3 Ch. 3 : Latihan

Umur 2 Tahun, secara diam-diam Rudeus berlatih dan mengasah kemampuannya. Dia juga tidak lupa pula mengasah kemampuan Sihirnya, karena tidak ingin dirinya kalah oleh orang-orang di dunia ini dalam hal Sihir.

Rudeus selalu membuat alasan bermain untuk berlatih di tempat sepi, dia berlatih Zanjutsu dan Zanpakuto miliknya. Meskipun saat ini Zanpakutonya terasa tidak berguna sama seperti Pedang biasa, tapi setidaknya Zanpakutonya sedikit ringan.

Lalu dia belajar menggunakan Teknik Kido, yaitu Bakudo terlebih dahulu. Karena menurutnya Bakudo berguna jika terjadi sesuatu terhadap dirinya, ketimbang Hado yang fungsinya cuma bisa menyerang.

Dia sudah memiliki Sihir dan Zanpakuto, jadi Bakudo adalah satu-satunya pilihan untuk menjaga dirinya. Teknik Bakudo memiliki dua fungsi, yaitu bertahan dan menyerang.

Tapi fungsinya lebih kuat pada pertahanan, karena memang itulah kegunaannya. Untuk Hado, dia harus menunda latihan Hado karena porsi latihannya sekarang saja sudah sangat ketat dan berat.

Belum lagi, dia juga harus menguasai kemampuan Buah Iblis Hie-Hie no Mi. Seperti yang dikatakan System saat itu bahwa setiap orang berbeda-beda, dan dia memiliki perkembangan lambat dalam menguasai kemampuan Buah Iblis satu ini.

Itu terbukti ketika dia berlatih keras untuk menguasai kemampuan Buah Iblis ini dengan keras, tapi hasilnya nihil. Dia hanya bisa menguasainya kurang dari 2%, itu membuatnya tidak puas.

Tapi, hal itu tidak membuatnya menyerah dan justru dia merasa tertantang. Memang saat ini hanya kurang dari 2%, tapi jika dia sudah mampu menguasai sepenuhnya, hasilnya akan sangat memuaskan.

Dengan darah Shinigami yang mengalir di dalam tubuhnya, Rudeus dapat pulih dengan cepat jika dalam keadaan kelelahan. Dia juga menggunakan Mata Geass miliknya untuk menyerang Hawa Supranatural di sekitarnya.

Mata Geass miliknya tentu saja belum dia kuasai sepenuhnya, jadi dia selalu berhati-hati ketika menggunakan Mata ini, karena takut kehilangan kendali atas Mata Geass-nya.

Tidak ada satupun orang yang curiga kepadanya, jadi dia saat ini masih tenang-tenang saja karena latihannya masih bisa terus berlanjut.

Namun, karena hari ini hujan deras terus mengguyur Desa tempat tinggalnya, dia tidak diperbolehkan untuk keluar karena Ibunya takut dirinya terkena demam tinggi. Dia tidak bisa membantah dan memutuskan untuk berlatih di Lantai atas.

Memanfaatkan air hujan di luar jendela, Rudeus mengumpulkan air hujan yang terus turun dan membawanya ke dalam lalu meletakkan bola air ke dalam wadah besar di bawahnya.

Dia terus melakukan hal itu, bahkan sudah hampir 7 wadah dia isi penuh dengan air hujan. Dia tidak melihat wadah lain di sekitarnya, tapi dia tidak habis pikir dan langsung membuang air di ketujuh wadah itu keluar. Lalu terus melanjutkan latihannya.

Akhirnya dia berhenti ketika dia sadar bahwa Mana miliknya habis tak tersisa. Akibatnya, dia merasa sedikit pusing dan memilih untuk beristirahat sebentar sambil meminta Lilia membuatkannya teh atau semacamnya.

Teh yang dia pesan datang, Lilia meletakkan Teh hangat di dekat Rudeus dan membungkuk. "Silahkan, Tuan Muda." Setelah itu, Lilia pergi meninggalkan Rudeus yang tidak lupa mengucapkan terima kasih.

Tunggu! Rudeus tadi sempat melihat wajah Lilia yang memerah sedikit ketika menatapnya. Dia tidak yakin apakah itu karena dirinya yang tampan atau bukan tapi...

"Ahnnn!! Sayang! Itu.. Ahngg!!"

'Ah, aku mengerti. Semuanya menjadi masuk akal.' Rudeus mengangguk dan menepuk tangannya sambil berpura-pura tidak mendengar suara-suara aneh.

'Tenang, Rudeus... Huftt, tenang.. Ingat, jangan tiru perbuatan Ayahmu yang tidak punya malu itu.'

Kemudian, Rudeus melanjutkan latihannya dan kali ini dia berlatih Energi Reiatsu untuk menciptakan Penghalang berlapis-lapis di depannya. Tentu dia juga mengucapkan Mantra, karena dia belum terbiasa dengan hal ini.

