5 Chapter 5 : Shiro dan Dendam Masa Lalu

Sayup sayup angin tenggara berhembus lembut, menerobos celah celah bangunan tua nan gelap, hanya beberapa buah lentera yang dibiarkan menyala.

Beberapa penghuni markas itu tengah berkumpul, terdengar suara berat yang menjadi dominasi karena yang lain hanya diam atau berkata ya tidak.

"Sebentar lagi....dendam ku akan terbalaskan! Hahaha...bersiaplah kalian!" ujar suara berat ketua dari perkumpulan itu.

"Hai' Koriyama-sama"jawab bawahannya serentak.

***

Yasmine menggeliat diatas kasur kapuknya, semburat mentari menerobos jendela kamarnya yang memang dibiarkan terbuka.

Semalaman ia tidak bisa tidur memikirkan kejadian kemarin, memikirkan nya saja membuat wajahnya semerah tomat, baru kali ini ia berada sedekat itu dengan si mata biru.

"Jam berapa ya sekarang...hmmm...APA??!!! Oh tidak aku kesiangan! Kalau tidak cepat bergegas Matsuyama bisa mencekikku"ujarnya panik sembari bergegas bersiap.

Setelah berkemas dan mandi ,ia langsung menggeser pintu.

Srekkk

Tepat setelah ia bisa melihat dunia luar saat itu juga ia bisa melihat wajah maut sang mata biru.

"Hei...sensei!"sapa nya takut takut.

"Dasar siput!! Kau pikir jam berapa sekarang?!"ujar Matsuyama dingin plus kesal.

"Hehehe sumimase(maaf) " Jawab Yasmine sambil nyengir.

"Baiklah ayo segera berlatih sensei!"lanjutnya lagi lalu melangkah.

"Mau kemana?"Tanya matsuyama sambil berkerut dahinya.

"Ke tempat latihan.."jawab Yasmine polos. Matsuyama menepuk jidat nya.

"Tempat latihan di arah sebaliknya!dasar gadis pikun!"ujar Matsuyama kesal.

"Iya ya hehehe" Yasmine nyengir, mungkin julukan gadis pikun memang cocok untuknya.

Di tempat latihan....

"Apa kau paham?"Tanya Matsuyama setelah menjelaskan panjang lebar pada Yasmine.

"Ya..."

"Syukurlah kalau kau paham"

"Ya...aku tidak paham sensei...tolong jelaskan sekali lagi ya plissss"pinta Yasmine sambil memasang wajah imut mirip neko (kucing).

"Huhh...iya iya tapi berhenti menatapku dengan wajah seperti itu! Itu menjijikkan".ujar Matsuyama bohong,sebenarnya wajah Yasmine sangat imut hingga membuat jantungnya berdebar.

"Jadi.gadis pikun..PowerElement itu suatu elemen yang membuat kita.."belum selesai Matsuyama menjelaskan Yasmine menyela.

"Yang itu aku sudah paham, yang satunya sensei!"perintahnya, untung Matsuyama tabah.

Aneh saja bila Matsuyama bersedia melatih gadis payah seperti Yasmine, padahal banyak orang bahkan yang sudah mahir sekalipun ingin berguru kepada samurai legendaris itu tapi ia menolak.

Yahh disisi lain Hamada yang sudah tua tidak harus terkena serangan jantung karena melatih gadis payah itu.

Bla bla bla

Setelah teori yang membosankan akhirnya Matsuyama mengajarkan Yasmine berlatih pedang.

"Begini?"Tanya Yasmine sambil mengayunkan pedang dengan sembarang.

Lagi lagi Matsuyama menepuk jidat,

"Bukan begitu bodoh! Kau bisa terluka!. Begini..pegang gagang pedang dengan erat dan jauhkan dari bagian yang tajam lalu ayunkan seperti ini"ujar Matsuyama panjang lebar sambil menggerakkan tangan Yasmine.

Sejenak mata mereka bersua, begitu dekat hingga menyisakan jarak beberapa senti saja.

Matsuyama yang sadar langsung menjauhkan diri

"P..pokoknya begitu caranya!"ujarnya salah tingkah, sedang Yasmine hanya tersenyum.

"Lihat! Asap apa itu?"tunjuk Yasmine pada asap gelap yang membumbung di angkasa.

"Jangan...jangan.."Matsuyama langsung bergegas berlari menuju asal asap yang tak lain adalah Sora No Yume.

"Ap..apa apaan ini? Hei Okayama! Apa yang telah terjadi?"Tanya Matsuyama khawatir melihat padepokan dan penghuninya sudah amburadul.

