3 Chapter 3 : Sebuah Lentera

Mentari menyembul malu dari peraduannya, mendung hitam lalu kini tinggal awan.

Yasmine melangkah keluar dari sebuah homestay, ya semalam akhirnya yasmine memutuskan menginap.

uhhh...setelah datang kejepang dan sampai di kota tempat ayahnya, sejujurnya Yasmine belum sempat melihat dengan jelas alamat lengkap ayahnya,

saat tangannya mulai merogoh tas navy bercorak dandelion, jantungnya berdegub kencang, pasalnya ia berfirasat buruk setelah mendengar gemersik di balik semak semak.

Sratttt!!!!

kejadian itu begitu cepat, hal yang ia takuti.

"tidak!!! Kembalikan!!! Tolong!!" teriaknya frustasi. segera ia mengejar copet itu, copet itu begitu gesit, bahkan copet itu dengan sengaja masuk kedalam hutan, dan lebih dalam lagi.

Yasmine tanpa pikir panjang terus mengejar para copet itu, naasnya akar pohon yang telah berumur membuat keseimbangan yasmine pudar, ia pun terjerembab.

BRUKK

"aduh...." erangnya pada lututnya yang memar.

sayang sekali copet itu berhasil kabur. Yasmine begitu panik dan frustasi tapi ia tak bisa berbuat apapun, ia hanya terduduk lemas sambil menangis.

"hiks...hiks...tidak mungkin..."

bahkan awan yang kelabu tiba tiba menjadi mendung gelap yang menurunkan butiran hujan, yang menghujam tubuh ramping yasmine.

"bangkitlah! sebelum lututmu keram".

deg.

suara bariton yang khas tiba tiba membuyarkan isaknya, bahkan sebuah tangan yang lumayan kekar berada tepat didepan wajahnya.

Ia sedikit terkejut bahkan tertegun.

pemuda asing yang begitu tampan, bahkan anehnya bisa bahasa melayu, alias indonesia.

meskipun begitu, Yasmine menerima uluran tangan itu lalu bangkit.

Pemuda yang begitu mempesona, rambut hitamnya begitu memukau bak hitamnya Bulu burung gagak dan mata biru yang indah seperti permata.

Namun pemuda itu tanpa permisi menariknya, untuk berjalan mengikuti pemuda itu.

"hei hei! terima kasih telah menolongku tapi..jangan seenaknya menarik tanganku seperti ini...kau! hei! lepas! lepaskan!" berontak yasmine sambil memukul mukul tangan pemuda itu, pemuda itu tidak menggubrisnya hanya diam.

"kau ini berisik sekali! sekarang lihat!" ujar pemuda itu dingin dan kesal.

"k-kau...wahhh peradaban" benar juga tadi yasmine kan tersesat di hutan.

"mm...ma'af atas sikapku tadi ...terima kasih" Ujar Yasmine menyesali perbuatannya, naming tanpa pikir panjang gadis itu langsung berlari dan bergelayutan di lengan pemuda itu.

"Waah kau benar benar malaikat! Terima kasih!!!" Ujar Yasmine, sontak mata pemuda itu langsung membelalak.

"Cotto--oi! Oi! Kau sudah gila ya? Lepas!" Pemuda itu dengan susah payah akhirnya bisa menjauhkan gadis aneh itu darinya.

"ini, mungkin kau membutuhkannya" ujar pemuda it setelah mengambil nafas, memberi yasmine beberapa lembar uang.

"kau baik baik saja?"tanya pemuda itu melihat yasmine mulai menggigil.

"dingin..."rintih yasmine.

dengan sigap pemuda itu langsung melepas syal merah yang ia kenakan dan mengenakannya pada yasmine.

Yasmine tercengang sebentar, seakan waktu berhenti, pemuda itu seakan akan bercahaya, mendadak hatinya berdegub kencang.

"sudah lebih baik?"tanya pemuda itu, yasmine mengangguk.

pemuda itu lalu melangkah pergi, anehnya kembali memasuki hutan tadi tanpa sepatah katapun.

