pintu mobil nya untuk Jelita.

di perjalanan pulang, Kevin kembali menggenggam tangan Jelita. sepertinya Jelita sudah terlihat tidak grogi lagi.

"Ta..." Kevin memperlambat laju mobil nya.

"Hmmm?" jawab Jelita sambil melirik ke arah Kevin.

"Gue.. boleh ngomong sesuatu gak?"

"Boleh banget Vin! ngomong aja" Jelita mulai penasaran.

"Hmm... Lo mau gak jadi pacar gue?" Kevin berhenti di bahu jalan.

Jelita yang tidak menyangka akan di tembak Kevin secepat ini langsung melongo.

Kevin mengambil sebuah bunga dan cincin dari jok belakang mobilnya, yang bahkan Jelita tidak sadar kedua benda itu sudah berada di jok belakang mobil Kevin sejak ia masuk ke dalam mobil itu.

"Kalo Lo mau jadi pacar gue, Lo boleh ambil semua nya, tapi kalo Lo gak mau, Lo boleh buang ini semua.." Kevin mengarahkan hadiah nya untuk Jelita.

Gadis manis berkacamata itu nampak gugup, seumur hidup tidak pernah tau rasanya ditembak laki-laki. apalagi sekarang yang mengajak nya pacaran adalah seorang lelaki tampan, kaya raya, pinter dan baik hati.

Jelita masih tersesat di fikiran nya sendiri.

rasanya ia ingin mencubit bagian tubuh nya agar memastikan ia tidak sedang bermimpi.

"Ta?.." Kevin mengelus lembut punggung tangan Jelita.

Sepertinya Jelita masih belum tersadar dari lamunan nya, Kevin dengan sabar menunggu jawaban gadis pujaan hati nya.

"Gue... gue.. gue ma..u kok Vin!" Jelita memberikan jawaban nya langsung saat itu juga.

mendengar jawaban Jelita, Kevin langsung berteriak kegirangan.

"Yes!"

"Yes!"

Jelita tertawa melihat tingkah konyol Kevin saat itu. Akhirnya, mereka berdua resmi menjadi sepasang kekasih.

Lelaki itu kembali menyala kan mobil nya.

Mereka menghabiskan malam bersama dengan perasaan yang berbunga-bunga.

"Sekarang, Kamu panggil aku sayang ya!" pinta Kevin.

avataravatar
Next chapter