1 1. Evelincia

"Hanya butuh usaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, jika tak ada usaha jangan bermimpi memiliki sesuatu"

***

Mata dengan iris yang sangat gelap dan tubuh tinggi yang menjulang membuat siapapun yang melihatnya merasa takjub dan ketakutan.

Wajah bak dewa yunani dan tubuh yang sangat tinggi itu memuat para wanita terpesona, namun tak satupun berani mendekati pria yang hampir mendekati kata sempurna itu.

Pria yang di kagumi kaum hawa itu bernawa Daniel Rikzard. Pria kaya dengan seribu cerita kejam yang terus muncul di sekitarnya.

Daniel terus mengamati gadis mungil yang tingginya hanya sampai pada dada bidangnya selama hampir 3 tahun terakhir. Gadis yang telah lama ia cari, gadis masa lalunya yang membuat ia bangkit dari kekelaman yang ia alami.

Gadis malang itu bernama Evelincia Ryanza.

Gadis yang baru lulus sekolah menengah atas dan akan melanjutkan studinya ke luar negri sendirian.

Dan waktu yang sangat di nanti Daniel untuk membuat gadis mungil itu berada di sisinya kembali.

*****

Terlihat seorang gadis dengan senyum yang mengembang di bibirnya dan bersenandung ria sedang mengemasi barang yang akan ia perlukan nanti.

"Eve apa tidak bisa jika kamu melanjutkan sekolah di sini saja, ibu sangat khawatir dan tentu saja akan merindukanmu?"ucap seseorang yang berusaha untuk mencegah kepergian gadis yang ia pangil dengan sebutan Eve.

"Ibu tenang saja, saat aku lulus nanti aku akan langsung kembali, atau jika aku mempunyai hari libur aku akan mengunjungi ibu dan adik-adik, aku bejanji" balas Eve pada ibu panti yang sudah menjaganya selama 10 tahun terakhir.

Evelincia gadis 18 tahun yang ditinggal kedua orang tuanya menghadap sang kuasa dan di tinggal pergi oleh sang kakak tanpa alasan. Gadis berpendirian teguh dan ingin mengejar cita-citanya dan mencari keberadaan sang kakak untuk menanyakan kenapa ia di tinggalkan sendiri.

"Tapi Eve disana kau akan sendiri, aku sunggu khawatir denganmu. Pikirkan sekali lagi oke" ibu panti sangat menyayangi Eve seperti anaknya sendiri, Eve sangat baik dan selalu membantu siapa pun yang kesuahan, itu semua membuat Eve di sayangi semua orang yang berada di dekatnya.

"Ibu aku janji akan terus menghubungi mu, dan sekarang aku sudah besar dan tak mau terus merepotkan mu, tabungan ku sudah cukup dan sekarang aku akan mandiri, aku akan berusaha menggapai impian ku bu kumohan ya..."

"Baiklah Eve jaga kesehatan dan kau harus terus menghubungi ibu dan adik-adik yang ada disini, jika kau sampai tidak pernah menghubingi ibu lagi, ibu akan menyusulmu dan mengajak mu pulang langsung... kau mengerti?" balas ibu panti itu menasihati Eve

"Tentu, Sekarang aku akan berpamitan dengan yang lain dan akan berangkat" ucap Eve dengan senyum yang lebar

Setelahnya Eve berpamitan pada semua pengurus panti beserta anak-anak yang lain yang sudah ia anggap sebagai adik sendiri selama ia hidup di panti asuhan.

Saat sudah tiba di bandara dia sedkit cemas dengan keputusan yang ia buat, jujur dia sedikit takut, jika saat dia menginjakan kaki di New York nanti tidak seperti harapanya, Namun dia menepis semua kekhawatiran itu jika didalam hidupnya hanya akan ada kebruntungan tidak akan ada kesialan lagi di dalam hidupya, sudah cukup kesialan yang merenggut kebahagiaan dan harta paling besar yang ia punya lenyap seketika, jadi dia mengganggap jika kesialan terbesar dan terakhir yang ia punya. Lagi pula ia sudah mengurus semua perlengkapan disana jauh-jauh hari seperti tempat yang akan ia gunakan.

***

Dari kejauahan seorang laki-laki terus wengawasi punggung seorang gadis yang akan menaiki pesawat dan membawanya pergi.

"Nona Evelin sudah menaiki pesawat tuan" ucap seseorang dengan bahasa formal kepada seseorang yang ia panggil dengan sebutan tuan lewat telephone yang ia gunakan.

"Bagus"ucap seseorang di seberang telephone dengan senyuman yang menghiasi wajah tampanya.

