1 Moonhana Selecia : Me

Rambut panjang yang di biarkan tergurai indah dangan ikat rambut berwarna hitam yang berada di tangan sebelah kanannya menambah kecantikan seorang Moonhana Selecia.

Gadis yang sedang menekuni pendidikan nya di bangku SMA ini termasuk ke daftar siswi yang paling pendiam namun pintar, beda halnya dengan teman sejurusan nya sekaligus teman sebangku nya bernama Hana.

Mizdziku Hana.

Gadis keterunan Jepang - Indonesia ini memiliki mata yang indah, dengan mata yang indah membuat nya menjadi daya tarik sendiri untuk kaum pria.

"CIAAA!! "

Selecia menoleh tepat ke sumber suara itu berasal, dan ternyata itu adalah suaranya Hana yang sedang menghampiri nya seraya berlari dan memegang tas yang berisikan laptop di pundak nya.

"Maaf telat, tadi macet banget, parah sih" ujar Hana dengan nafas yang masih tidak teratur.

"Tarik nafas dulu han, baru ngomong" saran Cia pada Hana.

"huh~huh~huh~

gilakk, gw capek banget, ada Air mineral nggak? Haus nih" tanya Hana.

sontak Selecia mengeluarkan sebotol air mineral yang baru ia beli dan belum ia minum sama sekali dan memberikan itu pada Hana.

"Thanks"

"hmm ( iya ) btw, jadi kan kerkel nya?" -Selecia

"ya jadi lah neng! ya kali gw udah bela belain kesini terus nggak jadi kerkel nya" ujar Hana dengan sedikit kesal pada selecia.

selecia hanya tersenyum lalu mengeluarkan laptop berwarna silver milik nya dari tas nya lalu membuka semua data yang akan disalin ke laptop milik Hana.

"SELECIA! HANA! ANJIR GW DI TINGGALIN!"

Wait, ternyata kurang satu lagi, ini dia anggota yang paling heboh sejagat raya, siapa lagi kalo bukan teman Hana dan Selecia yang bernama

Meiranika atau yang akrab di panggil dengan nama Mei.

Mei berlari menghampiri Hana dan Selecia lalu memeluk mereka berdua yang akhirnya menyebabkan Hana dan Selecia membungkuk ke depan.

"WOY MEIMEI!! SANTUY NGAPA!" Ucap Hana.

Kalian jangan heran kenapa Hana bisa sebar-bar itu, walaupun dia cewek keturunan Jepang, tapi sikapnya Indonesia bangett.

"Diem lo penut"

"NAMA GW HANA! BUKAN PENUT!" Balas Hana dengan nada suara yang kencang.

"ishhh, udah dong! jangan berisik, malu tuh sama anak kecil! ini tuh di taman, kaga sikap kalian" ucap Selecia seraya melepaskan tangan Mei dari pundak nya.

Mei hanya mampu terkekeh dan duduk di sebelah Selecia, lalu kerja kelompok pun mereka mulai.

° 20 menit kemudian

Mereka masih fokus mengerjakan kerja kelompok nya, dan mereka berdiskusi tentang tema apa yang akan mereka ambil untuk bab kedua dari tiga bab tersebut.

"Gimana kalo kita ambil tema luar angkasa, nggak ada salah nya kan?" usul Selecia kepada kedua teman nya itu.

Hana dan Mei hanya bertatapan lalu menganggukkan kepalanya, kenapa Hana dan Mei setuju? karena mereka sudah percaya kepada Selecia, Selecia sangat mengerti tentang luar angkasa, bahkan bermimpi kesana seperti Alm. Ayahnya yang sudah gugur sekarang.

"Okeh! sekarang kita buat bab 2 nya".

Setelah semuanya selesai, mereka mengemaskan kembali laptop mereka dan memasukan nya ke dalam tas mereka masing masing.

"Mau jalan jalan dulu nggak? kita ke sekitar sini aja yuk, adem nih tamannya" Hana membuka mulutnya guna berbicara pada Cia dan Mei.

"Maaf, Cia nggak bisa ikut, cia harus pulang dan bantuin bunda"

Mei dan hana yang mengerti kondisi Cia pun mengangguk dan mengajak Cia untuk pulang bersama menggunakan mobil pribadi Mei.

"Gw telfon pak agus dulu ya, nanti kita pulang bareng bareng. Cia, nanti lo ikut gw ya, gw anterin lo" Ujar Mei seraya memegang telfon nya di tangan nya lalu memencet salah satu kontak di sana.

"Ehh, nggak usah Mei, cia bisa pulang sendiri kok, ini juga cia buru buru mau bantuin bunda jualan, cia duluan ya" pamit cia.

"Ehh! cia!"

telat, cia sudah berlari menuju angkutan umum dan hanya di balas dengan gelengan kepala Hana dan Mei.

^Rumah cia.

"bunda, Cia pulang"

Cia melepas alas kaki nya dan menaruhnya di rak sepatu yang dekat dengan pintu masuk rumah nya lalu memasuki rumah nya dengan menenteng tas di tangan nya.

"kakakk! kakak udah pulang?"

suara nyaring yang menghiasi seisi rumah kini mulai terdengar, anak kecil yang sekiranya berusia 5 tahun itu kini mendekati selecia dengan senyuman nya seraya membawa boneka gajah berwarna biru di tangan nya.

Dan itu adalah adik nya, yang bernama Luiqa Vanasya atau yang biasa di panggil dengan nama nasya.

"nasya, bunda kemana? kok tadi kakak panggil nggak ada?" Cia menanyakan soal bunda nya, lalu nasya hanya menunjuk ke arah pintu kecil yang terdapat di sebelah dapur.

itu adalah pintu gudang.

"Gudang? bunda sedang apa di gudang?" Selecia sedikit bermonolog pada dirinya sendiri.

pasalnya, pintu gudang itu tidak pernah di buka lagi sejak 3 tahun yang lalu, karena memang disana hanya berisi barang barang bekas yang bisa di bilang tidak akan terpakai lagi.

"Bunda udah lama di gudang nya ya?" kini selecia bertanya pada nasya.

"Belum" jawab nasya singkat.

Setelah itu, Selecia membawa nasya menuju kamar bunda nya, karena nasya dan bunda nya tidur di kamar yang sama.

"Nasya main nya di kamar aja ya, kakak mau ke gudang dulu"

Nasya hanya mengangguk dan kembali memainkan beberapa bonekanya.

avataravatar
Next chapter