14 14. Peringatan

Eclaire's POV

Masih disini, hujan deras mengiringi malam. Memandangi langit dari jendela kamarku yang terletak di lantai dua. Suara hujan mendendangkan burnyi rintik berirama datar, aku tak mendengar suara lain selain suara air yang turun dari langit.

GLUK! GLUK!

Baru saja kupikir tidak ada gledek, akhirnya keluar juga suara tersebut. Fledek tersebut nampak dekat dari jendela kamarku. Kilaunya bak membelah kota menjadi dua bagian. Aku tak suka bunyi gledek, rasanya bunyi itu mengingatkanku akan trauma di masa kecil. Saat ayah dan Ibuku bertengkar, tepat di malam turun hujan deras dan petir yang berbunyi keras. Aku tahu, kejadian itu mustahil terulang. Waktu telah berlalu dan semua berubah. Ayahku begitu mencintai Nyonya Shin, Ia mungkin tak akan pernah menyakiti Nyonya Shin.

Seorang wanita berambut panjang yang dicat merah terhighlight pirang masuk kamarku tanpa permisi. Ia mengobrak-abrik lemariku. Membuka laciku, menjamah isinya.

"Ya... Carmell apa yang kau lakukan di kamarku?"

Camell tak menggubrisku.

"Ya..." Aku mulai tak bisa menahan emosiku yang membuncah.

"Mana...."

"Apanya mana?"

"Testpack."

"Neo michingonni (kau gila)?!"

"Jangan banyak omong, berikan aku testpack yang pernah aku titipkan padamu!"

"Sudah kubuang!" jawabku ketus. Aku merebahkan tubuhku ke kasur, tak peduli dengan apa yang dilakukan Carmell.

Carmell mengampiriku memincingkan matanya shock. "Apa... Dibuang?" Ia menopang pinggang marah padaku.

"Iya," jawabku santai masih terbaring di tempat tidur.

"Kalau begitu, belikan lagi aku satu."

"Tidak mau, kau beli saja sendiri!" tolakku blak-blakan.

"Kau tahu kau itu idiot?" makinya. "Apa jangan-jangan kau memakainya?!" tuduhnya,

"Kalau aku memakainya pasti aku akan bilang, kenyataannya memang aku membuangnya."

Carmell kesal, ia duduk di meja vanityku, wajahnya tampak terpuruk sedih. Aku tak peduli namun tetap saja aku merasa iba padanya.

Aku membangunkan tubuhku dan menghampirinya. Aku berdiri di sebelahnya. Melirik sedikit ke arahnya. "Kau yakin jika hamil?"

"Kuharap tidak."

"Kau kan biasa minum jamu jika kau merasa ada yang aneh."

"Masalahnya aku tak melakukannya dengan dengan pacarku."

Aku menenggak ludahku sendiri. Aku tahu jika Carmell sudah sering berhubungan bebas dengan pacarnya. Namun yang membuatku kaget... "Dengan siapa kau melakukannnya?"

Carmell menatap mataku dalam-dalam seperti menusuk bola mataku. Dia mengacuhkanku seketika, memalingkan wajahnya, membuat rambut panjangnya menutupi sebagian besar wajahnya. "Aku hanya one night stand dengan pria yang tak kukenal."

"Pria tak dikenal?" Aku shock bukan main.

"Kau bodoh apa sampe bisa melakukan hal itu?"

"Iya aku bodoh dan dungu. Puas kau?!"

Aku tidak sampai hati melihat kelakuan Carmell yang kelewat batas. "Baiklah akan kubelikan untukmu. Mana uangnya?" Aku mengulurkan tanganku kepadanya.

"Kau kan kerja, masa tidak punya uang?" ujarnya.

Daripada berdebat dan hanya menghabiskan tenagaku, aku memilih menahan amarah ini. Aku menyambar dompetku di buffet sebelah tempat tidurku dan ku raih jaketku yang kugantung di belakang pintu kamar. Aku bergegas keluar membelikan titipan Carmell.

Eclaire's POV end

***

Azran melakukan syuting iklan Samyang bersama semua personil Black-T. Ia berpose dengan gaya yang diarahkan oleh sang fotografer. Ia duduk sembari disenderi Jerry lalu memasang wajah tersenyum.

Jerry menampakan senyumnya kepada sang fotografer.

Akhirnya pemotretan pun selesai.

"Zran, tadi ada yang nelepon tuh di HP kamu, Kamu lupa ga silent ya Hpnya di ruang ganti?"

"Siapa Noona?"

"Enggak tahu! Enggak lihat juga namanya!"

Azran pun menuju ke ruangan ganti DAN MENGAMBIL hpNYA.

Ia menemukan jika nomor asing menelponnya.

Lalu Ia mengecek jika ada pesan Kakaotalk yang maksud untuknya.

Ternyata yang menghubungi Azran adalah adik Eclaire, siapa lagi kalau bukan Nathan.

Nathan: [Hyung, ini Saya Nathan adiknya Eclaire Noona. Saya mau bilang jika sebaiknya Hyung tidak mengganggu Noona saya lagi. Kumohon menjauh dari Noona Saya. Hyung sudah terlalu banyak membawa masalah untuk Noona saya. Saya tak ingin Noona Saya mengalami banyak masalah karena Hyung.]

