3 Pria Bajingan

"Mr. Devil - Season II

Author by Natalie Ernison

Ahhh...

"Apakah aku sudah mulai gila.. mengapa sorot mata itu tidak asing..." gumam Jaes sambil membuka laptopnya, dan mulai melanjutkan naskah gore-darkness miliknya.

Drrrtttt... satu pesan belum dibaca..

"Jasmeen, kita harus bicara, dan kamu harus mengerti mengapa aku sampai menerima perjodohan itu..-" Remost Tyga.

"Persetan!! aku tak peduli lagi! dasar pendusta!!" Jaes enggan untuk membalas pesan tersebut.

Drtttt... ponselnya kembali bergetar dan berdering.

"Editor Zeros memanggil..."

Jaes: "hallo bos..."

Zeros: "Malam ini berdandanlah dengan cantik, karena kita akan mengadakan pesta di hotel xxx, aku akan menjemputmu..."

Jaes: "Oke bos.."

Jaes mulai memilih dress yang akan ia kenakan di pesta nanti...

"Sudahlah, ini saja.." Jaes akhirnya menentukan pakaian yang pas untuknya.

Ia mengenakan dress mini yang memperlihatkan paha putih miliknya, rambut yang di ikat satu dengan balutan hand bag.

>>

Tit tit tit...bunyi klakson mobil berwarna hitam yang tak lain ialah Zeros, si editor cerewetnya.

Kita akan pergi ke pesta apa bos?

"ikut saja dan nikmati, oke.." tukas Zeros dengan senyuman miringnya.

Tak lama setelahnya, mereka pun tiba si sebuah hotel berbintang nan mewah.

***

Bangunan tinggi menjulang, dengan design yang memang terlihat sangat mewah, mampu membuat Jaes ternganga kagum.

"hei.. ayo masuk..." Zeros pun mengajaknya untuk masuk bersamanya.

Orang-orang terlihat saling berinteraksi satu sama lain, dan terlihat pula mereka adalah orang-orang yang memiliki status sosial tinggi.

"Nikmati saja pestanya, aku akan bergabung dengan yang lain.." ujar Zeros lalu meninggalkan Jaes di area kolam renang.

Duduk termenung dan seakan membosankan, namun sambil menyantap salad buah segar.

Hmm... Jaes teralihkan oleh seorang pria tampan, yang sibuk dengan gadget miliknya.

Cullen... gumam, Jaes saat melihat pria itu, dia adalah Cullen, si pria dingin nan tampan.

"Tuan muda Cullen... silakan minumannya, dan silakan masuk untuk mengikuti acaranya.." tukas seorang pria yang berpakaian serba hitam.

Lalu pria itu pun pergi, ia berpapasan dengan Jaes yang sedang duduk di sisi samping kolam.

"Bukankah itu pria yang malam itu menarik tanganku..-"batin Jaes, seakan mengingat sosok pria yang berpakaian serba hitam tadi.

Huhhh... bosan... keluh Jaes, lalu ia mulai berkeliling menyusuri area hotel mewah itu.

Ahkkk ahhh... hmm... suara lenguhan seorang wanita.

"Siapa itu..." gumam Jaes, namun ia masih masih saja melangkah.

Argh.... hkk... suara lenguhan tadi berubah menjadi sedikit kasar.

Sontak membuat Jaes merasa penasaran, dan mencoba untuk pelahan melangkah menuju asal suara.

Hahhh!! Jaes menutup mulutnya, saat ia melihat seorang pria mengenakan jaket kulit berwarna cokat kehitaman sedang mencumbu seorang wanita bergaun. Eh, bukan mencumbu, pria itu terlihat berdarah, dia sedang menggigit leher si wanita.

Ahh hahh... Jaes berusaha tetap tenang, dengan kaki yang gemetar hebat, Jaes mencoba menjauh, namun pria itu melepaskan si wanita dan sorot matanya mengarah ke arah Jaes saat ini sedang berdiri.

Jaes mundur perlahan, ia sangat takut dan ingin mengambil seribu langkah.

Hahh ahh... Jaes berlari ketakutan, sesekali ia menoleh ke belakang dan saat berpaling kembali.

Bhuk... Ia menubruk dada seseorang.

Jaes mencoba mendongak ke atas, dan ternyata itu adalah Cullen.

Greep... Cullen menarik tangan Jaes menuju samping tembok yang gelap meremang.

"Jasmeen Jasmeen... ayo, kita akan segera pulang.." Zeros sedang memanggil dirinya, namun Jaes tak mampu mengeluarkan suara, karena satu tangan besar sedang mencengkram batang lehernya, dan tangan satunya lagi meremas pinggangnya.

Cullen merogoh ponsel yang berada di dalam hand bag milik Jaes, dan mulai mengutak atik..

