1 Chapter 1

Body in Dark Alley

Ketika semua orang terbuai dalam mimpi dan hanya terdengar suara burung malam yang bersuara parau membuat malam yang gelap menjadi bergairah, tapi itu hanya berlaku bagi sesosok pria yang sedang menarik wanita berambut sebahu ke sebuah gang yang gelap. Lokasi gang itu berada di antara ruko- ruko kecil yang dibangun didekat persawaham sehingga tak ada orang yang akan sadar dengan perbuatan pria ini.

Wanita yang ditarik itu sudah tak sadarkan diri bajunnya yang berwarna putih sudah robek dibeberapa tempat, roknyapun sudah sobek dan kotor terkena lumpur dan debu. Kulitnya yang putih terlihat jelas karena bra-nya pun sudah lepas. Pria yang menarik si wanita dengan santai ia membawa si korban seperti hendak membawa kantong sampah yang akan dibuang seperti tak ada lagi rasa kemanusiaan tersisa di dirinya dimukanya hanya terlihat rasa yang tak bisa digambarkan oleh seorang yang normal.

Ia membawa si wanita kedalam sebuah ruangan bawah tanah di dalam sebuah toko yang terlihat dari depan hanya sebuah toko yang beroperasi sebagai toko jasa antar barang. Sikorban diikat kedua tangan dan tangannya terikat menempel ke tembok. Si pelaku diam menatap wanita itu , Ia hanya bergumam dan berkata " kau akan tetap abadi walaupun kau adalah betina bejat tapi kau akan segera menjadi Venus de Milo dan semua orang kan berkomentar yang sama setelah melihatmu menjadi karya penebusan dosa bagi dirimu sendiri yang telah ternoda oleh polusi pemikiran dunia ini"

Ia lalu mulai menyalakan lagu psycedelic dari band indie yang mungkin hanya beberapa orang yang tahu. Ia memasuki keadaan trance, ia mengambil scapel lalu membersihkan dengan alkohol dan siap menguliti sang korban ia memulainya dari kaki hingga keatas dengan sangat presisi. Si wanita mulai sadar dari pingsannya, ia mulai tersadar dengan dirinya tapi itu sudah terlambat. Ia berteriak sekeras sebisanya tapi yang ia rasakan adalah rasa kesakitan dan rasa horor karena ia melihat kulitnya terkelupas dari tubuhnya.Kulit yang Ia jaga dan pelihara ia lihat terkelupas dan warna merah darah membasahi pakaian dan tubuhnya.Suara ingin keluar dari mulut tapi hanya perasaan bingung apa yang aku lakukan sampai terkena kegilaan ini.

Ia hanya ingat baru saja pulang dari kantornya karena ia harus lembur mengerjakan rencana peresmian produk kecantikan baru yang akan diluncurkan.Dan sekarang ia terikat tergantung telanjang dan buruknya terkuliti seperti hewan yang dikuliti tanpa bisa bertindak apapun untuk membela dirinya.

Pria bebaju hutam itu hanya tertawa melihat wanita itu memang berteriak dan histeris, dengan relaxnya ia menguliti tubuh wanita itu dan bernyanyi kecil tanpa menghiraukan wanita itu.

Wanita itu akhirnya tewas dengan wajah histeris penuh dengan rasa ketakutan serta yang tidak bisa digambarkan.

Setelah dikuliti Ia mengambil foto wanita itu memakai polaroid beberapa kali dan tersenyum melihat hasil karya seni yang telah hasilkan. Tapi baru beberapa saat ia gembira lalu ia berteriak "gagal ini kegagalan seharusnya lebih indah dan menarik dibandingkan ketika betina ini hidup". Ia menurunkan sisa badan wanita itu dan mengambil gergaji dan mulai membelah kepala wanita itu dan mengambil otaknya dan memasukan otaknya kedalam ember besar berisi air panas dan mengaduknya memakai kayu. Cairan itu digunakan dalam proses mengeringkan kulit hewan atau yang lainnya supaya tidak busuk. Cara ini adalah cara inidian kuno di Amerika Utara dan sudah berabad-abad gunakan.Kulit putih penuh darah itu dimasukkan kedalam keember dan di peras sehingga semua air dan kotorannya terlepas. Kulit wanita itu ada 2 bagian bagian depan dan wajah serta bagian punggung belakang semua itu di lebarka di sebuah penampang seperti bingkai dan dikeringkan dibawah lampu uv.

Si pria membersihkan semua darah dan kotoran di ruang operasi itu dan membersihkan dirinya setelah membakar semua pakaian dari atas sampai bawah. Ia masuk kesebuah ruangan dan mengganti bajunya. Ia terlihat seperti orang yang berbeda dari seseorang yang telah melakukan karya seni yang berdarah. Ia terlihat seperti seorang eksekutif muda berumur 30-an yang baru saja pulang dari clubbing.

Ia masuk kegarasi dan langsung menyalakan Maserati-nya. Sebelum Ia pergi dari studionya karya seninya , Ia mengirimkan semua karya seninya ke stasiun Tv berita berupa video dari proses karya seninya di studio dari awal hingga akhir.

Ia tersenyum dan segera menginjak pedal gas dan suara super car yang khas pun bergaung di malam hari menjelang pagi.

Pagi hari di stasiun TV di kantor pemberitaan sang Pemred membuka kiriman paket yang ditujukan kepada dia. Didalam amplop coklat itu ada usb, ia mengambil dan memasukan usb itu ke laptopnya dan langsung ia- pun menutup mulutnya dan ingin berteriak tapi tak bisa karena ia-pun seorang wanita dan melihat proses karya seni sang pelaku Ia berteriak histeris, anggota timnya yang berada diluar segera berlari dan bergegas masuk dan mata mereka pun langsung terfokus pada layar laptop dan reaksi yang sama terulang di ruangan itu.

"Ann apa yang harus kita lakukan?" kata seorang anggota tim pemberitaan pada Ann kepala Pemred stasiun TV itu. Ann hanya diam ia masih dalam keadaan histeris. Sebelum keadaan tenang saja hal satu anggota tim Ann berteriak, " sepertinya kita terlambat video yang baru saja kita lihat telah tersebar di seluruh platform sns di negara ini". Semua orang di ruangan itu terdiam membisu.

Polisi pun kaget akan video itu , hampir semua orang di negara ini terhenyak akan video ini. Ada yang merasa video itu dan tak beradab tapi ada yang kejam merasakan yang sama dengan sang seniman kematian bahwa itu menarik dan menggairahkan baik jasmani maupun sexual. Masih banyak orang yang penasaran siapa wanita yang menjadi korban biadab dan apakah ini hanya permulaan atau ada korban seni berdarah lainnya.

Pihak kepolisian langsung memberikan pernyataan dalam prescon-nya mereka berkata akan segera bertindak tegas terhadap pelaku yang biadab ini.

Kepolisian berkata pelaku menjadi musuh negara ini dan sudah seperti teroris yang harus dibasmi supaya masyarakat tidak takut dan bisa beraktivitas normal.

avataravatar
Next chapter