"hei...tapi...,eh?! tunggu!" Yasmine mengejar pemuda itu.

"apa lagi?" ujar pemuda itu dingin. "Uang nya kurang?".

"k-kenapa kau menolongku? k-kenapa kau bisa bahasa indonesia...dan..." serbu Yasmine dengan seribu pertanyaan.

"apa itu penting?"sela pemuda itu.

"tt..tentu saja! lagipula kau orang asing kenap.." tak selesai perkataan Yasmine, pemuda itu menyela dengan kernyit di keningnya.

"orang asing? jadi kau masih tak mengingatku?" ujar pemuda itu terlihat kesal.

"memangnya kita pernah bertemu?" Yasmine memiringkan kepalanya.

Yasmine mencoba mengingat apa ia mengenal pemuda ini, ia termenung sejenak sembari menamati wajah pemuda itu lekat.

"ahhh....kau...adalah...."

#flashback

yasmine tengah duduk santai di sebuah halte bus menunggu bus yang akan membawanya ke tempat yang ia tuju, sembari menamati lalu lalang orang bermata sipit.

Namun segera ia membetulkan letak duduknya setelah ia mendapati seseorang tengah menatapnya lekat sedari tadi.

mau apa orang itu? , pikirnya.

pemuda itu mendekat.

Yasmine jadi sedikit gugup.

beberapa langkah lagi pemuda itu sampai di tempat yasmine.

dan...

...

Yasmine menghela nafas lega, nyatanya itu mungkin hanya hayalnya saja karena pemuda itu berbelok arah dan menghilang di balik khalayak ramai.

"aneh..." gumam Yasmine.

Bus yang ia nanti pun tiba, segera ia menaikinya.

sialnya bus itu sudah penuh sesak oleh penumpang, alhasil terpaksa ia harus rela berdiri.

namun tiba tiba seorang pengendara motor melintas di depan bus yang ia tumpangi,

ciiiittttt!!!!

Bus itu mengerem mendadak, keseimbangan Yasmine lalai dan...

Hap!

seseorang menahan pundaknya sehingga tidak terjatuh, mencegahnya agar tidak masuk rumah sakit jepang untuk kali pertama.

"hati-hati..."ujar pemuda itu.

mata mereka bertemu, sejenak hening

Inikan pemuda aneh tadi, tunggu...dia bisa bahasa indonesia.

"k-k..kau..."

belum sempat yasmine bertanya, pemuda itu sudah terlebih dahulu turun dari bus.

#flashback off

"k-kau...pemuda aneh di busstop kan?" akhirnya Yasmine mengingatnya.

Pemuda itu terlihat agak kesal.

lalu melangkah lagi.

"tunggu...aku mohon...jangan pergi dulu..." mohon yasmine, pemuda itu berbalik.

"apa aku terlihat seperti bodyguard?" tukas pemuda itu dengan tatapan tajam.

"tt...tidak...hanya saja...aku tak tau harus kemana esok harinya...karena kau telah menolongku pasti kau orang baik...jadi...aku mohon...ijinkan aku ikut bersamamu" pinta Yasmine mengiba.

"oh nona sepertinya kau terbawa suasana, jangan salah paham. aku bukan orang baik seperti yang kau pikirkan. dan lagi...bukankah katamu aku orang asing, bukankah tidak baik bagimu ikut dengan 'orang asing' " tukas Pemuda itu sarkas.

"tapi...Aku percaya padamu!" kata yasmine yakin. pemuda itu tertegun. mata mereka bertemu untuk waktu yang lama.

"aku mohon...aku tak akan menyusahkanmu...aku janji" Yasmine meyakinkan.

"....."

"tidak!" jawab pemuda itu singkat lalu melangkah lagi.

"oke...aku akan tetap disini!. mungkin akan ada serigala atau harimau...kalau aku mati kau tetap akan menguburku kan?" ujar yasmine pasrah.

