4 Chapter 4 : Cherry blossom

"kenapa kau bisa begitu optimis?"ujar Matsuyama heran.

"karena sebuah lentera....dan itu kau"ujar Yasmine sambil tersenyum manis.

"aku? k..kau salah orang aku bukanlah orang baik seperti yang kau pikirkan..aku adalah samurai...tanganku slalu basah akan darah"Kata matsuyama datar.

"tapi..kau berbeda...aku..aku percaya padamu!

sejak aku pergi kesini...emosiku tak stabil...tapi kau datang menolongku...entah kenapa bersamamu...aku merasa tenang"kata Yasmine yakin, Matsuyama tertegun sesaat lalu tersenyum tipis.

"kau benar...aku memang samurai tapi aku jarang membunuh, biasanya aku hanya membuat lawanku menyerah. Hanya orang yang benar benar bersalah atau pantas untuk mati yang bisa membuat pedangku kotor oleh darah"ujar Matsuyama sembari menyarungkan kembali samurainya.

"lihat...asapnya menuju kesana" tunjuk Yasmine.

"jika tidak segera kita bisa mati kehabisan oksigen..tapi jika ceroboh lalu tanahnya runtuh kita akan mati"gumam Matsuyama

"tak apa..aku percaya padamu!"ujar Yasmine optimis. Matsuyama tersenyum lalu mengayunkan pedangnya,

sratt muncul kilatan cahaya

dan...

brakkkk

Yasmine ragu ragu membuka matanya, cahaya menyilaukan menusuk matanya tapi perlahan ia mencoba membuka mata

"Matsuyama...."

Matsuyama ternyata sudah berada diluar, lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Yasmine naik keluar.

"ayo"ujar matsuyama singkat.

Yasmine menerima uluran tangan itu dan berhasil keluar. Ia regangkan otot ototnya yang kaku sambil berjalan disamping pemuda itu.

"jalan jalan hari ini sungguh menantang ya" ujar Yasmine.

"menantang? ya...kau akan sering mengalaminya kalau di sisiku..dunia ninja"ujar matsuyama sedkit tersenyum.

"kau...benar...hiks...orang bilang aku pembawa sial...kau jadi terluka karena aku...hiks"Yasmine mulai menangis, hujan mulai turun

Matsuyama mengambil daun talas hutan yang lebar lalu menutupi kepala yasmine dari hujan.

"hanya orang bodoh yang mengatakan bahwa kau sial...percayalah Yasmine...semua makhluk diciptakan dengan kegunaannya masing masing...hanya perilaku kita, mereka saja yang dapat menimbulkan sesuatu...orang dari Shiro itu memang membenciku dari dulu mereka slalu mencari kesempatan untuk melenyapkanku kebetulan saja kali ini saat aku sedang bersamamu..maksutku...didunia ini tak ada yang namanya pembawa sial! kau paham?!"kata Matsuyama,

Yasmine tersenyum haru, baru kali ini ada orang yang berhasil mematahkan argumen bahwa dia adalah pembawa sial.terima kasih...Matsuyama.

"terima kasih..."ujar yasmine sambil tersenyum manis.

"jadi jangan menangis lagi! aku benci hujan! dasar gadis pikun!"ujar pemuda itu sambil melangkah pergi

"apa kau bilang?!! awas kau!! hei!! tunggu!!! Matsuyama!!!"teriak Yasmine kesal sembari mengejar Matsuyama.

mereka berlari kecil ,dibawah pohon pohon sakura yang tengah berbunga dan kelopaknya bertaburan merah muda.

baru kali ini Yasmine bisa tertawa lagi setelah sekian lama sejak kepergian Rama.

.

.

.

Hari hari mereka lewati bersama dengan canda dan tentu saja dengan tingkah ceria dan konyol Yasmine.

Sebuah senja di padepokan, saat makan malam.

Yasmine memilih secara acak makanan jepang yang tersusun rapi di meja seperti sebuah bazar, lalu melangkah mencari tempat duduk, dan ia sudah memutuskan untuk duduk dimana.

"hei..bukankah itu si gadis asing?"bisik okayama pada kanazawa.

"iya dan lagi bukankah sepertinya ia akan duduk bersama senpai? apa gadis itu tidak tau? kalau senpai tidak suka makan bersama orang"jawab kanazawa sambil melahap semangkok ramen.

