1 MOVE ON I'M COMING!!!

Luna baru saja menyelesaikan siarannya hari ini pukul 22.00 Wib, ia pun bergegas pulang tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya.

"Lun…Aku mau ngomong sebentar sama kamu," ucap seseorang yang tiba-tiba menarik tangannya tadi 

"Gue ga mau…gue cape mau pulang, lagian urusan kita udah selesai," tolak Luna seraya menarik tangannya dari gegaman tangan Vano mantannya.

"Aku mau jelasin yang kemaren Lun…kamu tuh salah paham," bujuk Vano lagi

"Ga perlu ada yang dijelasin! Dari pengeliatan gue aja udah cukup," teriak Luna seraya berlalu pergi dengan motor Fino ungunya meninggalkan Vano sendiri di parkiran radio tempatnya bekerja.

    Udara sejuk menerpa jalanan ibukota yang cukup lengang, Luna berlari kecil di sekitaran komplek rumahnya. Menikmati setiap pemandangan yang ia lihat walaupun hanya lalu lalang kedaraan ataupun manusia, sembari mendengarkan music lewat headphone di telingannya. Ketika ia beristirahat di kursi taman yang kosong sambil membenarkan tali sepatunya tiba-tiba ada yang menutup matanya dari belakang, Luna sedikit terkejut dengan itu.

"Siapa sih? Iseng banget," keluh Luna seraya berusaha melepaskan dua tangan yang menutup matanya 

"Hayo…tebak siapa coba?," Tanya balik sosok di belakangnya 

"Kayaknya kenal nih suaranya," jawab Luna sembari mengingat-ingat

"Parah lu…gue dilupain," sambungnya lagi

"Bentar-bentar gua inget-inget dulu," sahut Luna yang masih terus berfikir

"Lama banget mikirnya…kayak internet aja pake acara lola," gerutunya lagi

"Oh…ya ampun…Riko!!!," teriak Luna 

"Yaps…anda benar," ucap Riko sembari melepaskan tangannya dan duduk di samping Luna

"Kemana aja lu…ngilang ga ada kabar," ucap Luna 

"Kenapa? Kangen yah…," ucap Riko

"Ye…kepedean lu…," sambung Luna

"Bukan kepedean Lun…secara gua cowok populer di sekolah," ucap Riko dengan penuh percaya diri

"OMG…jiji! Emang yang hits di sekolah Cuma lu doang apa," ucap Luna nyiyir 

"Sirik aja lu…Lun,Lun lu ga pernah berubah dari dulu, masih…aja jutek," ucap Riko sembari geleng-geleng kepala

"Biarin…sih, ngeselin banget baru juga ketemu," ucap Luna seraya membuang muka membelakangi Riko

"Gitu aja ngambek…baperan lu kayak anak bocah," ucap Riko sambil bangun dari duduknya dan berjalan sedikit ke hadapan Luna

"Abis lu tuh ga ngerti gua habis patah hati tau…," ucap Luna sembari menitikan air matanya

"Loh kok nangis sih…siapa yang berani bikin lu patah hati hah? Biar gue kasih pelajaran!," ucap Riko berapi-api

"Masa lu ga tau sih…orang kita satu SMA juga kok," ucap Luna yang perlahan menghapus air matanya

"What? Lu masih pacaran sama si Vano playboy cap kaki ayam itu," geram Riko

"Yaiyalah emang siapa lagi yang mau pacaran sama gua," ucap Luna menunduk 

"Adak kok…siapa bilang ga ada," ucap Riko menenangkan 

"Siapa coba? Coba tunjukkin ke gua," ucap Luna

"Y…a…pokoknya ada lah…kepo banget sih lu," ucap Riko terbata-bata

"Kok pipi lu jadi merah gitu sih ko," ucap Luna curiga 

"eng…gak kok gua Cuma ga enak badan aja," elak Riko

"Coba gua pegang jidat lu apa atau ga," ucap Luna seraya menempelkan telapak tangannya ke dahi Riko

"Apa-apaan sih lu, emang gua anak kecil apa…pake diperiksa segala jidatnya," ucap Riko berusaha menghindar

"Ga panas kok…lu boong yah sama gua," ucap Luna sembari menatap Riko dari dekat

"Siapa juga yang boong, jangan asal nuduh lu," ucap Riko masih mengelak

"Gua kenal lu bukan sehari dua hari ko…tapi dari lu masih ingusan!," ucap Luna

"Udah ah…mending kita balik cape nih gua dari airport," ajak Riko sembari menarik tangan Luna

Keduanya pun pergi meninggalkan taman komplek yang ramai dengan aktivitas penghuninya yang ratusan bahka ribuan. 