Mengapa gadis ini bisa begitu yakin? dan keras kepala.pikir pemuda itu.

"....."

2 menit....

3 menit....

"aishh....baiklah" jawab pemuda itu akhirnya menyerah.

"benarkah? terima kasih!!"yasmine girang.

Yasmine dengan gembira mengikuti pemuda itu melangkah.

lagipula ia tidak tinggal di rumah melainkan padepokan.

mereka berjalan beriringan meniti jalan setapak, pemuda itu diam dan yasmine entah mengapa bersenandung.

gadis yang unik. Bukan, tapi entah mengapa Yasmine dapat menjadi dirinya sendiri bersama dengan pemuda asing itu.

"namaku Anastasya Yasmine, siapa namamu?" tanya yasmine sambil tersenyum manis.

"Matsuyama." Jawab pemuda itu singkat.

mereka masih meniti hutan, hutan yang begitu indah dengan beberapa bunga dan kunang kunang bertebaran.

"hmmm....matamu yang biru...rambut hitam...kulit seputih salju, sikap yang dingin tapi baik....sepertinya aku mengenalmu..." Ujar Yasmine sambil mencoba mengingat.

Matsuyama sedikit terusik, benarkah gadis itu mengenalnya atau mengingatnya?. jantungnya mulai berdegub.

"kau adalah...."

"..."

".....adalah...."

"..."

"pemuda aneh di halte!" ujar yasmine polos. Matsuyama mendesah lega, sekarang ia kesal.

"sudah ku duga"batinnya.

"dasar gadis pikun! jangan sampai kau lupa bernafas!"ujar Matsuyama lalu mempercepat langkahnya.

"apa kau bilang?! hei!!! tunggu!!" Yasmine yang kesal dengan julukan barunya mengejar pemuda itu.

~₩~$~₩~$~

Okayama mengasah pedangnya dengan teliti, sesekali disentuh bagian yang tajam untuk memastikan.

Di balik tiang, Kanazawa memperhatikan. sebenarnya Kanazawa tidak bermaksud tidak sopan atau mecoba merendahkan kakak seperguruannya itu, hanya saja sifat mudah marah okayama membuat sifat jailnya muncul.

"dimana si 'mata biru' ? aku tidak melihatnya sejak pagi" tanya okayama.

"...."

"hei!! kau pikir aku bodoh tak tau kau sembunyi disitu?!!" bentak okayama kesal. yahh...ternyata usaha kanazawa ingin jail gagal, ia ketahuan.

"hmmm....aku lihat senpai tadi pagi keluar entah kemana" Jawab kanazawa akhirnya menyerah dan menghampiri.

panjang umur orang itu, baru saja di bincangkan ternyata sudah datang.

"nahhh...itu senpai datang!. darimana saja senp..." tidak selesai omongan kanazawa, ia terpesona oleh sosok yang tiba tiba muncul dari balik Matsuyama.

gadis dengan iris coklat yang sayu nan lentik, rambut lembut panjang coklat, kulit putih, bibir semerah mawar dan pipi ranum seindah bunga sakura.

"siapa orang asing ini?!" ujar okayama ketus. ya meski yasmine begitu ayu namun tidak mudah membuatnya diterima di Sora No Yume yang mayoritas tidak suka orang luar.

"dia tamuku. jadi bersikap baiklah padanya!"jawab matsuyama dingin.

"yang benar saja? orang asing ini..." Tak selesai elakkan Okayama, Hamada terlebih dahulu datang, dan ia yakin orang tua itu tidak akan senang kalau ada orang yang menghina tamu murid kesayangannya.

"selamat datang nona di Sora No Yume!, tamu Matsuyama juga tamu kami, perkenalkan saya tetua disini Hamada Sendai, panggil saja Hamada sensei" ujarnya ramah.

"terima kasih...nama saya Anastasya Yasmine. saya habis terkena musibah dan tidak punya tempat bernaung...bolehkah...saya menginap disini untuk sementara waktu?"ujar yasmine memohon.