Dia terus melakukannya dengan konsentrasi penuh dan menutup matanya untuk berkonsentrasi ke tingkat yang lebih kuat. Ketika merasakan Penghalang menjepit dirinya, dia membuka matanya dan melihat ruangan yang sudah penuh dengan Penghalang kasat mata.

Rudeus menghancurkan semua Penghalang, dia merasa tubuhnya sangat lemas dan terjatuh sebelum memuntahkan darah segar yang lumayan banyak.

"Haah.. Haahh.. Haahh.. Aku tidak menyangka akan sekuat ini efek sampingnya. Aku harus belajar lebih banyak menggunakan Energi Reiatsu ini."

Rudeus berbaring lemah, menatap langit-langit dan membayangkan dirinya sudah bisa menguasai semua semua kekuatannya. Pasti itu sangat keren dan luar biasa.

[ Ding! Tuan, Anda mendapatkan [ Koin : 32.000 ] dari latihan anda akhir-akhir ini! ]

"Sial. Padahal Dewa itu sudah memberiku daya ingat otak, tapi mengapa aku masih melupakan <Toko> pada System? Ugh..."

Lalu Rudeus duduk dan menghirup udara sebelum membuangnya, karena saat ini dia sedang menstabilkan Jiwanya.

"System, adakah Sihir yang mudah untuk dilakukan tapi daya serangannya yang kuat?"

[ Ding! Saya menyarankan anda untuk belajar Sihir Air! Selain mudah digunakan, Sihir Air juga dapat membantu anda dalam menguasai kemampuan Buah Iblis Hie-Hie no Mi, karena keduanya saling berhubungan. ]

"Ah! Begitu, ya! Kau memang tebaik. Nah, kalau sudah tahu jawabannya, aku hanya perlu mengerjakannya. Beli satu Sihir Air yang kuat, hebat tapi juga murah!"

[ Ding! Selamat, Anda mendapatkan kemampuan baru yaitu <Water Bom> di beli dengan harga 1.200 Koin! Koin anda saat ini : 47.800! ]

"Oh, beli juga ramuan yang dapat memulihkan Mana milikku."

[ Ding! Ramuan berhasil di beli dengan harga 300 Koin! Apakah anda ingin menggunakannya sekarang? ]

"Ya."

Setelah menjawab iya, tubuh Rudeus diselimuti Aura berkilau dan membuatnya menjadi segar kembali. Perasaan segar ini benar-benar menyenangkan, mungkin dia harus mencoba lagi di lain waktu.

"Yosh! Kalau begitu... Wahai Air, kekuatan dari Alam!" Hawa dingin Rudeus rasakan di sekitarnya, berputar mengelilinginya.

"Arus yang tidak ada hentinya! Aku meminjam kekuatanmu." Rudeus tidak menyadarinya bahwa langit di atas rumahnya mengalami sesuatu yang membuat awan berputar searah jarum jam.

"Berpecah, menyatuh dan menjadi satu! <Water Bom>!" Aliran air berkumpul di depan telapak tangan Rudeus yang telah mengucapkan Mantranya.

Bahkan akibat aliran air yang sangat banyak bagaikan kabel, atap rumahnya menjadi rusak dan membuat lubang di sana. Rudeus tidak mengharapkan hasil yang sangat luar biasa ini.

Namun, bola air yang sangat besar di depannya tidak henti-hentinya membesar, membuat Rudeus sedikir khawati melihat ini. Dia langsung membuat Penghalang kasat mata di belakangnya dan juga di depan wajahnya.

BOOOMM!!

Bola air meluncur kedepan, menabrak dinding rumahnya hingga hancur berkeping-keping dan terus meluncur dengan kecepatan tinggi ke langit, membuat pelangi tipis di langit yang saat ini sedang hujan.

Tubuh kecil Rudeus tidak dapat menahan gelombang kejut yang tercipta, hasilnya dirinya terpental kebelakang tapi untungnya dia memasang Penghalang dibelakangnya sehingga tidak menghancurkan pintu yang tepat di belakangnya.

Tubuhnya tidak memiliki luka apapun selain kelelahan yang perlahan merambat ke seluruh bagian tubuhnya, tetapi dia perlahan-lahan berdiri menggunakan Chakra yang tersimpan di dalam tubuhnya.

Meskipun Chakranya sangat sedikit, tapi bisa sangat berguna di keadaan seperti saat ini.

Bang!

Mendengar suara keras di belakangnya, Rudeus secara refleks menoleh kebelakang dan melompat cepat sebelum menggunakan kaki kanannya untuk menendang.

"Hei! Apa ya-Guagh!"

Ternyata, yang Rudeus tendang saat ini adalah Ayahnya sendiri!