    Pagi ini Luna memulai siarannya di radio dengan penuh semangat, walaupun hatinya masih terluka akibat dikhianati. 

"Oke…kembali lagi bersama gua Luna di radio bahana fm, pagi ini gua akan buka sesi request lagu ataupun curhat dari hati ke hati, gua tampung semuanya," ucap Luna panjang lebar 

Ada Riko yang setia mendengarkan siaran radio Luna dari mobil pribadi miliknya sembari tersenyum.

"Luna…Luna lu pinter banget nyembunyiin kesedihan lu di telinga pendengar setia lu," ucap Riko yang tetap focus mengemudikan mobilnya menuju perusahaan miliknya

"Eh…ada telepon masuk nih, langsung aja kita angkat yah," ucap Luna

"Ya…halo dengan Luna disini ada yang bisa gua bantu?," Tanya Luna perlahan 

"Halo…ini gua Cika, gua mau cerita masalah besar yang sedang gua hadepin saat ini," jawab seseorang di seberang sana

"Wah…masalah besar coba bisa dicerita detilnya," sambung Luna lagi

"Ini soal gua yang hamil di luar nikah kak," ucap Cika

"Oh My God…seriously? Kamu masih sekolah," Tanya Luna penasaran 

"Masih kak…makanya itu aku bingung harus ngelakuin apa?," jawab Cika yang terisak 

"Terus kamu udah minta tanggung jawab sama cowok yang udah hamilin kamu?," Tanya Luna lagi 

"Udah kak, tapi dia ga ada kabar…di telepon ga bisa…ke rumahnya juga ga ada," jawab Cika 

"Terus kamu udah bilang ke ortu kamu?," Tanya Luna 

"Aku takut kak…aku ga berani," jawab Cika

"Biar bagaimanapun kamu harus bilang sama ortu kamu, biar masalahnya cepet selesai," 

"Iya kak…aku coba deh, aku juga udah cape mendem masalah ini sendiri," ucap Cika 

"Oke semoga masalah kamu cepat selesai yah dan diberikan jalan terbaik," ucap Luna 

Pagi pun berganti malam Luna sedang berada di bengkel, karena ban motornya bocor di tengah perjalanan ke rumah. Luna menikmati udara di malam hari sembari meneguk bandrek yang ia beli di tepi jalan sambil menunggu motornya selesai diperbaiki.

"Hei Lun minum bandrek ga bagi-bagi," sapa Riko tiba-tiba muncul di depannya

"Ya Allah…ngagetin gua aja lu kerjaannya," ucap Luna sinis

"Santai kali…kayak abis liat setan aja," ucap Riko cengengesan 

"Iya lu emang mirip sih sama makhluk astral," balas Luna dengan terbahak-bahak

"Sue lu…gua dimiripin sama makhluk tak kasat mata," sambung Riko sembari meninju pelan lengan Luna

"Ngapain lu disini? Ga punya temen yah selain gua," Tanya Luna dengan nada meledek

"Temen sih banyak…Cuma lu yang beda Lun," ucap Riko yang menggantung ucapannya

"Bedanya apa? Perasaan gua orangnya biasa-biasa aja," Tanya Luna penasaran

"Bedanya…lu tuh temen cewek gua yang paling jutek," jawab Riko yang tertawa puas 

"Males ah gua ngeladenin lu, mending gua pulang duluan aja," ucap Luna sembari pergi begitu saja dengan motornya

"Kayaknya susah banget buat ngomong, gua tuh nyaman di deket lu Lun," gumam Riko dalam hati sembari menatap bayangan Luna yang semakin menjauh dari pandangannya.