"hehehe...tentu saja nak. menginaplah selama yang kau mau. mari masuk!" kata hamada ramah.

Yasmine menatap matsuyama sejenak, pemuda itu mengangguk. merekapun melangkah masuk. sedang Okayama yang masih kesal hanya menggerutu dan tetap di luar.

"baiklah kau pasti lelah, Matsuyama akan menunjukan kamarmu" ujar hamada, Yasmine mengangguk paham.

"terima kasih".

"ayo!"ajak Matsuyama, yasminepun mengikutinya.

***

keesokan harinya...

Lonceng padepokan berdentang untuk beberapa kali, menandakan malam telah usai berganti esok.

Yasmine sejak dari fajar memutuskan untuk keluar dari kamar dan duduk menghirup udara segar di taman samping padepokan. melayang angan. mengingat nasibnya, kehilangan seseorang yang begitu berarti baginya, ia mulai menangis...

hujan tiba tiba turun...

namun tiba tiba yasmine merasa teduh tidak kehujanan.

"melamun?"tanya seseorang tiba tiba sambil memayungi yasmine.

"ohhh...Matsuyama. kau mengagetkan saja!. mari duduk"Yasmine tersenyum.

"kau masih berhutang padaku" ujar Matsuyama.

"tentu saja .katakan apa yang kau inginkan aku akan berusaha memenuhinya" Ujar Yasmine yakin.

"cukup katakan alasanmu jauh jauh datang ke jepang" selidik Matsuyama.

"hmmm....ini cerita yang agak melow sih..." Yasmine mendesah sendu.

"ayo bercerita sambil jalan jalan" Ujar matsuyama, yasmine mengangguk.

mereka berjalan beriringan keluar dari lingkungan padepokan, meniti hutan, hujan juga sudah berhenti jadi matsuyama meninggalkan payungnya.

meskipun Matsuyama pemuda yang sangat dingin, entah mengapa ia mau jadi pendengar yang baik, yasmine menceritakan alasannya kemari dengan nada sendu.

Matsuyama menghiburnya dengan menceritakan tentang Sora No Yume, dan aturan anehnya yang membuat matsuyama bisa berbahasa indonesia.

"kau tau....kau seperti lentera" Ujar Yasmine yakin sambil tersenyum.

"lentera?" Alis matsuyama saling bertautan. Yasmine mengangguk mengiyakan namun ia tak menjelaskan kenapa dan hanya tersenyum.

"terima kasih..."ujar yasmine ,Matsuyama sedikit tertegun melihat senyum manis gadis itu.

Namun obrolan mereka terhenti. tiba tiba Matsuyama memasang wajah serius.

"ada apa?" tanya yasmine khawatir.

"tetap berada di belakngku!"perintah matsuyama.

benar saja beberapa orang misterius tiba tiba saja berada di depan mereka dengan senjata yang terhunus.

"apa mau kalian?" tanya Matsuyama menggunakan bahasa jepang, dengan tatapan mautnya.

"mau kami? tentu menjemputmu ke neraka!" Jawab salah seorang dari mereka dengan sarkas.

" aishhh....kenapa harus sekarang?" gumam matsuyama sambil melirik yasmine.

"hei gadis ceroboh! jadilah gadis penurut dan jangan jauh jauh dariku atau melakukan hal bodoh! kau mengerti?!"ujar matsuyama pada yasmine .

"hm!!" Yasmine mengangguk paham.

"yosh!! mari kita akhiri secepatnya!!" Ujar matsuyama sambil mengeluarkan samurai kesayangannya dari sarungnya.

"hiatttttt!!!!!!!"

"Kau merubahku menjadi seperti bunga sakura"

Matsuyama

***

"seperti bunga sakura yang jatuh kecepatannya 5cm per detik, hatiku berdebar setiap 5cm mendekatimu"

Yasmine

*.*.*.*.*.*.*.*.*

.

.

.

.

"hiatttt!!!!!!!!!"

