5 KHOLIFA HANTU

Semilir angin sejuk siang ini. Bunyi cericit burung pipit yang indah membuat rumput melambai-lamabai mengikuti irama angin yang berironi Tasbih. Sunggu tak dapat dimengerti dengan rasio. Batu air serta pepohonan semuanya memuji kebesaran-Nya.

Siang ini aku mengipas sawah denagn pelapah gading ke gerombalan burung pipit yang mencari nafkah. Aku tidak tahu apakah ini dosa atau tidak. Yang aku tahu ini adalah tugas yang di embankan guru kepadaku untuk menjaga padinya. Aku tidak tega ketika aku melemparkan batu dan mangenai salah satu diantara gerombolan tersebut. Burung pipit itu menggelepar tak bernyawa. Pantaskah aku memberikan hukuman mati pada burung pipit yang mengambil lima butir padi hanya untuk sekedar syarat hidupnya. Apakah ini yang dinamakan keadilan di negeriku?.

Jika memang seperti itu maunya, maka jangan salahkanlah diriku kalau menjadi manusia buas seprti sang pencabut nyawa.

Burung pipit menghibur ku dengan cericit tasbihnya, setiap aku pergi kesawah. Mengajariku bahwa kebersamaan itu indah.

Semua kebaikannya aku balas dengan air tubah. Dikarenakan aku patuh terhadap titah guru. Tugas yang di embankan kepadaku bertetangan dengan keyakinanku yang di utus kebumi sebagai kholifa fil ard.

Aku memiliki tiga perinsip berhubungan dalam hidup. Iya itu, hablum minallah, hablum minannas dan hablum minal alam. Karenah ulahku ekosistem mata rantai berjalan timpang di dunia ini.

Maafkan aku Ya, Rob, yang telah membunuh mahlukmu tanpa izin darimu. Wahai guruku, aku bukanlah malaikat maut yang ditugaskan mencabut nyawa mahluk oleh Allah.Tetapi aku adalah manusia yang di utus kebumi sebagai kholifa. Jangan engkau siksa diriku dengan tugas-tugas yang bertentangan dengan keyakinanku.

Sambil minum air kelapa muda aku menjaga padi dari serangan burung pipit yang kelurganya telah aku bunuh. Kekerasan yang kulakukan terhadap burung agar tidak makan padi tidak bisa membuat masalah menjadi usai. Namun ketegasan harus ditegakkan demi kebaikan. Masalah yang sepeleh jika diselesaikan dengan kekerasan, akan bertambah keru.

Tetanggaku bercarok karena sengketa tanah. Nyawapun melayang sia-sia. Kepalang teman burung pipit yang aku bunuh benar-benar datang, jumlahnya sepuluh kalih lipat dari sebelumnya. Aku kewalahan untuk mengusirnya. Mereka tambah nikat dan lebih berani memakan padi guru.

Hari senin aku siapkan perangkap untuk mereka. Aku mengambil kayu yang bercabang dan aku tempeli dengan permen karet yang sudah di olah dengan pengetahuan ku. Kemudian kuletakkan di tengah sawah yang ada padinya. Sawah guruku cukup luas, aku membuat 25 batang dan ku letakkan secara berpisa, dengan cara acak.

Dengan seperti ini tidak ada korban burung pipit yang berjatuhan lagi, ketika aku melaksanakan tugasku. Kalau ada yang terperangkap tinggal aku sekap. Setelah padi mulai panin akan aku lepaskan kembali ke alam bebas.

Aku melaksanakan tugasku dari jam setengah delapan sampai jam dua. Sekalipun terik matahari menghantam kepalaku, aku tak pernah memperdulikan. Hutang budiku terhadap guru sangat banyak, selain sudah mengajariku tetang agama akupun telah numpang tidur dan makan dirumanya.

Ada satu cara aneh guruku dalam memnghadapi hama tikus yang tidak mampu ku kaji. Jika petani-petani lain menggunakan racun untuk menumpas hama tikus, kalau guruku malah memberikan makanan yang bergizi pada tikus yang memakan padinya.

yaitu nasi putih tuju bungkus, ikan teri kecil satu gelas air minum. Yang aku tahu ikan teri tersebut empat puluh lima ribu rupiah, perkelunya di pasar.

Sebelum guruku memeberikan makanan tersebut kepada tikus-tikus yang mengganggu padinya. Beliau mengelilingi padinya terlebih dahulu sebanyak tuju putaran, sambil berdo'a kepada sang pencipta padi.

Setelah itu baru guruku memberikan makanan tersebut pada tikus yang telah mengganggu. Hasilnya sunggu sangat mengagumkan. Petani-petani lain pada mengeluh karena padinya di bom-bardir oleh tikus. Sedangkan punya guruku setangkaipun tak tersentu olehnya. Seolah-olah tikus-tikus itu takut dan enggan untuk memakannya.

SEKALIPUN PENUMPAS HAMA TIKUS PUNYA GURU SANGAT AMPUH. AKU KIRA LEBIH EFEKTIPUNYA PETANI YANG LAIN UNTUK MENUMPAS TIKUS YANG MERAJALELA DI NEGERI KITA. SEBAB MEREKA LEBIH RAKUS DARI SEPULUH RIBU TIKUS SAWAH.

Hari ini sunggu panas sekali, sekalipun aku sudah berteduh di bawa pohon kelapa, kepalaku rasanya mau pecah. Mungkin lapisan ozon sudah benar-benar rusak. Sehingga sinar mata hari langsung menghajar bumi yang tanpa pelindung. Oleh sebab itu, pada hari senin 1 jini 2015. 2.200 warga Negara India harus meregang nyawa (News.detik.com). Manusia yang diutus kebumi sebagai kholifa kini telah beruba jadi hantu.

Kubacakan surat alam untukmu wahai Indonesiaku.

"Tebangi dan bakarlah aku kata hutan, akan aku buat kamu tidak kekurangan air lagi seperti masyarakat Aceh terdahulu. Sungai-sungai yang keruh dengan kotaran pabrik dan sampah plastic, tertawa senang kegirangan. Ha ha ha, terimah kasih sahabat jika kamu sudah merasa puas dengan pelayananku. Mari kita kembali bersama-sama kepangkuan Ilahi. 'Hai sungai!', kata gedung-gedung pencakar langit, yang mawah dengan dinding kaca. Menunjukkan kegagahan tubuhnya. 'Lihatlah aku wahai sungai, sekarang aku mampu mengembalikan cahaya matari. Suatu saat nanti, akupun akan membuat otak mereka 'mendidi' tanpa harus memikirkan pemberantasan korupsi'.

avataravatar
Next chapter