3 MENYEBALKAN

Mereka menelusuri seluruh penjuru kantin, tapi tidak menemukan bangku kosong.

Wait wait wait, tapi ada 1 meja yang masih mampu menampung 2 orang lagi, yaps betul itu meja Chiko dan kawan-kawan.

"Yah Ca gimana dong udah gak ada tempat lagi, kecuali di...," Ucap Bunga menggantung.

"Dimana?," Tanya Moca.

Bunga menunjuk tempat meja Chiko dkk dengan dagunya, bunga yang melihat isyarat itu pun langsung melirik.

"Jangan bilang kalo di tempat si sultan kura-kura itu?," Tanya Moca memastikan.

"Hehe iya," jawabnya cengengesan.

"Kalau gak disitu gak ada lagi, Ca ya ya ya mau ya?," Tanyanya lagi.

"Serah," jawab Moca pasrah.

Mereka pun menuju ke pojok kantin, tepatnya di meja Chiko and the gang.

"Hmm, permisi," ucap Bunga sopan pada ketiga pria itu.

Mereka bertiga pun menoleh ke sumber suara itu.

"Eh bunga ya? Anak IPA 3?," Tanya Niko.

"Eh iya hehe," jawabnya sambil menunjukan senyum mengembang.

"Iya mau apa bung?," tanya Dika.

"Kan semua bangku udah penuh ya hehe, boleh gak gue sama Moca duduk disini?," Tanyanya.

"Oh iya boleh silahkan duduk Moca, bunga" kata Niko.

"Weh mba Moca mau duduk di tempat saya toh," tanya Chino.

Mendengar namanya disebut pun lantas Moca menoleh ke orang tersebut.

"Siapa juga yang mau duduk di tempat Lo!." Ucap Moca penuh penekanan.

"Yaudah silahkan pergi kalau gak mau, kenapa masih disini?," Tanyanya lagi.

"Yaudah gue pergi!," Jawabnya.

"Ayo bung, kita dari sini," ajak Moca.

Karena tak ada jawaban dari sang empu, Moca pun menoleh ke Bunga, dan mengisyaratkan agar pergi dari tempat itu.

"Terus kalau kita pergi, kita makan dimana?," Tanya Bunga dengan sedikit berbisik.

"Dimana aj aasal Jangan disini," jawabannya.

"Udah deh please, kali ini Lo nurut sama gue? Oke,".

Bunga pun memutar bola matanya seakan berkata 'terserah lo'.

"Jadi gimana? mau duduk apa gak? Kalau gak jadi gue kasih ke cowo itu tuh," tunjuk Chino ke cowo culun di depan warung mbak Tami.

"Eh jangan-jangan," cegah bunga.

"Iya jadi-jadi, gue sama Moca jadi duduk disini, iya kan Ca," tanya Bunga.

"Mana dia aja gak jawab tuh," ucap Chino.

Karena Moca diam aja, Bunga pun mengode dengan tatapan.

"Ck, iya-iya," jawabnya singkat.

"Iya apa? Iya mau pergi? Yang jelas dong," ledek Chino.

Dika, Niko dan Bunga yang melihatnya pun hanya terkekeh.

"Ck, ribet bangat si lo," geram Moca.

"Terserah si kalau lu gak mau, tinggal gue panggil dia aja tuh," ucapnya.

"Yaudah si Ca tinggal bilang aja gampang, gengsi amat," ledek Bunga.

"Iya-iya bawel Lo,".

"Gue mau numpang duduk disini,".

"Puas Lo!," Katanya penuh penekanan.

"Nah gitu dong dari tadi, silahkan mba-mba duduk,".

Mereka pun makan dengan diam.

Dengan posisi duduk Bunga di samping Niko di paling belakang dekat tempik +AC, Dika yang Duduk sendiri di samping dan Chino-Moca yang duduk bersampingan.

Selesai makan Moca buru-buru mengajak Bunga agar cepat pergi dari sini, tapi entah bagaimana tiba-tiba...

'Yaampun gue malu'

'tapi kok, aneh ya?'

'ini di lantai tapi gak sakit ya?

*Ucapnya dalam hati

Perlahan Moca membuka matanya dan mendapati Chino yang sedang menangkup badannya.

Mereka bertatapan dalam diam.

