1 Bulan Darah

Saat itu malam hari yang dingin, seekor gagak mengepakan kedua sayapnya dan terbang diatas langit yang gelap, diatas langit terlihat bulan purnama besar berwarna kemerahan mirip batu safir merah yang dicelupkan diatas air danau yang gelap, ujung - ujung dahan pohon saat itu pun terlihat berwarna kemerahan akibat cahaya bulan, begitupula dengan lampu jalan yang tinggi, lampu jalan itu memancarkan cahaya berwarna merah darah yang memancar ke bawah aspal jalan dan juga ke semak - semak rimbun di pinggir - pinggir jalan. Seorang wanita masih mengenakan baju tidur, baju tidurnya berwarna biru muda dengan motif banyak gambar mickey mouse kecil, namun baju tidurnya kini terlihat berwarna merah darah akibat cahaya bulan yang menyorot tajam ke segala hal. Melihat dari langkah kaki wanita itu yang terlihat bimbang, dan dari kepalanya yang tidak henti - hentinya menoleh ke kiri dan kanan jelas sekali kalau ia sedang bingung dan ketakutan. Wajah wanita itu cantik, rambutnya lurus tergerai sampai ke pinggang, cahaya lampu jalan yang berwarna merah darah tampak membuat wajah wanita itu pun terlihat setengah berwarna merah darah dan membuat wajahnya yang cantik seperti psikopat haus darah dalam film - film Hollywood, wanita itu bernama Ira, kedua mata Ira bergerak - gerak melihat ke kiri dan ke kanan dengan liar, jantungnya berdegub dengan kencang, beberapa butir keringat jatuh di keningnya. Kedua telapak kakinya tampak kotor menginjak aspal jalan. Sementara untuk menyembunyikan kedua tangannya yang gemetaran, Ira mengepalkan kedua tangannya erat - erat.

Grrrrr !! ... geraman mirip suara raungan singa jantan terdengar mengema di seluruh sisi gelap.

awwwww !!!! .. teriak Ira kaget, kedua matanya dengan liar melirik ke kiri dan kanan mencari sumber suara, sementara dikeningnya terlihat kerutan halus. Ira kemudian memutar tubuhnya dengan cepat dan melihat ke arah belakang dan ia melihat tampak mahluk berbulu hitam lebat keluar dari kegelapan secara sangat perlahan, nafas mahluk itu mengeluarkan kepulan asap putih di balik kegelapan yang menyelimutinya, bagaikan nafas seekor naga yang terbangun di dalam goa, mahluk itu besar dan tinggi mirip seekor beruang saat sedang marah dan berdiri, kedua matanya yang menyala berwarna merah darah tampak melayang diatas bulu - bulu tubuhnya yang berwarna hitam gelap dan pekat, saat mahluk besar mengerikan itu membuka mulutnya terlihat taring - taring runcing berkilatan terkena cahaya bulan. Taring - taring runcing mirip ujung belati milik tentara yang tajam dan kuat, yang mampu mengoyak sampai ke dalam tulang ... sraakkk .. sraakkk .. sraaakkk .. terdengar suara cakar tajam mahluk ganas itu mengaruk aspal jalan saat mahluk itu berlari cepat mengunakan semua kakinya menuju ke arah Ira.

"Tidaakkk !!!!" Ira berteriak kencang kemudian ia berlari, Ira jatuh sekali diatas aspal dan membuat lutut kakinya terluka, baju tidurnya tampak kotor oleh debu diatas aspal, Ira bangkit berlutut diatas aspal, lalu berdiri diatas kedua kakinya dan kembali berlari, kedua kaki Ira terasa berat namun ia terus berusaha berlari kencang menjauh ...

hoorrrr !!! ... hoorrrr !!! ... nafas mahluk ganas berbulu hitam itu terus berlari mendekati Ira yang terus berusaha berlari menjauh .. wosshhhh !! dengan satu lompatan jauh mahluk berbulu hitam besar itu melompat cepat dan kemudian tubuh berbulunya yang besar itu tampak  melayang diudara sesaat, Ira membalikan tubuhnya melihat mahluk berbulu hitam mengerikan itu tampak melayang di udara dengan cepat menuju kearahnya dan semua terlihat seperti gerakan lambat di mata Ira walaupun semua itu terjadi hanya dalam hitungan menit dan .... brruuukkkkk !!!!

Arrrgggggghhhhh !!!! Ira berteriak kecang Ira merasakan tubuhnya menjadi ringan, Ira bersiap untuk menghadapi kematiannya ketika sebuah lengan segera melingkari tubuhnya.

"Tenang !, tenang ! cuma mimpi.." terdengar suara seorang laki - laki disamping Ira, dari jarak mereka berdua yang sangat dekat Ira bisa mencium bau rokok dari mulut pria itu, Ira segera membuka kedua matanya dan ia melihat lampu bohlam bercahaya putih di langit - langit kamar hotel dimana ia menginap dan kemudian ia menoleh ke pria yang memeluknya, ia melihat wajah yang dikenalinya yakni wajah Dilman. Kamar hotel itu sepi sekali, tidak terdengar suara - suara apapun di kamar itu, kecuali suara gerakan jarum jam dinding yang telah menunjukan pukul 3 pagi.

"Cuma mimpi." kata Dilman menenangkan .. Ira menatap wajah Dilman dalam - dalam ia ingin memastikan kalau wajah Dilman tidak berubah menjadu wajah serigala liar bertaring panjang seperti yang dilihat Ira dalam mimpinya. Dilman mengerutkan keningnya menyadari tatapan tajam Ira padanya.

"Kenapa?" Tanya Dilman, kedua bola mata Ira tampak sangat menarik saat ia menatap Dilman tapi Dilman tidak suka di tatap seperti itu oleh Ira, tatapan penuh curiga.

Ira masih menatap tajam ke arah Dilman, ia tidak menyadari kata - kata yang keluar dari mulut Dilman tadi.

"Tidak." Ira mengeleng - gelengkan kepalanya. Dilman tidak melepaskan pelukannya pada Ira.

Ira merasa tenang dalam pelukan Dilman, seiring berjalannya waktu Ira mulai mencintai Dilman dengan tulus tapi selain rasa itu Ira tidak memungkiri kalau ia pun merasa khawatir setiap saat, saat ia bersama dengan Dilman selain karena Dilman adalah buronan polisi kini, yang lainnya Ira berpikir apa yang akan terjadi padanya jika suatu saat sedang bersamanya Dilman berubah menjadi manusia serigala, apakah Dilman akan melupakan siapa dirinya dan akan membununhnya kemudian mengoyak - ngoyak tubuhnya dan kemudian memakan tubuhnya mirip korban - korban Dilman yang lain .. sebuah dilema, Ira ingin selalu bersama Dilman tetapi ia juga takut bersama Dilman .. cinta adalah dilema ...

avataravatar
Next chapter