4 Muncong Senjata Belanda Sudah Tiada?.

"Manamungkin kamu bisa memastikan kayu itu suci Ki, sedangkan kamu tidak selalu bersama-sama dengan kayu setiap hari". Tegur Raji beliau geram.

"Di sawah banyak sekali kotoran sapi, aku tidak mau memakan nasi yang najis". Telunjuknya menuding ke nasi yang ada di tanganku. Aku merasa sangat bersalah, karena ulahku keluarga ini menegang dan guru pun jadi kena batunya.

Karena terjadi perbedaan furu'iyah yang semakin meruncing, guruku mengalah kepada isitrinya, beliau merasa malu jika didengar tetangga sekitar. beliau sebagai toko masyarakat terkemuka tak pantas jika hanya membesar-besarkan masal seperti itu.

Beliau sangat menghormati istrinya, yang juga bersetatus guru baginya. Orang yang dinikahi olah guru adalah putri gurunya. Iya itu K.H. Mutik Ullah. Guruku selalu mengalah jika terjadi perbedan pandangan yang masih bisa di toleran.

Raji guru bersikukuh dengan pendapatnya, beliau mengatankan, 'nasi itu telah najis satu butir nasi yang dimakan olehmu akan membuat ibadahmu selama empat puluh satu hari tidak akan diterima'.

Otakku berpikir keres mencoba menganalisa ucapannya, dan menghitung. Seandainya nasi itu benar-benar sudah najis. Satu butir nasi yang aku makan akan menyebabkan selama empat puluh satu hari ibadahku tidak diterima oleh penciptaku. Lalu berapa hari jika yang dimakan olehku satu piring?.

Otak matematik milikku berputar mentransfer persoalan ke akal. 'Alangkah bodohnya diriku ini', aku mendesah dalam analisa panjang yang takdapat kuuraikan.

Yang jelas jika satu butir membuat ibadah kita tidak diterima selama empat puluh satu hari. Maka jika dalam sepiring terdapat seribu butir nasi. Maka selama 41.000 hari atau 113 tahun 88 hari ibadah kita tidak diterima.

Sedangkan umur manusia saat ini lima puluh tahun sudah banyak yang mampus. Lalu kapan koruptor akan bertaubat !!!!!, kalau yang dimakan uang milik rakyat juhlahnya triliunan rupiah.

Perdebetan furu'iyah dalam kalangan ulama sudah hal biasa terjadi, makanya islam saat ini dikalahkan oleh Negara barat dalam bidang ilmu pengetahuan. negara islam nyaris meninggalkan kajian tersebut pada dekade baru-baru ini.

Bagi aku pertengkaran guruku dengan Istrinya sebenarnya bukanlah suatu pertengkaran. Melainkan nasehat saling menasehati satu suma lain, dan juga sebagai bumbu penyedap rasa kehidupan dalam berumah tangga.

***

Rassa lapar menjadikan seseorang kelam dan emosi. Tetapi berbeda dengan Bagong teman Pitruk. Di kisah Ramayana, dalam pementasan Topeng Madura. 'Bilah si Bagong lapar dia tertawa senang. Karena dia percaya setelah rasa lapar itu pasti datang rasa kenyang. Dia menangis sesenggukan setelah perutnya kenyang. Karena dia percaya setelah kenyang itu, akan datang rasa lapar'. Cerita Bapak padaku ketika aku masih sekolah SD.

Sunggu lakon pemintasan yang luar biasa untuk diterapkan dalam kehidupan nyata. Bukan seperti sinetron yang ditayangkan di banyak TV. Senetron yang terdapat di layar kaca kebanyakan hanya bersifat hiburan belaka. Lalu digunakan mensugesti anak bangsa melakukan tindakan yang diterapkan oleh Sang aktor. Padahal hampir 75% tidak terjadi dalam kehidupan nyata.

Percuma pendidikan berbasis mural selalu diwanti-wanti, kalau penghambat dari pengemplementasian pendidikan tersebut tidak pernah diperhatikan sama sekali.

Berbeda lagi dengan diriku. Ketika perutku mulai kenyang pikiran jernih. Tetapi tak jarang setelah habis makan ngantuk. Halini adalah sebuah keselahan dalam menkonsumsi sebuah makanan. Aku menyimpulkan demikian, sebab aku pernah membaca tulisan ahli nutrisi Dr. Emilia Achmadi M.SC, beliau mengatakan. "Orang yang mengantuk ketika baru selesai sarapan disebabkan dengan makanan yang dikonsumsinya. Terutama frekuensi dalam mengonsumsi karbohidrat memang dapat membuat mata kita mengantuk, jika sehabis sarapan tidak mengonsumsi serat seperti buah-buahan dan sayuran".

Namun aku tidak pernah menyerah begitu saja terhadap kantuk yang mengganggu aktifitasku. Aku melawan rasa ngantuk ini dengan cara berjalan-jalan mencari tempat yang sepi di bawah pohon mangga di belakang rumah guruku. Disitulah aku merenungi tentang kehidupan, dan menghafalkan kitab-kitab Islam. Tempat yang hening dan sejuk bisa membuat otakku dengan mudah menyerap ilmu yang ku hafal. kemudian aku setorkan hasil hafalanku kepada guru pada malam harinya.

Aku adalah orang yang paling takut terhadap hafalan, tetapi bukan berarti aku harus lari darinya. Lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah. Semakin manusia itu lari dari masalahnya maka akan semakin tampak bahwa dirinya lemah.

Aku takut terhadap hafalan tetapi bukan berarti aku takut terhadap masalah. Yang menyebabkan aku takut terhadap hafalan, adalah hukuman. Kalau aku tidak hafal, aku akan disuru berdiri sambil membaca istighfar di depan teman-teman dengan mengangkat satu kaki. Aku merasa malu melakukan hukuman seperti itu, sebab diriku tidak melakukan dosa besar seperti koruptor.

Sayang hukum itu tajam kebawah dan tumpul keatas. sehingga menyababkan pencuri ayam di hukum lima tahun penjara dan digebukin masa. Sedangkan orang yang mengambil uang Negara triliunan, hanya di hukum di penjara mewah. Dengan fasilitas yang cukup. Mereka dimiskinkan, tetapi anehnya mereka tidak miskin. Hal ini sama halnya dengan tim sukses namun masi dilanda kegagalan. Wartawan yang mempublikasikan kasus korupsi, dijadikan trend kebanggaan bagi yang bersangkutan. Kasus-kasus korupsi hanya terungkap sampai batang saja. Bangsa kita tida berani mengusut keakarnya, sunggu luar biasa, padahal muncong senjata Belanda sudah tiada.

avataravatar
Next chapter