Kring kring..." Ohh, ternyata dia sudah pulang, yasudah.." gumam Zeros, lalu berjalan menjauh.

Cullen menyodorkan layar ponsel milik Jaes, dan di sebuah pesan berisi "bos, aku sudah pulang terlebih dahulu..".

"Kenapa, kau keberatan. manis.." bisik Cullen tepat di telingan Jaes, perlahan Cullen melepaskan cengkramannya dari leher Jaes.

Apa maumu tuan... lirih Jaes, karena bekas cengkraman itu cukup panas di lehernya.

"Seharusnya seorang anak gadis manis tidak boleh berkeliaran dan melihat apa yang orang dewasa lakukan.." ujar Cullen dengan sorot mata yang sangat menakutkan.

Ahkk... Jaes melenguh saat ia merasakan ada sesuatu menyingkap dress mini miliknya.

Lepaskan aku bajingan!!

Hahahha...

"tidakkah semua wanita suka dengan permainan lihat seorang pria hmm..."

Cullen mencelupkan tangannya ke dalam celana lapisan Jaes.

Cullen meremas area selangkangan milik Jaes, tangan yang berurat itu bermain di dalam celana lapisan milik Jaes, dan membuat Jaes sangat kelelahan.

"Kau binatang!!!" Jaes sangat kesal, karena belum pernah ada sebelumnya pria berani melecehkannya.

"mulutmu sangat pedas, tetapi tubuhmu sangat menikmatinya sayang..." bisik Cullen sambil melumat bibir Jaes.

Sial, ini adalah ciuman pertama Jaes.

Emhh... hhhmm... Jaes berusaha meronta, namun Cullen meraih kedua tangannya dan meletakkan di atas kepala Jaes.

Cullen mengecup bibir mungil milik Jaes dengan kecupan yang sangat kasar dan emnuntut lebih. Saliva Jaes menangalir ke area lehernya. Cullen juga mengecup bagian leher dan menyingkap dress miliknya hingga menampilkan seluruh tubuh Jaes.

Sialan!! Cullen melapa seluruh yang ada di sana, ia bahkan menggesek-gesekan pahanya pada selangkangan Jaes, saat ia sedang bermain di dalam dress mini Jaes.

Ia memasukan kepalanya ke dalam dress, sudahlah.. Jaes tak mampu lagi bertahan. Seluruh tubuh Jaes terasa sangat terbakar, dan ia sangat lemas.

Lepaskan aku... Jaes menangis, ia sangat sedih, mengapa pengalaman berharganya harus di renggut oleh pria bajiangan ini, pikirnya.

"kau beruntung, karena aku tidak langsung membunuhmu dan menancapkan taringku di lehermu.." tukas Cullen dengan sorot matanya yang sangat tajam membunuh, dan Jaes ingat, sorot mata dan suara ini adalah sosok misterius dan sadis pada malam itu.

Kau pria yang waktu itu... Jaes membelalak ngeri.

"benar my lady.. tubuhmu sangat menggoda.. mau bermain denganku.." ujar Cullen dengan seringai senyuman iblisnya.

"Jangannn ahkkk..". Cullen tak menghiraukannya, namun terus saja membuat Jaes mendesah manja dan sambil terus menangis pilu.

"Kau sekarang milikku... dan ingat jangan sampai orang-orang tahu siapa kau, jika tidak.."

Greepp.. Cullen mencengkram bagian bokong Jaes, meremas dadanya, tidak tidak.. tepatnya di bagian jantungnya.

"Aku akan mencabik isi perut dan jantungmu.." tukas Cullen dengan nada mengancam.

Hhhh... Jaes terus terisak, selain ketakutan ia pun sangat marah namun tak berani melakukan perlawana lagi.

"Ayoo aku antar kau pulang lady.." Cullen mengangkat tubuh mungil jaes ala bridal style.

****

Jasmeen yang hanya berniat untuk berkeliling sekitaran area hotel tempat di adakannya pesta. Namun secara tak terduga, Jasmeen justru harus tertimpa hal yang sangat tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Cullen, si pria misterius telah membuat sebuah pengalaman baru dalam kehidupan Jaes.

"Lepaskan aku hakkk…" Jaes terus meronta dan berteriak sambil mengumpat pada Cullen.

Whusss… kedua tubuh mereka melayang di udara. Jantung Jaes terasa berhenti sejenak, ia sangat phobia ketinggian.

Ahhh… Jaes menelusupkan wajahnya pada dada bidang milik Cullen, sambil ia mencengkram bahunya.

"Dimana??" Pekik Jaes mulai memandang sekitarnya dengan penuh ketakutan.

“Apakah sebegitu menggodanya tubuhku untukmu..” ujar Cullen sambil tersenyum miring pada Jaes.

***

avataravatar
Next chapter