Dia lalu melakukan backflip kebelakang dan berjongkok mendekat ke arah Ayahnya yang terkapar di lantai dengan wajah kesakitan.

"Ayahanda! Apa kau tidak apa-apa?!"

"Ugh, ya... Hanya sedikit sakit di bagian wajah. Tunggu! Sejak kapan kamu berlatih bertarung? Refleks tubuhmu lebih cepat dari refleks tubuhku." Paul terheran-heran melihat gerakan yang dilakukan Rudeus tadi.

"Y-Ya, itu... Itu hanya gerakan yang terjadi di tubuhnya. Bahkan aku sendiri saja tidak sadar ketika melakukannya." Rudeus menjawab sebaik mungkin dengan wajah lurus supaya tidak terlihat mencurigakan.

"Ho, berarti kau berbakat dalam hal bertarung jarak dekat. Itu sungguh menakjubkan! Bagaimana kalau lain kali kamu berlatih denganku?"

"Baiklah. Lain kali saja."

"Sayang! Ada sesuatu yang terjadi?!" Suara panik Zenith terdengar di belakang.

"Ah, tidak! Hanya Rud-Waahh! Kenapa ada lubang besar di rumah kita?!" Paul yang bodoh baru saja menyadarinya.

"Ahaha. Itu... Eehhh!" Rudeus tidak terkejut dengan lubang, melainkan dengan pemandangan indah di depannya.

Tapi... Yang paling membuat dia terkejut adalah.. Hujan yang menghilang! Bukankah tadi ada hujan? Mengapa tiba-tiba menghilang? Apakah ada sesuatu yang terjadi sehingga membuat hujan menghilang?

[ Ding! <Water Bom> akan semakin kuat daya ledaknya jika menggunakannya di tengah hujan deras, karena dalam menggunakannya, Anda juga menyerap hujan tersebut yang dijadikan bahan untuk membuat <Water Bom>! ]

'J-Jadi begitu.. Bukankah Teknik ini sangat berbahaya? Bahkan Teknik Air ini dapat menyerap air hujan hingga menghilang. Itu bukanlah sesuatu yang sederhana, lho!'

Dengan kedatangn Zenith dan Lilia ke sini, membuat Rudeus bertambah gugup serta panik karena merasa bahwa semua rahasia akan segera terbongkar. Dia tidak ingin itu terjadi!

Terlebih lagi saat ini, dia melihat senyum aneh di wajah Zenith yang membuatnya semakin gugup di situasi ini.

"Apa kamu yang melakukannya, Rudy?" Zenith menatap Rudeus dengan senyum aneh miliknya.

'Wahhh! Seram! Sangat menyeramkan! Apa aku akan dimarahi setelah ini?'

Rudeus memutuskan untuk jujur dan mengangguk kaku. "I-Iya, itu terjadi begitu saja karena aku ingin meniru apa yang Penyihir kutemui waktu itu lakukan."

"Kyaaa! Sayang, anak kita berbakat menjadi Penyihir! Bahkan sejak dini, dia sudah bisa menggunakan Sihir tingkat Menengah!" Zenith terlihat sangat gembira.

Di sisi lain, Paul menghela nafas kecewa dan berdiri menghadapi Zenith, yang saat ini sedang berputar-putar gembira. Mereka berdua kemudian berbicara mengenai masa depan Rudeus dan berbicara soal Pekerjaan kedepannya.

Sedangkan Rudeus sendiri, dia saat ini sedang dibingungkan.

'Hah? Tinggkat menengah? Hei, hei, hei, Ibunda! Jangan bercanda! Apa itu yang dinamakan tingkat menengah? Lalu, bagaimana jika ada seseorang yang bisa mencapai tingkat atas? Apa dia bisa menghancurkan dunia ini dalam sekejap? Seram!'

[ Ding! Tidak, Tuan! Sihir <Water Bom> bukanlah Sihir tingkat Menengah, melainkan Sihir tingkat Raja. Namun karena Mana anda belum cukup menggunakan Sihir ini sampai ke tingkat Raja, makanya daya hancur <Water Bom> tidak sampai menghancurkan rumah anda. ]

'Uwahh!! Bukankah itu sangat berbahaya?! Aku tidak mempermasalahkan rumah ini, tapi biaya untuk membangunnya kembali! Pasti sangat mahal, bukan? Dan tidak gratis! Huft.. Untung saja Mana milikku masih segini, jika tidak... Aku tidak mau membayangkan apa yang terjadi setelah itu.'

Setelah perdebatan antara Paul dan Zenith selesai, mereka memutuskan latihan Rudeus mulai sekarang. Latihan Sihir pagi hari dan Latihan ilmu Pedang di sere hari. Keputusan itu dibuat setelah Lilia menyarankan mereka.