"Shiro...pelakunya"jawab Okayama sendu.

Sratttt

"Awhhh..."pekik Yasmine, darah merah mengalir dari tangan lembutnya, sehabis sebuah panah melesat begitu saja mengoyak kulitnya.

"Yasmine! Kau tak apa?"Tanya Matsuyama sambil merobek kain bajunya lalu melilitkannya pada lengan luka Yasmine.

"Hem...aku baik saja"ujar Yasmine sambil tersenyum palsu.

"Shiro...Koriyama! ...."gumam Matsuyama sambil tangannya mengepal.

4 tahun yang lalu...

Riuh ricuh orang memadati arena pertandingan, hari ini adalah ujian di mana para murid Sora No Yume naik sebagai senior dan terlihat membanggakan, yang kalah dianggap pecundang.

"Apa kau yakin akan mengalahkan darah kotor itu?"Tanya pemuda bersurai kelabu pada pemuda bersurai merah.

"Heh...aku akan membuat anak bau kencur itu berlutut di depanku!"jawabnya dengan tatapan licik, lalu melangkah pergi.

.

.

Pertandingan telah dimulai, semua murid telah menunjukkan ketangkasannya, akhirnya saat yang dinantikan tiba, dimana sang jenius melawan sang ambisius.

" Apa kau takut? Darah kotor?!"ejek Koriyama bengis, sedang Matsuyama yang terpaut 2 tahun lebih muda darinya hanya diam tenang.

Sratttt

Ting ting

Suara dentingan bersahutan telah terdengar, mereka telah memulai pertarungan mereka.

Gerakan mereka sangat cepat, hingga tak terlihat.

Koriyama mengibaskan pedagangnya, Matsuyama menghindar lagi dan lagi

Kunai kunai bertebaran

Matsuyama dengan gesit menghindarinya

Sepertinya Koriyama sudah kesal

Srattt

Darah segar mengalir dari lengan Matsuyama, ia lengah.

"Heh..Dasar lemah!"ejek Koriyama.

Whushhh srattt

Luka yang sama secepat kilat sudah berada di lengan Koriyama juga.

"Hahhhhh!!!sialan!!! Terima ini!! Jurus rahasia : fire storm!!!!"

Blasttttt !!!!duar!!!!!

Semua penonton memekik ketakutan, tetapi untungnya mereka sudah di lindungi oleh pembatas transparan yang kebal akan serangan apapun.

"Hahaha tamatlah riwayat mu darah kotor!"tawa kemenangan Koriyama menggema.

Tapi...

Blusss!!! Buakk!!!

Koriyama terkapar seketika,

Ternyata Matsuyama berhasil menghindari serangan tadi ,saat Koriyama lengah Matsuyama menyerang tepat di titik lumpuh Koriyama, sehingga kekuatan Koriyama akan lumpuh sementara.

"Satu....dua....tiga...."wasit mulai menghitung. Koriyama masih berusaha bangkit, tapi tak bisa.

Tepat disaat akhirnya ia bisa bangkit, waktunya sudah habis.

"Sembilan....sepuluh!! Pemenangnya adalah Matsuyama!!!!"seru sang wasit.

Riuh ricuh gadis maupun pemuda yang bersorak ria atas kemenangan Matsuyama, membuat bom molotop meletus di hati Koriyama.

Sifat dingin tenang dan jenius Matsuyama mengalahkan keambisiusan dan kesombongan Kakak dari Okayama itu.

Matsuyama mengulurkan tangannya untuk membantu Koriyama bangkit, namun dengan kasar Koriyama menepisnya.

"Awas saja kau darah kotor! Aku akan membalas penghinaan ini!!!"ujar Koriyama berapi api.

Matsuyama hanya dapat menatap sendu punggung Koriyama yang mulai menjauh.

Setelah itu Koriyama tak pernah terlihat lagi, bahkan ia keluar dari padepokan dan mendirikan sebuah perkumpulan yang di beri nama 'Shiro' ,sampai sekarang shiro masih mengumpulkan kekuatan untuk memenuhi ambisi dan dendam masa lalu itu.

"Ini semua salahku...andai saat dia pergi aku mengejarnya andai saat dia menghilang aku mencarinya maka..."gumam Matsuyama sendu dan menyesal

"Sudahlah..jangan dipikirkan ! Wajar saja bila seseorang iri apabila junionya lebih hebat"ujar Hamada  berusaha menghibur sambil menepuk pundak Matsuyama.

"Hem...aku percaya selama ada kau semua akan baik baik saja"ujar Yasmine sambil tersenyum manis.

Matsuyama menatapnya sendu.