Azran pun membalas pesan Nathan untuknya.

Azran: [Nat, Aku dan Eclaire saling mencintai. Kami tidak bisa berpisah karena kami baru saja memulai hubungan kami. Saya janji tisak akan membawa Eclaire ke pusara masalah. Saya janji akan menjag Eclaire.]

Nathan: [Asal Hyung tahu, Saya tidak main- main akan memberikan Hyung peringatan bila Hyung tak menjauhi Noona Saya.]

**

Azran's POV

Pintu itu masih tertutup. Aku tahu jika mungkin aku dan Eclaire tak asalkan bisa bersatu. Aku mungkin bukan ditakdirkan untuk Eclaire. Jika mengingat semuanya, tentang ancaman Tuan Hwang Jungmin, aku tak bisa lagi mempertahankan hubunganku dengan Eclaire. Aku tidak ingin Eclaire sampai terluka gara- gara diriku.

"Azrana..." Suara familiar itu, siapa lagi kalau bukan Ayahku yang memanggil namaku dengan suara paraunya.

"Masuk saja Aboji," Aku sesekali memanggil Ayahku dengan memakai kata formal.

"Kau belum tidur?"

Aku tak membalasnya, karena jelas- jelas aku menjawab tentu aku belum tidur kalau begitu.

Ayahku masuk ke dalam kamarku dan mendekatiku.

" ada apa tumben-tumbenan kau mencariku? " Tanyaku kepada Ada ayahku yang sekarang duduk di sebelahku.

" Memangnya Appa tidak boleh main ke kamarmu?" tanya Appaku.

"Ti... tidak bukan maksudku melarang Appa datang ke kamarku. "

" Azrana, kau jangan mengingat-ingat kejadian itu lagi ya... Dengarkan kata Appa, kau jangan pernah berurusan dengan para petinggi petinggi di ARK, terutama dengan Tuan Jo Hajung. Appa tidak ingin sampai kejadian kemarin terulang kembali. Untungnya kau masih hidup setelah kejadian itu. "

Aku hanya mendengarkan apa yang dibicarakan oleh ayahku tanpa membantah maupun mengiyakan pernyataannya. Aku tidak bisa sepenuhnya setuju karena bagaimanapun itu sudah menjadi resiko karena menjadi bagian dari perusahaan tersebut. Dan satu lagi eclare... dia tidak mungkin menyerah begitu saja melawan ketidakadilan, Aku hanya ingin disampingnya dan mendukungnya.

" Azrana... Appa sudah tua, Appa berharap kau jangan kebanyakan bermain- main, bagaimanapun suatu saat kau akan menjadi penerus di perusahaan yang telah Appa bangun. Siapa lagi anak laki- laki Appa kalau bukan kau, Kau yang akan Appa percayakan aset- aset yang Appa punya ini, Azran. " Ayahku berkata dengan menatapku tajam tidak ada ada sama sekali guratan senyum, Tidak seperti biasanya, padahal Ia selalu saja melemparkan canda saat berbicara denganku namun kali ini dia benar-benar serius.

Aku sudah berulang kali berpikir untuk meninggalkan black-T dan membantu ayahku di perusahaannya. Namun, bagaimanapun aku sudah menganggap semua anggota black-T adalah seperti abang-abang ku sendiri. Mereka tidak akan semudah itu melepaskanku. Aku tidak bisa egois meninggalkan black-T. Aku yakin suatu saat aku pasti bisa berbakti dengan cara lain kepada apa selain harus ikut mengurus perusahaan yang dibangunnya.

" Azrana... Appa mengerti bila kau belum bisa sepenuhnya melaksanakan Harapan Appa. Tidak apa-apa bila sekarang kau belum mau mempelajari perusahaan Appa, jiwa mudamu masih sangat bergejolak dan Kau pasti masih sangat penasaran dan ingin mencari passion mu yang lain. Namun kau harus ingat, perusahaan yang Appa bangun itu tentu untukmu... hasil keringat kerja Appa untuk siapa lagi kalau bukan untukmu dan adikku. "

Aku tidak tahu harus menjawab apa. Bagaimanapun Aku tidak ingin mengecewakan Aboji. Berikan aku waktu Aboji, menjadi pewaris perusahaanmu bukanlah perkara mudah.

" Appa, terima kasih karena telah mempercayakan banyak hal kepadaku. Kuharap kau mengerti appa, sekarang ini bukan waktu yang tepat untukku memikirkan menjadi pewaris dari perusahaanmu."

Azran's POV End

Choi Jungchul, Ayah Azran selain menjadi pensiunan kepala polisi, Ia juga memiliki usaha yaitu Perusahaan logistik kargo yang cukup besar di Korea, Chanhwa Co., Ltd. Choi Jungchul sebenarnya memiliki anak yang lain dari pernikahan sebelumnya dengan Na Miran dan memiliki 3 anak, namun mereka bercerai lalu Jungchul menikah lagi dengan Jun Inhwa dan dikaruniai dua anak, tentunya keduanya adalah Azran dan Falla.

**

avataravatar
Next chapter