10 9. Camping

Pagi itu, Jung Ah dan Choco sudah bersiap di dalam Apartementnya. Sudah ada dua tas besar yang sudah mereka siapkan disana. Masing-masing tas tenda serta tas berisi bahan makanan yang akan dimasak nanti.

"Jung Ah... kau tahu kan waktu kita tak banyak. kau dan Aku hanya punya waktu dua hari untuk libur." Ucap Choco sembari memandangi jam tangan di pergelangan tangan kanannya.

"Iya...Iyaa..aku tahu...lima menit lagi make up ku selesai. Lagian Choco kamu tahu kan, kalau make up itu penting bagi cewek tahu..." ucap Jung Ah yang masih di depan kaca riasnya.

Hari itu sebenarnya hari yang ditunggu-tunggu Jung Ah, karena dia dapat pergi berlibur bersama Choco. Sejak Choco diangkat menjadi pegawai tetap di cafe tempatnya kerja, Choco menjadi barista cafe yang sangat terkenal. Semua pengunjung datang untuk membeli kopi buatannya. Pemilik cafe pun sangat senang melihat penjualan di cafenya meningkat tajam dan menaikkan gaji Choco.

Dan untuk mendapat waktu berlibur bagi Choco itu sangat susah karena weekend merupakan jadwal sibuk cafe tersebut sehingga choco harus meminta teman di cafe menggantikan jadwalnya dan choco berjanji untuk menggantikan temannya saat dia kembali.

"Jung Ah tak ada barang-barang yang tertinggal?" ucap Choco sembari memasukkan barang-barang keperluan camping ke dalam mobil.

"sepertinya sudah semua Choco, ayo kita berangkat." Ucap Jung Ah sembari menyalakan mobilnya dan siap untuk berangkat.

"Okay Jung Ah.. " ucap Choco antusias.

Setelah lima menit berlalu akhirnya Jung Ah dan Choco berangkat camping. Mereka berencana untuk camping di daerah luar kota. Tepatnya dua jam dari Seoul. Meskipun weekend seperti saat ini sangat susah mencari area camping karena selalu penuh, namun mereka berhasil menemukan area camping yang dicari.

Lokasi camping site tersebut berada di daerah pegunungan dengan dikelilingi sebuah sungai. Pemandangannya sangat indah dengan dipenuhi rimbunan pepohonan yang hijau serta suara serangga cicada yang merdu.

Cocok digunakan untuk memancing maupun hanya beristirahat sembari memandangi aliran sungai. Area camping juga sangat nyaman dengan adanya berbagai fasilitas untuk mencuci, memasak serta toilet.

"Choco, kau yakin bisa mendirikan tenda?" tanya Jung Ah yang ragu melihat Choco bersama tenda yang mereka bawa.

"Jung Ah.. aku akan berusaha mendirikannya. Meskipun aku belum pernah melihatnya di dunia Angel." Ucap Choco sembari mengamati isi tas berisi tenda dan peralatannya.

"Atau sebaiknya aku perlu meminta bantuan orang lain yang juga mendirikan tenda mereka?" tanya Jung Ah menawarkan diri.

"Hmm..nanti kalau aku sudah tidak bisa melakukannya, aku akan meminta tolong. Namun untuk saat ini biarkan aku mencobanya terlebih dahulu." Ucap Choco menolak tawaran Jung Ah.

"Baiklah kalau itu maumu." Ucap Jung Ah yang meninggalkan Choco dengan tendanya dan mulai memasak menyiapkan menu makan siang mereka.

Choco pun mulai membuka isi dalam tas tenda tersebut dan mulai membaca petunjuk cara pendirian tenda. Sesuai dengan arahan yang ada di buku petunjuk, Choco pun mulai satu-per satu merangkai tenda. Setelah hampir satu jam dia berhasil mendirikan tenda seorang diri.

"Wah ini bagus sekali. Kau berhasil Choco." Puji Jung Ah melihat tenda telah berdiri di hadapannya dengan megah.

"terima kasih Jung Ah. Ini adalah pengalaman pertamaku membuatnya, aku senang sekali karena telah berhasil mendirikannya." Ucap Choco tersenyum bangga.

"Iya.. kau benar-benar Angel yang jenius. Sekarang ayo kita makan siang. Sudah ku buatkan menu makan siang untuk kita berdua." Ajak Jung Ah terlihat senang.

"Wah..benarkah, Jung Ah.. aku sangat lapar. Terima kasih Jung Ah.." ucap Choco sangat senang.

"Sama-sama Choco.. aku senang jika kau menyukai masakanku." Ucap Jung Ah sembari tersenyum.

Semenjak dia tinggal di Bumi bersama Jung Ah, dia mulai merasakan hal yang dirasakan oleh manusia, mulai dari lapar, haus, sedih maupun senang. Entah mengapa semua bisa terjadi. Namun yang jelas dia sudah mulai membiasakan diri untuk bertingkah laku seperti manusia biasa.

Setelah menikmati makan siang, Choco pun mengeluarkan alat pancing dan perlengkapannya dari dalam bagasi mobil.

"Choco, kau yakin kita dapat menikmati ikan bakar malam ini?" ucap Jung Ah yang ragu akan ada ikan yang berhasil Choco tangkap di sungai dekat tenda.