"hem...dan lagi dia gadis, duluc

aku sempat mengira matsuyama phobia wanita"ujar okayama sambil terkekeh diikuti tawa kanazawa.

"mau apa kau kemari?"ujar matsuyama dingin setelah yasmine mendekati kursi tempat ia duduk.

"duduk. apa lagi?"jawab yasmine santai

"jangan coba cob.."belum sempat matsuyama melarang gadis itu sudah duduk di sampingnya.

"kau tidak tau adat di sini?!"ujar matsuyama kesal

"tidak .aku tau kau pasti melarang..tapi ini bukan kursimu tau! dan lagi tak ada orang disini yang kukenal...jadi boleh ya....!!!?"mohon yasmine dengan wajah dibuat imut seperti neko.

"aish...!!! untung kau perempuan kalau tidak...aishhh..baiklah hanya karena tak ada yang kau kenal disini!"matsuyama menyerah kesal. yasmine tersenyum girang.

"yey!!!. oh ya apakah makanan mentah ini enak?"tanyanya kemudian.

"itu shushi. lebih baik kau makan ini saja ramen"ujar matsuyama sambil menukar makanannya dengan makanan gadis itu.

"kau suka shushi?" tanya yasmine

"tidak..aku lebih suka makanan matang seperti ramen atau sejenisnya"jawab matsuyama datar.

"lalu kenapa kau berikan padaku?" Tanya Yasmine polos.

"sshhhttt kau ini berisik sekali! cepat makan atau ku suruh duduk dekat okayama?"matsuyama kesal, sebenarnya ia hanya tak ingin gadis itu sakit perut.

"tidak tidak! bisa bisa makananku tak tertelan!"ujar yasmine lalu langsung makan.

diam diam Matsuyama tersenyum tipis.

aneh...matsuyama yang dingin entah mengapa berubah menjadi matsuyama yang ramah di depan gadis asal indonesia itu.

seperti bunga sakura yang saat musim dingin tanpa daun saat musim panas hanya ada daun tanpa ada yang mengira kalau pohon itu bisa menumbuhkan bunga, tapi...ajaibnya di musim semi pohon itu berubah menjadi pohon yang indah di penuhi dengan bunga warna pink yang memukau.

.

.

.

Seorang pemuda dengan surai hitam tengah menamati sebuah foto yang dulu diabadikan oleh ibunya tanpa ia sadari , ibunya memang sangat pengertian dan serba ingin tau tentang anaknya, tapi ibu telah pergi selamanya ketempat yang damai.

pemuda itu memandangi foto nya saat masih kecil ,saat itu hujan dan ia memayungi gadis kecil seumurannya.

"hei..Anna! jangan hujan hujan nanti kau sakit! sudah jangan bersedih lagi abaikan saja perkataan mereka"

"hemm...tak apa aku hujan hujanan kan ada Rama yang memayungiku, Janji?!"

"hehhh...iya iya janji!"

kira kira itu adalah percakapan mereka waktu itu, dan seenaknya saja gadis itu membuat janji, padahal siapa tau kan ada orang lain selain ia yang mau memayungi gadis itu?. ahhh kenangan masa lalu..

"sudah sangat lama...aku tak heran bila sekarang kau melupakanku"ujar pemuda itu lalu menutup mata.

.

.

.

kala sang surya telah pulang ke peraduan dan senja sempurna jingga...

bunga sakura bermekaran bertaburan diterpa angin...

Yasmine masih terjaga dan memutuskan untuk berkeliling padepokan.

Di temani angin musim semi yang menyejukkan Yasmine bersenandung kecil meniti jalanan kecil taman padepokan yang telah terbalut kelopak kelopak pink sakura.

Sejenak Yasmine terdiam mendapati Matsuyama yang duduk di bawah pohon sakura dengan mata terpejam,

jantung yasmine berdebar entah mengapa hingga seakan saking kerasnya akan ada orang yang dengar.

tiba tiba pemuda itu membuka matanya, melihat yasmine ia pun beranjak dan melangkah mendekat

deg deg deg deg

pemuda itu melangkah mendekati gadis itu..semakin dekat jantung yasmine semakin berdegub kencang

"entah mengapa seperti sakura yang jatuh kecepatannya 5 cm per detik, jantungku berdebar setiap 5 cm per detik dia melangkah mendekat"gumam Yasmine.