Siang itu Riko meeting dengan client di sebuah restoran yang berseberangan dengan perusahaan, dengan stelan jas marun dan dasi berwarna senada Nampak membuat Riko bak seorang actor ternama. 

"Selamat siang pak Riko dan bu Lira," sapa pak Bram selaku client 

"Siang pak Bram lama tidak bertemu," sambung Riko ramah

"Siang ini kita akan membahas kerjasama tentang proyek pembagunan apartemen di kawasan tebet Jakarta selatan" ucap bu Lira selaku sekertaris Riko

"Oh iya  rencananya kita akan mulai pembagunannya bulan depan, dikarenakan ada sedikit hambatan," ucap pak Bram

"Tapi jangan sampai proses pembagunan apartemen ini menyulitkan warga sekitar, saya tidak mau proyek ini berdampak buruk bagi kehidupan warga sekitar," ucap Riko tegas 

"Kalo masalah itu pak Riko tenang saja kami akan bekerja secara professional, sesuai dengan yang bapak inginkan," sambung pak Bram

"Baik kalo begitu saya duluan ada urusan yang harus saya selesaikan," pamit Riko 

"Terimakasih atas waktu yang bapak berikan,senang bisa bekerja sama dengan orang seperti bapak," ucap pak Bram

Riko pun bergegas pergi menuju parkiran seraya melajukan mobilnya menuju radio bahana tempat Luna bekerja.

"Hai Lun…makan siang yuk bareng gua," ajak Riko yang melihat Luna baru keluar dari ruang siaran radionya

"Boleh deh…tapi lu yang teraktir yah," ucap Luna sembari memainkan alisnya yang tebal

"Siap…apa yang ga buat lu," rayu Riko sambil memegang dagu Luna 

"ih…geli gua denger gombalan lu yang receh," ucap Luna bergidik

"Ye…siapa yang gombal gua serius kali," ucap Riko sembari melipat kedua tangannya di dada

"Jadi makan ga nih? Kalo ga gua pergi sendiri lah," ucap Luna acuh

"Iya jadi…gua kan udah jauh-jauh dateng dari kantor ga jadi," ucap Riko sembari merangkul bahu Luna yang mungil 

Keduanya pun berjalan bersama menuju café terdekat, untuk melepas rasa lapar yang sedari tadi melanda perut mereka. Di sana Luna perlahan bercerita setelah lulus SMA sampai dirinya diduakan oleh Vano sementara Riko menyimak dengan baik apa yang dicerita sahabat kecilnya itu. Keduanya sahabat itu larut dalam nostalgia yang pernah mereka lalui bersama, Luna pun menagih cerita dari Riko setelah lulus SMA yang tiba-tiba menghilang dari kehidupan Luna. Tak banyak Luna dapat dari Riko karena ia sosok yang sulit terbuka dengan siapapun termasuk Luna sendiri.

    Sore ini Luna menghabiskan waktunya seharian di rumah, diganggu oleh Riko yang muncul begitu saja di depan.

"Empat L!!!," teriak Luna dengan penuh emosi yang meluap

"Bukan seneng ditengokin gua," ucap Riko sambil mengacak-acak rambut Luna 

"Bukannya ga suka…tapi gua butuh me time buat diri gua sendiri tanpa diganggu siapapun," Luna panjang lebar

"Abis gua bt di rumah sendirian…makanya gua kesini," ucap Riko

"Emang hobi tuh gangguin hidup gua yah," ketus Luna

"Gua ngilang salah…gua nongol terus juga salah…mau lu tuh apa sih?," kesal Riko

"Iya deh sorry kalo gua keterlaluan…abis hamper tiap waktu lu nongol terus sih," sambung Luna 

"Oke fine mulai besok gua ga akan ganggu me time lu deh," sahut Riko 

"Yah ga gitu juga kali…guan tar mau curhat sama siapa kalo bukan sama lu," ucap Luna 

"Tuh kan lu mah labil deh…jadi keputusannya gimana nih?," bingung Riko

"Oke fix lu boleh gangguin gua sepuas lu…yang penting lu selalu ada buat gua," pasrah Luna

"That's good choice," ucap Riko seraya menjentikkan jarinya 

    Luna baru saja mendapatkan undangan reuni SMAnya lewat pesat singkat Whatsapp, namun ia bingung harus mengajak siapa sebagai pasangannya. Disitu tertera harus membawa pasangan jika hadir dalam acara tersebut. Riko juga dilanda dilemma harus berbuat apa karena sampai saat ini ia masih berstatus jomblo yang artinya tidak memiliki pasangan.