'kan kalau lagi diem gini, kelihatannya jadi cantik, eh eh ko.

-kata Chino dalam hati.

'eh kalo di lihat-lihat, ni sultan kura-kura ganteng juga ya, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, eh ko malah muji dia si.

-Ucap Moca dalam hati.

"Uhuk-uhuk," Terdengar suara Dika yang pura-pura batuk.

"Udah kali peluk-peluknya," ucapnya.

Moca-Chino pun tersadar, setelah mendengar suara Dika, dan membenarkan posisinya.

Mereka menoleh ke kanan dan ke kiri, betapa terkejutnya ia mendapat tatapan dari semua penjuru kantin, dan detik berikutnya mendapatkan tepukan tangan.

'Cocok bangat'

'Suit-suit' Suara siulan

'asoy melehoy'

'harusnya gue yang disitu' teriak histeris ciwi-ciwi yang mengagumi Chino.

'udah cocok bangat itu'

'yang satu cantik, yang satu ganteng, cocok udah'

'jadian-jadian' teriak semua orang kompak.

"Stop,'' teriak Moca.

Seketika semua hening.

Moca pun jalan menerobos gerombolan orang yang ada di kantin. Dan bunga yang melihat Moca pergi pun menyusulnya.

Tidak lama kemudian bel masuk jam ke 3 pun berbunyi, semua pun bubar.

---

*Singkat cerita, bel pulang sekolah pun berbunyi.

"Yakin nih lu gak mau bareng gue baliknya?," Tanya Bunga pada Moca.

"Ngak, lu duluan aja," ucap Moza.

"Yaudah gua duluan ya, pak Mamat udah jemput gue bye," pamit Bunga.

Moca hanya melirik sekilas ke mobil Bunga, dan kembali lagi memandang kedepan.

Apa yang ia tunggu dari tadi? Hingga ia menolak ajakan pulang bareng dengan Bunga?

Dan yang di tunggu-tunggu akhirnya datnag juga.

Seorang cowo datang dengan motor ninja merahnya, lalu ia membuka helmnya.

"Dek, udah lama nunggu? Maaf kakak tadi mandi dulu hehe?," Tanya cowo itu.

"Pantes la bangat lo," jawabnya malas.

"Ah elah, udah tinggal naik aja bacot bangat dah lu," katanya.

Dengan berat hati karena menunggu lama Moca pun naik ke motor dan pergi meninggalkan area Sekolah.

----

"Itu siapa," tanya Chino di balik tembok dekat gerbang sekolah.

"Ko bisa-bisanya dia akrab gitu sama Moca,"

"Apa jangan-jangan pacarnya?,"

"Bodo amat lah gak mikirin gue," ucapnya.

"Eh tapi penasaran juga ya?," Pikirnya.

"Eh eh, dia udah jalan, apa gue ikutin aja ya, yaudah lah ikutin gas keun," ucapnya lagi.

Karna melihat Moca dan cowo itu pergi, Chino pun membuntuti nya dari belakang.

Setelah membuntutinya lalu ia memasuki kawasan perumahan, dan Chino pikir-pikir ini juga kawasan rumahnya juga.

"Lah mending gue pulang aja," katanya. Setelah Chino sampai di depan rumahnya, Moca dan cowo itu pun berhenti di seberang depan rumahnya.

---

"Dah sampe turun Sono lu," ujar cowo itu.

"Iya bacot bangat dah lu," jawabnya sinis.

"Bilang makasih kek," tambahnya.

"Iya-iya, MAKASIH," katanya penuh penekanan

"Sama-sama, adik ku," balasnya.

"Ko jijy ya?,"

"Bacot, udah sana masuk," suruh cowo itu.

"Gak mau mampir lu?," Tanyanya.

"Gak, gue masih banyak tugas, bilang Tante Ririn ada salm dari gue, dah bye," ucapnya, dan langsung menyalakan motornya, dan melesat pergi meninggalkan perumahan itu.

Dari seberang sana, Moca melihat samar-samar seperti ia kenal dengan cowo itu.

Pandangan keduanya bertemu, dan ia saling memberikan tatapan yang tajam.

Betapa terkejutnya Moca, ternyata dia tetanggaan dengan cowo itu.

'Sungguh menyebalkan'

NextđŸ‘‰đŸ»

avataravatar