Matsuyama menebaskan samurainya,

'Ting! Ting!'

suara dentingan pedang mulai terdengar beberapa kali.

orang misterius itu bertiga sedang Matsuyama sendiri, meski begitu julukan matsuyama sebagai samurai api es bukanlah main main.

srattt

matsuyama berhasil menghindar dari tebasan katana milik mereka.

mereka menggunakan jurus angin, tapi mereka bodoh melakukan itu.

whoussshhhh

matsuyama menggunakan jurus apinya, tapi sayang sekali mereka dapat menghindar

mereka menyerbu matsuyama dan membabi buta, matsuyama menghindar beberapa kali hingga guling guling

srattttt

pedang matsuyama mengenai mereka sekaligus

dengan tatapan maut matsuyama menyeringai.

Yasmine baru kali ini melihat tampang serius pemuda itu yang menurutnya....Keren.

meski mereka bertiga dan matsuyama sendiri tapi matsuyama dapat membuat mereka terdesak.

"kalian mau menyerah?"tanya matsuyama dingin.

"yey!! matsuyama kau hebat!!" teriak Yasmine girang lalu menghampirinya.

"apa kau baik baik saja?" Tanya yasmine setelah berada di dekatnya.

Matsuyama mengelap sisa darah di mulutnya, lalu mengangguk.

orang misterius itu berbisik sesuatu, Matsuyama agak curiga

mereka melempar sesuatu, belum sempat Matsuyama sadar apa itu tiba tiba

Booommm!!!!

"aaaaa!!!!" teriak Yasmine panik

blushhhhh bruukkk

sesuatu meledak dan tebing di atas mereka runtuh menimpa mereka.

gelap gelap

orang orang misterius menyeringai licik lalu menghilang.

***

Di atas sebuah bukit yang indah, Seorang gadis berambut blonde dengan kulit seputih salju tengah menulis sesuatu di atas secarik kertas.

"sedang apa?" tanya seorang pemuda menepuk bahunya.

"ahh Kakak kau mengagetkan saja ! aku tengah memberi pesan pada Sora No Yume, kalau aku akan mempercepat kedatanganku kesana"jawab gadis itu.

" memangnya kau sudah bisa bahasa melayu?"ejek kakaknya.

"aku ini dari negeri gingseng sudah pasti aku cerdas!" ujar gadis itu menyombongkan diri.

gadis itu bersiul, seekor burung elang datang, ia pun menyuruh elang itu mengantarkan suratnya, setelah itu elang itu terbang tinggi.

" lagipula ini kan misi perdamaian dari Hoshizora, aku tak boleh mengecewakan Hikari sensei"ucap gadis itu sembari menatap lekat padepokan kesayangannya dari atas bukit.

"dan...Kakak juga akan pergi ke pusat intelijen kan?"

"yah...begitulah, Maaf Rin ya aku tak bisa slalu bersamamu" Ujar pemuda itu sembari mengusap puncak kepala adiknya.

"Hati-hati dijalan !" ucap Rin Hye sambil tersenyum masam, pemuda bersurai emas itupun menghilang dengan cepat.

yah ia tau kalau kakak nya sibuk jadi ia tak ingin menuntut banyak.

"Oya wajahmu kusut belum disetrika!"ucap pemuda itu tiba tiba dari belakang, sontak Rin hampir jantungan dibuatnya.

"Kakak!!!!!" Teriak Rin kesal.

pemuda itu tertawa lepas lalu kabur.

"Awas saja kalau suatu saat bertemu lagi!" Dengus Rin super kesal.

Rin terdiam sejenak, teringat akan misinya.

" 'Harapan Langit' ya...aku datang! eh tapi sebelum itu aku mau ke pusat kota dulu ah...kalau kalau ada buku yang bagus".

***

"Uhuk..uhuk...kok gelap? oh tidak..jangan jangan...aku sudah mati?! tidak!!! hiks!! hiks!! aku padahal belum beetemu dengan ayah...dan..."Tangis Yasmine histeris.