"Andai semua masihlah seperti yang dulu"batin Matsuyama.

***

Sang surya mulai beranjak kembali ke peraduannya, menyisakan semburat merah tembaga.

Yasmine memutuskan untuk berjalan jalan sejenak.

"Hem...aku jadi penasaran sekarang bagaimana ya rupa Rama?"batinnya.

"Hei Yasmine!!"panggil seseorang dari belakang, Yasminepun menoleh.

"Jae hyun? Kapan datang? apa kabar?"sapa Yasmine girang.

"Hmmm baik, loh tanganmu kenapa?"Tanya jae hyun khawatir.

"Ahh aku tak apa hanya luka kecil kok"ujar Yasmine sambil menyembunyikan tangannya yang terluka.

"Hmmm makanya hati hati"ujar jae hyun sambil mengelus puncak kepala Yasmine.

Hati Yasmine berdebar kencang, pipinya sempurna memerah.

"Yahh karena insiden tadi pagi aku akan menginap di Sora No Yume"ujar jae hyun sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Wahh aku senang kau akan tinggal sementara waktu disini"ujar Yasmine sambil tersenyum.

"Hari ini kau cantik sekali"puji jae hyun terkesima dengan wajah manis gadis itu kala tersenyum.

"Benarkah?"Tanya Yasmine tersipu.

Berbeda dengan Matsuyama yang selalu mengejeknya, sebaliknya jae hyun senantiasa membuat Yasmine tersipu karena kata indah dan keramahannya.

"Hem jadi jangan pernah bersedih oke?"kata jae hyun sambil tersenyum manis,surai emasnya tak mampu menghalangi keindahan iris cobalt itu.

"Ayo kita ke kedai aku yang traktir!^^"ajak jae hyun.

"Jae hyun baik sekali...apakah dia adalah Rama?"batin Yasmine.

"Oya jae hyun, apa kau pernah pergi ke indonesia?"Tanya Yasmine akhirnya.

"Hmm..ya beberapa kali, bahkan sewaktu kecil aku pernah tinggal beberapa tahun di sana"terang jae hyun.

Yasmine terdiam, tapi apabila jae hyun adalah Rama lalu apakah dia sudah merubah namanya? Dan mengapa dia tak mengingat Yasmine sama sekali? Atau jangan jangan dia juga pernah kecelakaan?

"Jae hyun..."

"Ya?"

"Apa kau pernah jatuh atau mengalami kecelakaan?"Tanya Yasmine penasaran.

"Ya..aku pernah jatuh"jawab jae hyun.

"....."

"Jatuh cinta"lanjutnya sambil terkekeh.

"Ahh jae hyun san!!"ujar Yasmine kesal.

"Yasudah ayo ke kedai sekarang"ujar jae hyun sambil menarik lengan Yasmine.

Matsuyama menatap sendu kedua muda mudi itu, nampaknya Jae hyun lebih bisa diandalkan ,gadis itu terlihat lebih nyaman dan aman bersamanya, batin Matsuyama.

"Meski begitu...aku akan tetap menjagamu dari jauh....".

***

Matsuyama mengerjap beberapa kali, peluh mengucur deras dari pelipisnya.

Nafasnya beradu, jantungnya berpacu.

"Huhhhh...aku mimpi buruk lagi..."

Di tamatinya arloji menunjukkan pukul 7 pagi.

"Lebih baik, aku segera bersiap"gumamnya sambil mengacak rambut hitamnya.

***

Matsuyama memutuskan untuk kembali melatihnya, si gadis pikun. Namun entah mengapa angannya melayang entah kenapa, ia berfirasat buruk.

"Sensei! Kau tak seperti biasanya, apa sih yang kau lamunkan?"Tanya Yasmine kemudian.

"Oh..ano..aku tak apa hanya saja semalam aku habis mimpi buruk"jawab Matsuyama sekadarnya.

"I..itu hanya mimpi kan? Hanya bunga tidur! Sudah jangan dipikirkan lagi oke?"ujar Yasmine mulai merasa aneh,ia merasa entah mengapa hatinya berontak tapi ia tak tau sebabnya.

"Yasmine...berjanjilah padaku..bahwa sepahit apapun hidup kau harus tetap tegar, berjanjilah bahwa bahkan bila kau terjatuh kau harus bangkit lagi!"ujar Matsuyama sambil menatap sejurus kedepan.

"...."

"...meskipun kau melupakan janji yang kau buat sebelumnya, kau tetap harus menepati janji lainnya! Meski kau lupa aku akan berkata lagi...berjanjilah meskipun aku bukan aku lagi..aku mohon ingatlah aku seperti janji musim panas itu"ujarnya lagi,Yasmine masih terus berusaha mencerna tiap kata yang pemuda itu lontarkan, entah mengapa setiap kata itu membuatnya merasa sesak.