"Ko lu dapet undangan ga ke acara reuni SMA kita?," Tanya Luna ketika berada di rumah Riko

"Dapet sih…tapi gua males dateng ah," jawab Riko malas 

"Kenapa? Emang lu ga punya pacar?" Tanya Luna lagi

"Ga punya…makanya gua males dateng…lagian ga peting-penting amat," jawab Riko 

"Bukan masalah penting ga pentingnya ko…tapi gua kangen sama mereka," sambung Luna 

"Maksud lu kangen mantan lu yang udah selingkuhin lu," ledek Riko

"Idih…jijay banget gue kangen sama dia," ucap Luna sinis

"Emang lu udah move on gitu?," Tanya Riko yang masih meledek

"Udah dong…emang cowok di dunia ini Cuma dia doang," jawab Luna penuh percaya diri 

"Yahudah ajak aja cowok baru yang udah bikin lu move on," ucap Riko acuh

"Masalahnya belum ada Riko!!!," teriak Luna tepat di telinga Riko 

"Tadi katanya udah move on…kalo belum ada penggantinya mah namanya belum move on," cecar Riko 

"Move on sih udah Cuma belum nemuin penggantinya aja," elak Luna

"Udah deh ga usah boong sama gua…sok tegar gitu," ledek Riko

"Yahudah makanya itu temenin gua kesana!!!," rengek Luna

"Maksud lu kita berdua jadi couple gitu," tebak Riko 

"Iya…tapi Cuma pura-pura aja di depan temen-temen," sahut Luna 

"Oke deh gua bantuin lu…karna lu yang maksa," ucap Riko sok cool

"Ga usah di cool-coolin gitu deh ngomongnya," sinis Luna 

"Ga jadi nih gua bantuin," ucap Riko 

"Iya…iya…sorry," ucap Luna 

"It's better…right" ucap Riko kemdian 

    Reuni SMA angkatan ke 16 pun tiba Luna sudah siap dengan long dress yang membalut tubuh indahnya, sedangkan Riko dengan stelan jas bewarna senada dengan Luna. Keduanya bak pangeran dan putrid dalam acara tersebut, disusul Vano yang tiba-tiba saja muncul di hadapan mereka.

"Jadi ini pacar baru kamu Lun," ucap Vano cengengesan 

"Iya emang kenapa? Masalah?," tantang Luna 

"Ga sih Cuma gua kasian aja sama lu," jawab Vano 

"Omongan lu bisa dijaga ga bro," ucap Riko yang tersulut emosi 

"Wih…slow bro, ga usah baperan gitu," ucap Vano tertawa 

"Udah Ko…ga usah ditanggepin orang kayak dia…mending kita pergi aja," ucap Luna menenangkan sembari menarik tangan Riko menjauh dari Vano

Acara reuni pun dibuka dengan meriah dengan penampilan music dari penyayi yang sedang hits dengan suasana dansa yang romantic, Luna dan Riko larut dalam alunan music dan dansa yang mereka lakukan. 

"Lun lu cantik banget male mini," puji Riko disela dansa 

"Ah…lu bisa aja Ko, jangan bikin gua jadi geer deh," ucap Luna tersipu malu 

"Gua serius Lun…ga boong," ucap Riko dengan sorot mata yang tajam

"Thanks Ko buat male mini," ucap Luna sembari tersenyum 

"You're welcome Lun," ucap Riko sembari mengecup kening Luna 

    Acara pun usai dengan perasaan campur aduk yang dirasakan oleh Luna, ia Nampak canggung berjalan bersama Riko yang mengantarnya pulang ke rumah. Ada perasaan aneh yang menghinggapi relung hatinya, bisa dibilang bahagia ketika momen itu terjadi walaupun hanya sesaat.