"Jung Ah.. kau tenang saja, aku akan berusaha menangkap ikan untuk makan malam." Ucap Choco bersiap memulai memancing.

"Kalau gitu... semangat yaa.. aku akan menyiapkan bumbu ikan bakarnya." Balas Jung Ah sembari mengambil beberapa bumbu yang dia simpan dalam tas peralatan memasaknya.

"Baiklah.. kau tenang saja Jung Ah. Aku akan berusaha mendapatkan ikan untuk makan malam kita."

Choco pun mulai memancing dan duduk di pinggir sungai. Disana tak hanya Choco yang sibuk memancing tetapi beberapa orang dari tenda lain juga sibuk memancing ikan.

"Brrrt...Brrrt...Jung Ah...sepertinya aku mendapat ikan." Ucap Choco sembari menarik tali kail pancingnya.

"Waah.. benarkah..." ucap Jung Ah sembari menuju dimana Choco sedang memancing.

Dengan sekuat tenaga, Jojo berhasil mendapatkan ikan trout yang lumayan besar. Jung Ah kemudian membersihkannya dan mulai membumbuinya untuk menu makan malam.

Sembari menunggu waktu makan malam, Choco dan Jung Ah duduk di kursi yang mereka bawa di depan tenda. Sembari memandang ke arah sungai, tak lama kemudian sunset yang cantik menawan datang menyambut mereka.

"ini adalah sunset yang sangat indah.." gumam Jung Ah yang kagum memandangi indahnya sunset sore itu.

"Bener sekali Jung Ah.. Aku sangat senang hari ini. Terima kasih sudah bersamaku hari ini ya..." ucap Choco bahagia.

"sama-sama Choco... kau tahu Choco.. jika bukan karena bersamamu..mungkin aku tak akan pernah merasakan namanya camping. Ini adalah liburan terbaik dari hidupku." Balas Jung Ah yang masih memandang sunset dan meraih smartphone untuk mengabadikan moment tersebut.

Tak terasa malam pun menjelang, Choco kemudian membuat api unggun. Selain sebagai penghangat karena hawa dingin telah datang, api unggun ini juga akan digunakan Jung Ah untuk membakar dua ikan trout yang Choco dapatkan tadi sore. Selain itu, mereka juga memasak air untuk menyeduh kopi dan teh hangat.

"Jung Ah ini pakailah.." ucap Choco sembari memberikan selimut hangat saat Jung Ah memulai membakar ikan di atas api unggun.

"Terima kasih, Choco.." ucap Jung Ah sembari meminum segelas teh hangat sembari menunggu ikan trout matang.

"Jung Ah..ada yang ingin aku tunjukkan padamu." Ucap Choco sembari menarik tangan kanan Jung Ah dengan lembut.

"Kamu mau kemana?" ucap Jung Ah yang kemudian berdiri mengikuti arah Choco pergi.

"rahasia.. sebentar lagi kamu akan tahu.." ucap Choco yang terus berjalan malam itu.

Mereka melewati sebuah hamparan padang rumput di sekitar area perkemahan dan langkah Choco terhenti disana.

"Jung Ah.. coba kau lihat di atas langit." Ajak Choco sembari menunjuk atas kepalanya.

"memang ada apa sih, Choco." Tanya Jung Ah penasaran.

"Kamu lihat aja.." balas Choco yang kemudian berbaring menatap langit yang disusul Jung Ah.

Hamparan bintang yang bersinar bertaburan di langit malam itu. Kilauannya sangat indah membuat malam itu semakin bercahaya.

"Waah.. Choco..ini indah banget.. bagaimana kamu tahu tempat ini?" tanya Jung Ah sembari masih kagum memandangi langit.

"Tadi sore aku diberitahu oleh orang yang juga sedang camping disana, mereka bilang kalau malam ini akan kelihatan banyak bintang karena langitnya sedang tidak mendung. Dan sepertinya akan cocok jika melihatnya di atas hamparan padang rumput seperti ini." Jawab Choco tersenyum.

"Choco.. kau tahu..kadang bersamamu seperti ini masih terasa mimpi buatku. Dan aku tak tahu mimpi itu akan berlalu atau masih ada jika aku tersadar nanti." Ucap Jung Ah terbata.

Choco pun meraih tangan Jung Ah dan menggenggamnya dengan hangat.

"Jung Ah.. ini bukan mimpi. Kau ada bersamaku saat ini. Dan aku tak akan melepas genggaman tangan ini. Aku berjanji akan selalu bersama dan menjagamu. Aku sayang padamu, Jung Ah."

"aku juga, Choco..aku sayang padamu." Ucap Jung Ah yang kemudian memeluk Choco dengan lembut.

Malam itu adalah malam terindah bagi Jung Ah dan dia tak ingin malam itu cepat berlalu. Bersama Choco disampingnya yang ia cintai.

Choco.. kau tahu.. aku berharap kamu selalu bersamaku. Seperti saat ini. Dan ku harap kita akan selalu bersama dan saling mencintai. Terima kasih telah datang menemuiku dan mengisi hariku. I Love You, My Choco.

©©©

avataravatar
Next chapter