Senyuman yang sangat menakutkan dan banyak memiliki arti di dalamnya.

Lalu laki-laki yang mengawasi Eve sedari gadis itu pergi meninggalkan panti itu mengikuti Eve memasuki pesawat. Dan terus mengawasi gadis yang tak pernah melunturkan senyuman di wajahnya.

****

Evelin terus tersenyum dan melihat pemandangan dari jendela pesawat yang ia naiki tanpa tau jika sedari dia terus di awasi oleh seseorang yang ada dibelakangnya, bahkan perlakuan pramugari yang terlalu baik padanya tidak membuat Eve sedikit curiga, karena dia terlalu larut akan pemandangan yang sangat indah yang terus ia perhatikan lewat jendala.

Saat pesawat sudah mendarat pun Eve masih tidak menaruh curiga pada seseorang yang terus melihatnya secara terang terangan, Eve mengganggap jika ia tadi salah lihat saat kepala nya menengok kebelakang. Eve memang gadis yang tak memerdulikan sekitarnya dan menganggap semua dengan masa bodoh.

Eve segera turun dari pesawat dan membuka ponsel berwarna pink kesayanganya untuk mencari alamat apartemen yang sudah ia sewa sebelum ia berangkat karena takut tidak mendapat tempat tinggal. Segera ia menarik koper kesayanganya untuk mencari taksi yang akan mengantarnya ke apartemen baru nya.

****

"Herry terus awasi gadisku dan pastikan dia selamat" ucap Daniel yang sedari awal kebrangkatan terus memantau Evelin.

"Baik tuan" balas Herry berlalu pergi dan terus mengikuti gadis mungil itu hingga ke apartemen.

Semakin dekat dengan apa yang ku mau, Evelin teruslah bermain di luar sana karena sebentar lagi kamu hanya akan berada di sisiku. Tak akan ada laki-laki lain yang dapat memiliki mu bahkan melihatmu. Dan permainan kita akan sangan menyenangkan, aku sangat menantikan itu.

***

Daniel sedang mengerjakan berkas-berkas perusahaan yang menumpuk di mejanya dengan santai bahkan ia hampir tidak mengerjakan tugasnya sebagai pemilik perusahaan. Ia sudah membayar banyak pekerja untuk melakukan tugas yang membosankan itu dan tentunya ia hanya akan menjadi pengawas.

Kegiatan Daniel terhenti saat mendapati pintu ruang kerjanya terbuka dan menampakan seseorang yang tanpa permisi langsung menempatkan tubuh besarnya pada sofa dan memandang Daniel dengan cengiran bodohnya.

"Jossua apa yang kau lakukan di ruanganku?" tanya Daniel dengan sorot mata yang tajam pada seseorang yang di panggil Jossua.

"Tak ada, aku hanya tidak ada kerjaan" jawab Jossua se adanya dan membuat Daniel mengkerutkan dahinya untuk beberapa saat

"Pekerjaan yang ku berikan sudah kau kerjakan?" Ingat Daniel bahwa Jossua adalah tangan kanannya di perusahaan.

"Hey....bisa tidak kau tak membahas pekerjaan yang membosan kan itu terus, aku juga lelah. Aku perlu istirahat" jawab Jossua sambil memanyunkan bibirnya dan bertingkah lucu di hadapan seseorang yang terkenal dingin dan kejam itu.

"Kau sungguh menjijikan, kau bilang tadi tidak ada kerjaaan"

"Oke...aku akan keluar,dasar pria yang sangat menyebalkan dan membisankan" jawab Jossua keluar ruangan dengan membanting pintu dengan keras.

Setelah Jossua keluar dari ruangan Daniel, Daniel segera membuka ponselnya yang berdering dan memperlihatkan foto gadis yang sedang turun dari taksi dan akan memasuku apertemen yang sudah ia siapkan untuk gadisnya itu.

Segera setelah ia selesai melihat foto yang di kirimkan oleh anak buahnya itu Daniel segera membuka komputernya dan melihat keadaan dalam apertemen gadis yang baru ia lihat di foto tadi dengan seringai yang sangat menyeramkan.

"seharusnya aku memasang cctv disemua sudut apertement agar bisa melihatmu lebih leluasa lagi, tapi itu tak masalah karena sebentar lagi kamu akan menemani setiap hari ku" ucap Daniel terus memperhatikan layar komputer yang menampilkan seorang gadis yang sedang membersihkan ruangan tanpa lelah setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh.

❤️Elfanabila💜

avataravatar
Next chapter