2 1 HARI PENUH KEJAILAN

"Balik sekolah nongkrong dulu yuk, kafe sebelah?," Tanya Dika.

"Males ah, gue gak ada fulus?," Jawabnya.

"No fulus apaan?," Tanya balik Niko dengan wajah binggung.

"Nora lu nik, fulus aja gatau," sahut Dika yang ada di belakang Niko.

"Tuh kasih tau adek lu Dik," suruh Chino.

"Fulus itu duit, bego," jawab Dika.

"Oh duit, kirain uang," kata Niko, manggut-manggut.

Chino dan Dika saling tatap dan mengangguk, seolah berkata 'Dia bener gak waras'.

"Lu emang bener gak waras Nik," ujar Chino.

"Gak waras gimana?," Tanya Niko.

"Gue bisa ngaji, bisa maen handphone teratur gak kaya Lo berdua,gue bisa nyanyi walau suara gue kaya katak pas panggil ujan.."

"Stop Nik stop. Please stop," potong Dika.

"Dika mah kebiasaan, kalau gue lagi bicara selalu di potong, kenapa gak di tutup aja biar diem?," Tanya Niko.

"Lu ngomong sekali lagi, gue potong punya lu," ancam Dika, dengan wajah yang kesal.

Niko pun segera menutup mulutnya sambil mengangguk.

Chino yang menyaksikan itu hanya tertawa melihat kedua sahabatnya yang selalu mempermasalahkan hal sepele, seperti dirinya dengan Moca.

Berbarengan saat Niko diam bel sekolah pun berbunyi dan pelajaran pertama pun dimulai.

---

1 jam kemudian, 2 pelajaran pun telah selesai dan waktunya istirahat.

"Oke anak-anak pelajaran ibu telah selesai, silahkan istirahat," ucap Bu Ratna.

"Siap Bu, laksanakan" kata Chino, sambil hormat.

"Ada-ada aja kamu No No,'' ucap Bu Ratna sambil geleng-geleng kepala.

Bu Ratna memang sangat dikenal dengan kesabarannya dalam mengajar.

Oleh karena itu Bu Ratna jadi guru favorit semua murid.

Chino hanya memberikan senyuman lebar saja pada Bu Ratna. Tiga serangkai itu pun pergi menuju kantin.

***

Chiko dan sekawan pun menuju kursi yang memang andalan mereka, di pojok paling belakang yang dekat dengan AC, kata mereka si adem.

"Mang pesen kaya biasa 3," ucap Niko pada Mang Ujang.

"Siapp boss," ujar Mang Ujang.

Mereka selalu berlangganan di warung Mang Ujang, penjual bakso yang paling terENAK sekantin itu.

"KANTIN, 6 huruf beribu manfaat," ujar Chino dramatis.

"Manfaatnye apaan tuch," tanya Dika dengan nada alayers.

"Cih bego, ke banci luh," ucap Niko jiji.

Dika pun tertawa, menertawakan ucapannya barusan.

*Bakso + es teh manis Mang Ujang pun datang.

"Silahkan dimakan ganteng," ujar Mang Ujang.

"Makasih mang," kata mereka berbarengan.

"Kantin apa manfaatnya?,"

"No woi, lah bocah malah makan duluan,".

"Iya lu malah makan, kita nungguin juga" Tanya Dika.

Niko dan Dika terus membujuk Chino, menanyakan apa itu manfaat kantin.

Chino yang sedang makan pun terhenti dan melirik sebentar ke Dika dan Niko. lalu ia mengeluarkan hp dan menunjukan gambar pada layar hpnya.

Niko, Dika yang sedang melahap bakso pun tertunda, dan langsung melihat apa yang di tunjukan Chino pada mereka.

Seketika mereka pun melanjutkan makannya dalam diam.

Apakah yang membuat mereka terdiam?

Apa yang ada di handphone Chino itu?

Apakah menyeramkan?

Melihat kedua temannya langsung kicep, seketika tawa Chino pun menggelegar ke seluruh penjuru kantin, yang pada saat itu sedang ramai-ramainya dengan siswa.

Tawa Chino pun mereda, dan melihat semua tatapan mata mengarah padanya, dan lalu ia menunduk malu.

"Canda Nik,Dik serius amat mukanya bang," Ucap Chino

"Gak lucu becanda lu," ujar Niko.

Mereka pun melanjutkan makan baksonya, dan sesekali berbicara hal apapun dari yang serius sampai hal yang tidak penting.

---

Sementara itu di lain tempat...

"Duh pusing bangat gue pusingggg," keluh Bunga pada Moca.

"Pusing kenapa si bung?," Tanya Moca.

"Itu tadi loh Oca, Bu Rita ngasih tugasnya dadakan gitu, kan gue belum siap dong," keluh nya lagi.

"Yaelah itu tugas gampang bangat juga," ujar Moca.

"Heh, lu otak kita tuh beda tau gak?!,"

"Apanya yang beda? Sama semua kali,"

"Lu nya aja yang jarang belajar," ledek nya pada Bunga.

"Sialan!. Gue kalo lagi sebel bawaannya pengen makan," ucap Bunga.

"Iya, ini juga kita kan mau ke kantin," kata Moca.

"Tapii....," Bunga menggantung ucapannya.

"Tapi apa? Jangan macem-macem gue gak ada duit," tebaknya langsung sebelum sahabat nya itu meminta di traktir.

"Yahh.... Gagal deh malaknya," ucapnya dengan wajah di tekuk.

Tidak terasa mereka berdua pun telah sampai di didepan pintu kantin.

Dan mereka pun memesan makanan seperti biasa yaitu mie ayam Bu Joko yang paling enak.

Setelah memesan mereka mencari bangku untuk tempat duduknya...

nexttđŸ‘‰đŸ»đŸ‘‰đŸ»

avataravatar
Next chapter