"namun....Rama adalah cinta pertamaku...lalu sekarang siapa yang akan ku pilih?"

Pemuda itu semakin mendekati Yasmine,

Deg Deg Deg

apa yang akan pemuda itu katakan? apa dia perlu sesuatu? jantung Yasmine semakin berdetak tak beraturan..

50 cm lagi...40..20...15..5...

Yasmine terlalu gugup hingga iapun memejamkan mata

wushhh....

saat beberapa detik akhirnya membuka mata ternyata Matsuyama melewatinya begitu saja

"jangan banyak berkhayal gadis pikun! oh ya selamat sore!" kata pemuda itu semakin jauh. Diam diam pemuda itu tersenyum.

" heh...seperti dia bisa membaca pikiran"gumam Yasmine kesal.

.

.

.

Semburat jingga menyebul malu dari ufuk, cakrawala sempurna terbebas dari kegelapan.

Yasmine semalaman tak bisa terlelap entah kenapa, meski begitu saat fajar ia sudah berjalan jalan di asrinya desa Yume meniti jalanan yang masih terlihat sepi.

yahh meskipun ia takut tersesat, tapi setelah mungkin kesehatan jantungnya tidak terlalu baik ia urungkan niatnya untuk mengajak si mata biru, pasalnya jantungnya slalu berdetak cepat setiap berada didekatnya.

sejenak hatinya seakan berhenti berdetak, ia terpaku.

seorang pemuda bersurai emerald dengan iris coklat berjalan dari arah berlawanan.mendadak kepalanya terasa amat pening. memori yang nampak kabur berklebatan seperti sebuah klise.

memori itu lama kelamaan jadi jelas.

pemuda itu melewatinya begitu saja, menyisakan udara yang begitu menusuk.

"tunggu!! "bentak Yasmine pada pemuda itu. Pemuda itu berhenti, nampak jelas bahwa ada hubungannya antara yasmine dengan pemuda itu, kalau tidak mengapa dia berhenti?.

bulir bulir bening meluncur begitu saja dari iris Yasmine yang sayu, ia hampir tak mampu berkata.

"Tanaka!! kau berhutang beribu jawaban dari beribu pertanyaan padaku!!!!"ujar Yasmine dengan suara tercekat.

"selama hidupku aku hanya kenal dua wanita, dan sekarang mereka sudah....mati

"kata pemuda itu begitu menohok hati. pemuda itu berlalu begitu saja.

yasmine begitu tertekan, ia terduduk pilu, hujan menghujam tubuh rampingnya.

sejenak entah mengapa terasa teduh.

"hei...apa kabar!! kita bertemu lagi"ujar seorang pemuda bersurai emas sambil memayungi Yasmine.

Yasminepun mendongak..

"kau...."

"hujan hujan begini dimana gadis pikun itu?"gerutu Matsuyama sembari celingak celinguk mencari seseorang meniti jalanan yang basah.

akhirnya didapatilah apa yang ia cari.

"itu dia si gadis pi...."langkahnya terhenti, setelah ia tak hanya menemukan si gadis pikun tapi juga saingannya dulu.

"itukan..."

"Masih mengingatku? Aku yang waktu itu menolongmu dengan anak kecil itu" Ujar pemuda itu mengingatkan, pemuda yang super tampan.

"...Jae hyun?"kata yasmine lalu bangkit.

"hei! kau juga bisa bahasa indonesia ya? berarti kau pernah tinggal di Sora No Yume?"lanjutnya.

"yah...begitulah...tapi sekarang aku ditempatkan di tempat yang berbeda"ujarnya ramah.

"ohh...begitu"

"jadi sudah ada yang membawakan payung untuknya? lalu untuk apa aku disini?"matsuyama entah mengapa merasa kesal, ia ingin segera pergi dari sana, tapi entah mengapa kakinya terpaku dan tubuhnya seperti membatu

"baiklah...aku harus pergi, ini bawa saja payungnya"ujar Jaehyun buru buru.

"tapi bagaimana dengan mu?"ujar yasmine tak enak menerima payung itu.

"tak apa aku suka hujan...kau bisa mengembalikannya kalau kita bertemu lagi"ujar jae hyun sambil tersenyum manis.

"hemm...kita pasti bertemu lagi!"jawab yasmine sambil ikut tersenyum.

"oke...take care...see you"jae hyun akhirnya melangkah pergi.

"dada...see ya"

.

.

.