Rudeus tidak tahu harus senang atau sedih mendengar ini, karena masalahnya dia sudah punya jadwal latihan sendiri. Jika di tambah dengan latihan mereka... Dia tidak punya waktu untuk beristirahat!!

Namun, yang paling dia ketahui adalah Ilmu Pedang dari Paul. Meski Ayahnya bajingan mesum yang sangat parah dan menjadikannya Sampah Masyarakat, Ayahnya tetap memiliki rahasia sendiri yang ingin dia ketahui.

Mau itu masalah ataupun kekuatan, dia ingin mengetahui. Dan untuk Ibunya, dia tidak terlalu memikirkannya karena Ibunya tidak seperti Ayahnya. Jika dia tanya biasa saja pasti Ibunya langsung mengatakan semua rahasianya.

'Tunggu... System, berapa harga Jutsu <Kage Bunshin>?'

[ Ding! Harganya adalah 2.500 Koin! ]

'Sangat mahal. Padahal hanya Bunshin, kan? Mengapa bisa jadi semahal itu... Ya, jika di pikir-pikir kembali, kegunaan Bunshin sangatlah banyak dan bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Huft, baiklah. Beli itu!'

[ Ding! Sebelum anda membelinya, System ingin memberi peringatan kepada, Tuan! Mungkin anda sudah sadar jika Chakra anda tidak sebanyak Mana dan Reiatsu anda, jadi mohon dipikirkan kembali! ]

'Ah, benar juga. Tidak apa-apa, beli saja. Aku masih punya banyak waktu di malam hari. Karena aku memiliki darah Shinigami, seharusnya waktu tidurnya tidak sebanyak Manusia biasa.'

[ Ding! Selamat, Anda mendapatkan Jutsu <Kage Bunshin>! Koin anda saat ini : 45.000! ]

'Aku harus bekerja ekstra mulai hari ini.'

---

Pada akhirnya, Zenith menyewa Guru untuk mengajarkan Rudeus tentang Sihir. Walau Rudeus sudah bisa menggunakan Sihir tingkat Menengah, dirinya masih belum tahu apa-apa soal dasar-dasar Sihir.

Ketika dia menggunakan <Water Bom>, dirinya hanya mengeluarkan Sihir dalam jumlah besar dan membayangkan kecepatan, jumlah dan akurasi untuk membentuk bola meriam yang besar sambil mengucapkan Mantra.

Tapi tidak di sangka, aksinya yang meniru Chuunibyou seperti di Anime ternyata berhasil dengan sempurna. Itu benar-benar kejadian tidak terduga, tapi dia puas melihat Sihirnya saat itu. Besar dan keren.

Hari ini, Gurunya datang ke rumahnya. Harus dia akui bahwa Gurunya sangat cantik dan... Bertubuh Loli. Walaupun begitu, Gurunya malah memberikan kesan imut kepadanya.

'Hei, hei, hei. Apa tidak apa-apa jika aku jatuh cinta pada gadis ini? Di sini tidak ada FBI, kan? Pasti tidak mungkin ada. Eh, tapi.. bukankah tubuhku saat ini adalah anak kecil? Ehehe, sepertinya tidak mungkin juga aku ditangkap gara-gara mengarungi Loli. Tunggu! Mengapa aku menjadi Mesum?!'

Rudeus menampar dirinya sendiri dan mencoba fokus, dia melihat Gurunya yang bertubuh mungil di depannya.

"Perkenalkan, namaku Roxy Migurdia. Mohon kerja samanya."

Bahkan orang tua Rudeus terkejut ketika melihat Roxy. Bukan apa-apa, tapi tubuh Roxy mungil dan wajahnya begitu imut sehingga membuat keinginan Rudeus untuk membawanya pergi datang begitu saja entah darimana.

Roxy memiliki tubuh mungil, dia mempunyai rambut biru tua yang diikat dikepang dua. Memakai pakaian Penyihir seperti di Anime Fantasi.

"Jadi kamu ya yang jadi Guru Rudy nanti." Paul agak sedikit ragu melihat Roxy, Rudeus langsung mengerti dari ekspresi Paul.

"Kamu itu-"

"Sangat mungil, ya!" Rudeus menyela perkataan Zenith karena tidak tahan ingin berkomentar tentang penampilan Roxy.

"Hmp." Roxy merasa tersinggung dan menatap tajam Rudeus.

'E-Ehh, apa perkataanku ada yang salah? Bukankah semuanya benar. Tubuh mungil, wajah imut dan tingkahnya itu sangat mencerminkan Loli yang di idam-idamkan Wibu stress. Tapi... Milf atau Onee-san adalah yang terbaik.'

Semua orang di sana melihat wajah Rudeus yang tiba-tiba serius, entah apa yang dipikirkannya saat ini tetapi mereka yakin bahwa Rudeus sedang memikirkan sesuatu yang luar biasa serius saat ini.

[Bersambung]

avataravatar
Next chapter