    Luna sedang berjalan menuju minimarket terdekat rumah untuk membeli keperluan sehari-hari di rumah yang kehabisan stok, tak sengaja ia berpapasan dengan Riko.

"Hai Lun," sapa Riko kaku

"Hai Ko," balas Luna yang kikuk 

"Mau ngapain?," Tanya Riko 

"Mau…belanja," jawab Luna 

"Mau gua temenin?," Tanya Riko lagi 

"em…boleh," jawab Luna 

    Luna sibuk berkeliling memilih barang sementara Riko mendorong troli di belakang Luna sembari curi-curi pandang pada wanita di depannya.

"So sweet yah…kalian pasti pengantin baru yah," celetuk seorang ibu yang juga sedang memilih barang yang akan dibeli 

"Bukan kok bu…kita Cuma temen," ucap keduanya bersamaan 

"Tuh…ngomongnya aja barengan gitu," sambung ibu itu lagi 

"Itu Cuma kebetulan kok bu," ucap keduanya lagi 

"Yah sudah kalo kalian tidak mau mengakuinya, toh kalian yang merasakan," ucap Ibu itu sembari berlalu pergi 

    Keduanya terdiam kembali sembari melanjutkan belanja yang sempat tertunda karena kehadiran ibu itu tadi, Riko berusaha mendekat pada Luna tetapi Nampak kesempatan itu hilang ketika antrian di kasir membeludak. Setelah itu keduanya berjalan menuju rumah sembari membawa dua kantong pelastik besar, sepertinya Riko kesulitan membawa dua kantong pelastik besar itu. Luna hanya terdiam melihat itu semua, belum pernah ada cowok yang mau repot-repot membawa belanjaanya seumur hidup.

"Lun weekend ini lu ada acara ga?," Tanya Riko perlahan

"Emmm…kayaknya ga ada deh Ko," jawab Luna 

"Gimana kalo kita jalan yuk," usul Riko 

"Kemana?," Tanya Luna 

"Ke tempat mana aja yang lu suka," jawab Riko 

"Boleh deh…tapi Cuma kita berdua aja?," Tanya Luna lagi

"Yaps…tenang kok gua ga ada niat jelek ke lu," jawab Riko menenangkan Luna

"Gua percaya kok…gua lagi pengen ke gunung," sambung Luna

"Sip bisa diatur itu mah…yang penting gua ga sendiri," ucap Riko 

"Yahudah gua duluan yah balik ke kantor," pamit Luna

"Oke perlu gua anterin?," tawar Riko 

"Ga usah gua bisa kok sendiri," tolak Luna seraya pergi keluar dari café meninggalkan Riko 

      Sabtu pagi ini Luna sudah siap dengan jaket navy dipadu dengan kaos pendek berwarna dusty blue dan jeans berwarna senada, serta topi yang tergantung di kepalanya. Riko sudah menunggu dengan sweeter hijau army dan kaos pendek hitam dengan jeans berwarna senada dan kupluk berwarna putih.

"Ayo kita berangkat Lun," ajak Riko sembari mengulurkan tangannya pada Luna

"Kayak trek aja gandengan," ucap Luna yang langsung masuk ke dalam mobil 

"Cape deh dikacangin pagi-pagi," ucap Riko yang ikut menyusul ke dalam mobil jeep miliknya

    Mereka pun berangkat dengan penuh semangat dan rasa bahagia yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya, terkadang Luna melirik kea rah Riko begitupun sebaliknya. Riko pun berinisiatif mencairkan suasana yang kaku dengan menyetel music, sembari menyanyikan lagu favoritnya yang sedang dimainkan. 

