10 TAFAKKUR

Catatan sejarah telah mewarnai hidupku. Kisah yang dulunya pahit jika sudah menjadi sejarah, bilah di kenang, kisah tersebut rasanya manis. Kalau di Tafakkuri dengan hati.

Hal ini tercipta secara alamiah. Tanpa harus dicampur dengan zat pemanis sedikitpun. Cobalah kita menafakkuri buah-buahan yang berada di sekitar kita. Umpamanya buah papaya, buah pisang, buah jeruk atau buah mangga sekalipun.

Apakah ada buah-buahan di sekitar kita yang manis jikalau masih mudah?. Papaya kalau masih mudah rasanya hambar, pisang rasanya pekat kepahit-pahitan. Jeruk dan mangga sangat kecut ketika masih mudah.

Akan tetapi zaman atau waktu mampu merubah semuanya. Yang hambar, yang pahit, atau yang kecut sekalipun. Diubah menjadi manis oleh waktu. Karena mereka tabah dalam menerima qodak dan qodar penciptanya.

Coba kita telaah cara pembuatan tapei, yang berbahan dasar singkong rebus. Singkong tersebut di dinginkan. Setelah dingin ditaburi ragi, lalu dibungkus dua hari dua malam.

Apakah kamu kira seketika itu juga singkong berubah menjadi Tapei yang manis?. Sekalipun singkong sudah ditaburi ragi untuk mengurai karbohidrat. Untuk menghadirkan zan manis, masih tetap membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghadirkan zat, yang diimpikan oleh setiap mahluk itu.

Setiap sesuatu yang tidak tercipta secara alamiah, biasanya tidak berumur lama cepat kadaluarsa. Kehidupan manusiapun seperti itu, tidak akan jahu berbeda dengan ciptaan-ciptaannya yang lain.

Terkadang zat manis yang di hadirkan dengan cara paksa, bisa berubah menjadi racun yang mematikan. Hal ini disebabkan oleh manusia yang selalu haus terhadap hal-hal yang instan.

Hidup adalah perputaran rotasi, ringkarnasi yang takbisa di hentikan. Dari pahit kemanis, dari manis kembali lagi kepahit. Dari tiada menjadi ada, dari ada kembali lagi ketiada, dan begitu seterusnya. Hingga mahluk-mahluk di bumi ini, baik benda mati maupun benda hidup, berhenti bestasbih dan kembali kepada asalnya.

Buah yang pahit menjadi manis disebabkan oleh waktu, waktu pulalah yang akan merenggut rasa manis yang dimiliki buah. Pak Joko Widodo yang semulah jadi gubernur, terpilih menjadi presiden. Diangkat derajatnya dimata ummat diseret oleh waktu. Maka waktu pulah yang akan menyeret pak jokowi keasal muasalnya. Waktu yang memberikan kesempatan kepada kita menjadi kholifah di bumi. Maka waktu pulah yang akan mengembalikan diri kita pada sang pencipta.

Inilah skanario kehidupan, rotasi gaib yang tak dapat bisa dihentikan. Indonesia adalah Negaraku yang paling hebat, bangsanya senang datang terlambat.

Disiplin merupakan sesuatu yang mahal di negaraku, padahal waktu tidak akan kembali, dia akan terus berputar kedepan dan akan membunuh manusia secara perlahan.

***

Tahun 2005 adalah tahun kelulusanku dari bangku SD. Teman-teman pada sibuk mendaftarkan dirinya kesekolah lanjutan. Para pedagang seragam sangat laris pada tahun ini. Banyak pedagang yang sampai kehabisan stok seragam, saking banyaknya pemuda-pemudi penerus bangsa yang ingin menghilangkan kebodohan. Untuk negeri Indonesia tercinta.

jika yang direbut pedagang seragam adalah pelanggan. Lembaga-lembaga pendidikan berebutan peserta didik. Sunggu persaingan yang luar biasa.

Satu pihak berjuang untuk memajukan bangsanya, dipihak yang lain memanfaatkan semangat generasi bangsa, untuk mengais harta di lembaga-lembaga yang sudah berubah menjadi lahan bisnis.

Namun aku tidak terpengaruh oleh hiruk pikuk sekolah yang sedang gencar-gencar menerima peserta didik. Karena saat ini ibuku terbaring lemas di rumah sakit Islam kalianget. Apapun yang akan terjadi pada pendidikanku, biarlah terjadi. Yang penting ibuku selalu ada untuk diriku.

Semua Do'a kupanjadkan untuk keselamatan ibu. Hanya do'a yang bisa aku berikan pada orang yang melahirkanku, yang sedang berjuang menghadapi penyakitnya.

.

Bukan hanya anak ayam yang menangis ketika ditinggal induknya, manusiapun tak jahu beda darinya. Ketika ibuku sudah keluar dari ruang operasi, aku menangis histeris, Aku kira ibuku sudah tiada. Karena pada saat itu badan ibu di selimuti oleh kain yang serba putih oleh suster rumah sakit. Ini efek kebanyakan nonton televisi. Mungkin putih adalah lambang suci bagi orang yang sehat. Namun bagi orang sepertiku, yang sedang menunggu kesehatan ibunya selama lima tahun, serta bagi orang yang sakratul maut, kain putih adalah lambang mati. Sunggu berengsek peraturan rumah sakit. Bisikku dalam hati.

Ketika aku sudah tahu bahwa operasi ibu berjalan dengan lancar, aku tak lupa sujud syukur kepada Allah, Sang pencipta. tiga hari tiga malam aku sekeluarga tinggal di rumah sakit Islam Kalianget. Selama itu pulah mata dan telingaku tak lepas dari hingar-bingar pencabutan nyawa manusia.

Dokter spesialis dan obat-obatan kimia yang puluhan juta harganya, dan semua teknologi canggi milik medis. Tidak bisa menghalangi tangan malaikat maut pembawa duka. Berkat rahmat dari sangpencipta, ibuku diizinkan pulang oleh dokter, ketika melihat kondisinya yang mulai membaik. Dengan syarat setiap seminggu sekali ibu hurus cek up. Aku sangat gembira, karena orang yang aku cinta ku dapatkan kembali.

avataravatar
Next chapter