"Ssshh!!!!! berisik!! apa kau tak tau definisi mati? dasar bodoh!"Ujar seseorang.

" Siapa itu? apa kau adalah malaikat maut?! tidak...!!!"

"aishhh....ini aku bodoh!".

"Matsuyama? itukah kau?!".

"Hmmm".

"hiks...jadi kita berdua sudah mati dan kau jadi malaikat maut...hiks...hiks...matsuyama..."Yasmine yang polos terus saja menangis konyol, Matsuyama sampai menepuk jidatnya tak habis pikir, masih ada juga gadis semacam itu di dunia ini.

Matsuyama akhirnya menyalakan semacam suar dan mendekati yasmine, ia menutup mulut yasmine dengan tangannya

" Sshh...mana ada malaikat maut setampan ini" kata Matsuyama sambil mendekatkan suar itu kewajahnya agar terlihat oleh Yasmine. mata mereka beradu cukup lama, ditemani remangnya sinar suar dan jarak mereka yang begitu dekat.

Matsuyama tersadar dan langsung menyingkirkn tangannya dari bibir gadis itu lalu beranjak menjauh. sejujurnya pipi pemuda itu sempurna memerah, untung saja gelap kalau tidak sudah pasti ini sangat memalukan.

Yasmine sedikit terkekeh.

"Jangan berpikir macam macam!!"ujar pemuda itu dingin, membuat Yasmine semakin ingin tertawa.

sejenak hening, sampai Matsuyama yang mulai bicara.

"Orang-orang tadi licik seperti ular dan berhati keras seperti batu..mereka adalah suruhan dari Shiro perkumpulan pemberontak,musuh Sora No Yume"jelas Matsuyama

"Mereka menyulut bom dan membuat tebing diatas kita runtuh... beruntung kita masih selamat karena batu pipih ini!"Matsuyama melihat ke atas, Yasmine mengangguk paham.

"Apa kau baik baik saja?"tanya Matsuyama, Yasmine mengangguk.

"Tunggu... Matsuyama! kau terluka" Tunjuk Yasmine pada bahu pemuda itu.

"Aku baik baik saja argh.."Pekik pemuda itu memegangi bahunya yang basah oleh darahnya sendiri.

"Baik apanya? sini ku obati!"Yasmine mendekat dan langsung merobek paksa baju pemuda itu sehingga luka di bahunya terlihat, lalu iapun merogoh beberapa lembar perban dan obat merah dari saku sweaternya. Matsuyama mengernyit heran

"Aneh".

"Apanya?"tanya Yasmine sambil mengobati luka Matsuyama.

"Kau kan gadis pikun, aneh saja kenapa kau bisa kepikiran membawa begituan"Ujar pemuda itu sambil menahan sakit.

yasmine tersenyum,

"ohh itu...sejak kecil ibuku slalu menyuruhku membawa ini sewaktu waktu kalau aku atau orang lain membutuhkan, Soalnya aku orangnya ceroboh hehe"

Matsuyama hanya menatapnya lekat dengan pikiran tak terbaca.

"Nahhh...setidaknya bila kita mati kita masih bersama..dan aku juga tidak takut"gumam Yasmine setelah selesai membalut luka Matsuyama.

"kenapa kau bisa begitu optimis?"ujar

Matsuyama heran.

"karena sebuah lentera....dan itu kau"ujar Yasmine sambil tersenyum manis.

"aku? k-kau salah orang aku bukanlah orang baik seperti yang kau pikirkan.. aku adalah samurai... tanganku slalu basah akan darah" Kata matsuyama datar.

"tapi..kau berbeda...aku..aku percaya padamu!

sejak aku pergi kesini...emosiku tak stabil...tapi kau datang menolongku...entah kenapa bersamamu...aku merasa tenang"kata Yasmine yakin, Matsuyama tertegun sesaat lalu tersenyum tipis.

"Lentera, ya? " batin Matsuyama.

To be continued...

avataravatar
Next chapter