"Sejak kapan lu suka nyanyi?," Tanya Luna perlahan 

"Sejak gua ketemu sama lu lagi," jawab Riko 

"Berarti selama tujuh tahun lu ngilang ga pernah sekalipun nyanyi," histeris Luna 

"Yoyoi lu bener banget Lun, soalnya ga ada yang kayak lu," ucap Riko mantap 

"Garing banget yah hidup lu tanpa music," ucap Luna yang tak habis fikir

"Makanya gua balik demi lu Lun," ucap Riko serius sambil menatap Luna 

"Udah ah…lu focus aja nyetirnya ntar nabrak lagi," ucap Luna mengalihkan pembicaraan 

"Iya bawel…," teriak Riko 

    Mobil pun terparkir di depan area pegunungan, keduanya pun turun dari mobil sembari membawa tas gunung yang besar. Beberapa pendaki telah berkumpul di sana, mendengar pengarahan terlebih dahulu sebelum memulai pendakian. Setelah itu mereka pun memulai pendakian dengan menyusuri setiap jalan kecil yang curam dan menanjak, yang cukup menguras tenaga. Luna tampak antusias dengan pendakian itu, Riko berjaga di belakang Luna memperhatikan setiap gerak-gerik yang dilakukan gadis yang mengisi relung hatinya saat ini. Butuh waktu dan kesabaran untuk mencapai puncak gunung, mereka istirahat semalam mendirikan tenda yang membuat api unggun kecil untuk menghangatkan badan di tengah suhu yang dingin. Esoknya mereka melanjutkan kembali pendakian sampai tiba di puncak gunung. Betapa bahagianya Luna begitupun Riko ketika melihat lukisan nyata yang indah ada di depan mata mereka. 

"Lun…disini gua mau ngomong penting sama lu," ucap Riko seraya menggenggam tangan Luna 

"Ngomong aja KO…emang ada hal penting apa yang maul u sampein?," Tanya Luna 

"Will… yo…u mar…ry me?," Tanya Riko terbata-bata sembari menyodorkan sebuah cicin pada Luna

"Yes…I…do," jawab Luna pelan sambil mengulurkan jari tangannya 

"Lu serius kan nerima gua jadi pendamping lu?," Tanya Riko meyakinkan seraya memasangkan cicin di jari manis Luna 

"Iya Ko…karna gue juga punya perasaan yang sama kayak apa yang lu rasain saat ini," ucap Luna panjang lebar 

"Thanks Lun…gua bahagia banget," ucap Riko sambil memeluk erat Luna 

"Gua juga bahagia Ko…bisa jadi masa depan lu," ucap Luna dengan senyum lebar kebahagiaan 

Semua pendaki pun menyaksikan peristiwa penting dalam hidup Luna dan Riko, dengan memberikan tepuk tangan yang meriah untuk keduanya. Bersorak-sorak menggoda keduanya yang sedang dirundung kebahagiaan tiada tara. Riko dan Luna pun menikmati setiap sudut pemandangan yang ada di hadapan mereka berdua, sembari merangkul bahu dan pinggang satu sama lain. Cukup lama mereka menikmatinya bahkan sampai waktu berlalu begitu lama, sembari melihat matahari terbenam di bagian barat. Berbeda rasanya menyaksikan itu semua bersama orang yang kita sayang, dan menyayangi kita sepenuhnya. 

"Move on I'm Coming!!!," Teriak Luna tertawa bahagia bersama Riko di sampingnya 

"Love is Coming!!!," balas teriak Riko yang tersenyum seraya mengecup pipi Luna

Mereka pun akhirnya menikah setelah satu bulana untuk mempersiapkan semuanya, Riko tak pernah menyangka akan bersanding dengan Luna sahabat kecilnya sekaligus  gadis yang akan menjadi teman hidupnya dan menjadi calon ibu bagi anak-anaknya di masa depan sampai maut yang akan memisahkan mereka berdua dan juga istri yang menemaninya di saat suka maupun duka, yang akan selalu memberi semangat dan energy serta jiwa dan raga bagi hidupnya kelak sampai menutup mata.

    Setahun kemudian mereka dikaruniai bayi kembar cantik dan tampan bernama Nako dan Luri, nama yang diambil dari nama belakang dan depan Luna dan Riko. Keduanya menjadi orangtua yang baik bagi kedua anak kembarnya, merawat dan membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang dan cinta yang mereka berikan sepenuhnya. Meluangkan waktu, tenaga, jiwa dan raga hanya untuk dapat bersama buah hati yang amat dicintainya. Berharap kelak mereka menjadi orang yang bermanfaat bagi orang di sekitanya dan menjadi contoh yang baik.  

avataravatar
Next chapter