Senja menjelang malam,semua penghuni Sora No Yume berkumpul untuk makan malam, tak terkecuali Yasmine.

Yasmine mengambil makanan dan langsung duduk di tempat favoritenya.

"tumben kau tak melarang"ujar yasmine pada matsuyama yang duduk didepannya.

"untuk apa melarang nenek pikun"ujar matsuyama dingin.

"apa kau bilang? Dasar pemuda menyebalkan!"yasmine kesal.

"lagipula kenapa tak kau ajak saja teman barumu untuk makan bersama?"ujar matsuyama datar.

"siapa?"tanya yasmine polos.

"Jae hyun lah pura pura tak tau aishhh" Entah mengapa raut wajah pemuda itu tampak tak senang, cemburu?.

"dari mana kau tau? Jangan jangan...kau menguntitku ya?" Goda Yasmine.

"menguntit?! Untuk apa aku mengutit gadis pikun sepertimu? Kurang kerjaan" Ujar Matsuyama ketus dan dingin.

"hayo...kau cemburu ya?? Ayo ngaku saja"ledek yasmine.

Matsuyama mulai tak nyaman, langsung saja ia lemparkan tatapan mautnya tatapan yang menakutkan, dan itu berhasil membuat yasmine bergidik ngeri.

"hehe..bercada saja kok...baiklah aku akan diam"ujar yasmine lalu bertingkah seperti seakan mengunci mulut lalu membuang kuncinya.

Yasmine akhirnya tak berani berulah dan memilih fokus pada makanan nya, jika Matsuyama marah tamatlah riwayatnya.

.

.

.

Yoo Rin Hye melangkah dengan pasti, meniti setiap anak tangga sebuah bangunan yang tampak memang sudah berumur, arsitektur nya sungguh memukau dengan kayu bambu sebagai bahan utama.

"nona Yoo? silahkan masuk!"ujar Hamada mempersilakan.

Rin hye membungkuk.

"ohaiyou gozaimasu"

lalu mengikuti Hamada masuk kedalam padepokan.

"hoshizora memang baik..aku minta relawan mereka langsung memberikannya"puji hamada.

"ahhh...Sora No Yume juga begitu baik dan bersahabat"puji Rin Hye balik.

"tapi karena kau datang terlalu cepat dan misi masih belum diputuskan kapan dimulai jadi..kau harus berlatih dahulu disini bersama kami"ujar hamada sembari tersenyum,memang murah senyum paruh baya itu.

"hai' tentu saja, saya sangat merasa terhormat bisa di latih oleh sensei sebijak anda"jawab Rin senang.

dikejauhan nampak Yasmine melangkah mendekat.

"ohaiyou gozaimasu sensei"salam Yasmine sambil membungkuk.

"ohaiyou "jawab Hamada sembari tersenyum.

"tunggu...kau kan gadis yang bersama Jae hyun ya?"tanya yasmine pada Rin hye,iapun mengangguk

"iya aku adiknya, perkenalkan namaku Yoo Rin Hye"Rin tersenyum sambil mengulurkan tangan.

"ohhh...namaku Anastasya Yasmine. senang berkenalan denganmu"ujar yasmine sambil berjabatan tangan dengan Rin.

"aku dan nona Rin beserta murid lain akan berlatih pedang. kau juga bisa berlatih untuk penjagaan diri. tapi kali ini sensei sangat sibuk mempersiapkan sesuatu"ujar Hamada

"oh ya tentu saja sensei, terima kasih"ujar yasmine sambil tersenyum

"tapi kau bisa berlatih bersama Matsuyama dia sedang tidak ada hal untuk dikerjakan"ujar hamada sambil mengelus jenggot putihnya

"oh ya tidak apa ap....apa?!! mm..matsuyama?"yasmine langsung mati kutu.

"iya .semoga beruntung nak, sampai nanti ya! mari nona Rin"ujar Hamada tak mau kompromi dan langsung berlalu begitu saja bersama Rin.

di satu sisi pipi Yasmine merona merah karena senang tapi di sisi lain hatinya berdegup kencang karena gugup.

"hmmm...apa salahnya mencoba?"ujar yasmine memantabkan hati.

.

.