"Ap..apa y..yang kau bicarakan sih Matsuyama! Hari ini kau aneh, itu membuatku takut...kaku biasa berbicara dingin dan selalu mengejekku kan? Ayo ejek aku! Latih aku! berhenti bicara seolah...seolah...kau..."Elak Yasmine yang merasakan sesak di hatinya.

"Huhh..baiklah ayo kita latihan, gadis pikun!"ujar Matsuyama kembali ke sikapnya yang semula.

"Begitu lebih baik"gumam Yasmine.

Akhirnya merekapun berlatih panahan, Matsuyama menunjukkan cara memanah. Sekali panah Matsuyama langsung mengenai seekor burung yang terbang ,lalu jatuh seketika.

"Wow!!! Bagaimana kau melakukannya?"ujar Yasmine kagum.

"Membidiknya"jawab Matsuyama singkat.

"He? Bagaimana?" Yasmine yang polos tentu saja tak mengerti penjelasan absurd Matsuyama.

"Apanya yang bagaimana?" Tanya Matsuyama tak mengerti apa yang tak dipahami gadis itu.

"Orang yang sudah berbakat dari sananya tak akan paham rasanya orang yang payah sepertiku!"keluh Yasmine kesal lalu melangkah pergi.

"Tunggu!" cegah Matsuyama.

"Kau hanya belum menguasai dasarnya saja, pegang busurnya seperti ini ,pegang yang kuat, tarik lalu bidik,..dan lepaskan"ujar Matsuyama sambil menggerakkan tangan Yasmine.

"Nah kau hampir bisa"ujar Matsuyama sambil melihat anak panah yang telah hampir sempurna menancap di pohon.

Setelah tiga jam berlatih, akhirnya merekapun duduk dibawah pohon sakura, menamati pemandangan dari atas bukit.

Dilihatnya wajah manis sang guru,surai surai lembut menutupi sebagian wajah putihnya, sementara iris biru bak berlian itu tertutup, nampaknya sang sensei lelah.

"Dasar sensei cerewet yang manis!"gumam Yasmine.

"Apa kau bilang?!!"ujar Matsuyama tiba tiba membuka mata.

"Ahh tidak tidak! Tadi aku bilang kau tampan..oops"Yasmine yang bodoh mengapa ia mengatakan hal seperti itu? ,Yasmine menutup mulutnya dengan jemarinya.

"Kau gadis ke seribu yang mengatakan itu!"ujar Matsuyama hampir terkekeh.

"Aku menyesal mengatakan hal itu"ujar Yasmine kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hhhh...salah siapa banyak bicara,sudah tau tak bisa bohong"ujar Matsuyama sambil terkekeh.

Ya Matsuyama memang menyebalkan namun Yasmine ingin terus bersama pemuda itu, ia merasa nyaman dengan ejekan lucunya

Ya Matsuyama memang dingin, namun kehangatan hatinya mampu melelehkan es di hati Yasmine.

"Entah mengapa bersama si mata biru bunga sakura mekar di hatiku yang beku" batin Yasmine sambil tersenyum.

" baiklah aku akan kembali ke padepokan, kau tunggu disini saja aku akan kembali"ujar Matsuyama lalu beranjak.

"Baiklah aku akan mencari bunga"ujar Yasmine sambil tersenyum.

"Bawalah ini ! Jika sewaktu waktu hujan"ujar Matsuyama sambil menyondorkan sebuah payung.

"Ahhh tidak usah lagipula kau akan kembali untuk memayungi bila hujan kan? Dan lagi musim semi mana ada hujan"tolak Yasmine bersikukuh.

"Dasar keras kepala! Kita tak tau seperti apa di detik berikutnya, jika kita hanya berpangku tangan itu hanya membuat kita merugi!"ujar Matsuyama meletakkan payung itu ditangan gadis itu lalu melangkah pergi.

"Dasar aneh!"gumam Yasmine.

Yasmine berlarian kecil di ladang penuh bunga dan kupu kupu,sembari ia petik beberapa bunga yang beraneka warna,

"Wahhh tempat ini indah sekali!! "Pujiannya kagum.

Teng!!!!

Tiba tiba sekilas muncul bayangan bayangan kabur yang memenuhi kepalanya,

Ingatan yang hilang itu tiba tiba bermunculan begitu saja seperti sebuah film, membuat kepala Yasmine amat pening.

To be continued...

avataravatar
Next chapter