Yasmine berjalan kesana kemari mencari pemuda itu, tapi tak ada, entah kemana pemuda mata biru itu.

sejenak Yasmine teringat senja itu, saat itu yasmine melihat matsuyama tengah duduk tenang di bawah pohon sakura tua di lahan kosong samping padepokan. Yasmine langsung bergegas menuju tempat itu

benar saja, tampak matsuyama tengah duduk tenang dengan mata tertutup bersandar di bawah pohon sakura tua yang dibalut bunga sakura pink yang mulai semi, wajah tampannya begitu mempesona bermandikan cahaya mentari ,surai hitamnya sesekali menutupi wajah itu diterpa angin musim semi.

"imut sekali...."gumam Yasmine terpesona,bersembunyi dibalik semak semak.

"mau apa kemari?!"ujar pemuda itu dingin dengan mata yang masih terpejam.

deg

mendengar suara berat yang tiba tiba muncul itu yasmine langsung salah tingkah

jantungnya berpacu

"hebat sekali walau dengan mata terpejam pemuda itu tau dimana diriku"batin Yasmine

"ya kau benar"jawab pemuda itu lagi masih dengan posisi yang sama.

yasmine semakin kaget, bagaimana bisa pemuda itu tau apa yang ia pikirkan?.

"aa..aku h..hanya jalan jalan saja kok"jawab yasmine bohong

"jalan jalan? kau hanya berdiri mematung sambil memandangiku saja"jawab pemuda itu akhirnya membuka mata.

"apa?! bagaimana kau tau ?dari tadi kau hanya memejamkn mata"yasmine langsung menutup mulutnya yang ember, perkataanya tadi jelas membuktikan argumen matsuyama. Matsuyama tersenyum hampir tertawa.

"cepatlah waktuku tak banyak!"ujar matsuyama kini berdiri sambil melipat tangan kedada.

"tak punya waktu? Hamada sensei bilang kau sedang banyak waktu luang jadi aku bisa berlatih bersama mu!! ooops"Yasmine langsung menutup mulutnya lagi, lagi lagi ia keceplosan.

"tak pernah berubah! kalau tak bisa berbohong mending tak usah bohong! memalukan!"ujar Matsuyama dingin.

"apa kau bilang?!"yasmine benar benar kesal, pemuda menyebalkan itu selalu saja meremehkannya.

"jadi berlatih tidak?!"ujar Matsuyama yang sudah melangkah pergi.

"ya ya aku datang!" dengus nya kesal.

mereka tidak berlatih di padepokan. Matsuyama mengajak yasmine berlatih ke tempat khususnya, tempat ia biasa berlatih.

mereka berjalan beriringan meniti jalanan yang dipenuhi kelopak kelopak sakura yang berserakan, di kanan kiri jalan berjejer pohon sakura yang berguguran. mungkin kalau mereka sedang kencan, pasti itu adalah moment yang romantis.

"lihat! bunga itu indah sekali!!! bunga apa itu?"ujar yasmine polos.

"kau tak tau?"tanya matsuyama dingin.

"tidak".jawab Yasmine jujur.

"heh...itu namanya Cherryblossom" terang Matsuyama.

"ohh...bunga ceri"ujar yasmine polos. Matsuyama langsung tepok jidat.

"maksudku itu bunga sakura ,cherryblossom hanya nama lainnya saja bodoh" ujar Matsuyama dingin.

"ohhhhh" Yasmine mengangguk mengerti.

"sudahlah berhenti bertanya dan mulai latihan!"perintah matsuyama.

"hai' my cute sensei"jawab yasmine asal

"tunggu..kau bilang apa tadi? coba katakan lagi?!"goda matsuyama

"eh euh anu...my stupid sensei!" ceplos Yasmine.

"apa kau bilang?! "Matsuyama mulai marah

"euh maksudku...my good sensei"kata yasmine sambil salam dua jari alias peace.

"ayo sensei latih aku!"lanjutnya.

"baiklah...sekarang push up 30 kali"suruh matsuyama sembari duduk dibawah pohon sakura.

"apa?!"yasmine tak percaya.

" sekarang!!".

"tap..tapi.."

"sekarang!!"ujar matsuyama anti kata tidak.

yah mau tak mau yasmine harus mengikuti perkataan senseinya yang imut tapi menyebalkan itu.

"huh...huh...dua sembilan...t..tiga..puluh...huh selesai"yasmine nampak ngos ngosan dengan peluh yang bercucuran.

"sekarang sit up! 20 kali saja"perintah matsuyama lagi

"tapi...."

"sekarang!!"

"huh...huh..baiklah..."

setelah semua latihan dengan akhiran up itu yasmine benar benar capek dan kesal.

"sekarang..."belum sempat pemuda itu bicara yasmine langsung memotongnya.

"stop!! hosh...hosh...sepertinya ini bukan latihan...deh..."

"kalau bukan latihan lalu apa?"

"mengerjaiku!"jawab Yasmine kesal.

matsuyama menahan tawa.

"huh...kemarilah! duduklah"ujar matsuyama, yasminepun akhirnya duduk di sebelahnya.

"sebelum memulai latihan apapun..kita haruslah melakukan pemanasan. tapi...aku lupa bahwa kau bukan berasal dari sini...jadi pemanasan tadi terlalu berat untuk gadis lemah sepertimu"ujar Matsuyama sembari memandang yasmine.

"kemarikan tanganmu!"perintah matsuyama.

"untuk apa?"tanya yasmine heran.

"kemarikan saja!"

yasminepun mengangguk dan menunjukan tangannya yang memar sehabis latihan tadi.

Matsuyama lalu memegang tangan yasmine,lalu cahaya biru mulai terlihat,

"aku mempelajari ini dari ninja medis desa Yume, aku mengalirkan tenaga dalamku untuk menyembuhkan memar ditanganmu"terang matsuyama.

Yasmine diam diam tersenyum manis, ternyata dibalik sifat dinginnya pemuda itu baik sekali.

ya yasmine tau dia memang baik, pemuda yang ia temui beberapa minggu ini, satu satunya alasan mengapa ia masih tersenyum sampai saat ini.

"tidak hanya my cute sensei...kau juga..lenteraku"ucap yasmine dalam hati sambil tersenyum.

.

.

.

Hari berikutnya...

Matsuyama tidak mengajak Yasmine ketempat latihan melainkan ke perpustakaan Sora No Yume.

"sekarang baca buku buku ini!"ujar matsuyama sambil meletakkan beberapa tumpukan buku kumpulan jurus yang diterjemahkan dari huruf kanji ke huruf melayu.

Yasminepun membacanya dengan seksama.

Dan sebenarnya itu sangat membosankan bagi gadis yang tak mau diam seperti yasmine.

"yang ini maksudnya apa?"tanya yasmine menunjukan buku dengan istilah yang tak ia pahami.

"ini artinya...orang yang malas nanti akan di makan monster buas"jawab matsuyama asal

"benarkah? Ohh menakutkan..aku tidak boleh malas! kalau begitu aku akan membaca lagi"ujar yasmine polos.

Matsuyama terkekeh melihat tingkah gadis itu, betapa mudah percaya dan polos sekali gadis itu! mana ada monster buas yang mau memakannya.

ada ada saja.

.

.

hari berikutnya..

siluet mentari menyembul malu malu di ufuk timur, angin tenggara berhembus lembut bersama kelopak merah muda bunga sakura yang gugur.

"kemana gadis pikun itu? dia bilang ingin duluan ke tempat latihan, sekarang mana batang hidungnya"gerutu matsuyama kesal tak menemukan yasmine.

"baaaa!!!!!"teriak yasmine dari atas pohon.

"sedang apa kau disana? dari nenek nenek kau mau jadi monyet?"ledek matsuyama.

"hmmm...sebenarnya aku mau membuatmu kaget, tapi..."jawab yasmine.

krek!!

sepertinya dahan kecil itu tak sanggup menahan tubuh yasmine.

"oh tidak..."

krek!!! bruk!!

"AAAA!!!!"teriak yasmine histeris

hap!

untung saja Matsuyama yang sigap berhasil menangkap tubuh yasmine, jadi yasmine tak jadi menghantam tanah.

sejenak mata mereka bertemu...

di atas gendongan matsuyama ala bridal style itu yasmine hanya bisa membisu

matsuyama juga nampaknya menyadari betapa indahnya mata coklat sayu bak saphire itu...

bersama debaran angin tenggara dan kelopak kelopak sakura yang bertaburan....

mata mereka bersua cukup lama...

To be continued....

ost. Breanne duren - Daydream

i never notice how my heart could beat so loud when i think of you...

When i close my eyes you play like a movie in mymind...

You are my star of my daydream...

Everthing you are is my reverie

Can you feel my heart when you moving closer and closer..

avataravatar
Next chapter