5 Pertemuan Khusus

"Aku ingin bertemu Yang Mulia."

Alucard datang ke ruang singgasana Raja di Istana dan meminta ijin masuk pada dua penjaga di depan pintu.

"Yang Mulia tidak di dalam. Kau tidak bisa menemuinya karena saat ini beliau sedang ada pertemuan khusus dengan para raja dan ratu," kata salah seorang penjaga berkulit sawo matang.

Alucard menghela napas. Mengapa begitu sulit sekali menemui sang Raja?

Lalu dia memutuskan pergi dari sana dan berpapasan dengan Aaron setelahnya.

"Kau di sini?" kata Aaron begitu melihat Alucard.

Alucard mengangguk.

"Dari arah kau datang sepertinya kau baru kembali dari ruangan Yang Mulia?" tebak Aaron.

Alucard kembali mengangguk membenarkan. "Tadinya, tapi Yang Mulia sedang tidak ada."

"Oh, hari ini Yang Mulia kedatangan tamu dari kerajaan sahabat. Mereka mengadakan pertemuan. Ada yang ingin kau bicarakan pada Yang Mulia?"

"Benar. Tapi nanti saja setelah beliau ada waktu luang. Permisi."

Alucard membungkukkan badan tanda hormat lalu melangkah pergi. Aaron sempat bingung melihat sifat dingin Alucard tapi tak begitu dia pikirkan. Keduanya sama-sama melangkah meninggalkan titik temu mereka.

***

Suasana aula pertemuan tidak pernah seserius ini.

Saat ini Raja Tigreal, sang pemimpin Calestine Land, tengah mengumpulkan beberapa pemimpin dari masing-masing wilayah bagian.

Raja Valir dari wilayah Barat. Ratu Eudora dari wilayah Selatan. Serta Ratu Aurora dari wilayah Utara. Mereka tengah memperbincangkan masalah tanda yang muncul di langit beberapa hari yang lalu serta menghilangnya para penduduk, khususnya wanita dan anak-anak. Bahkan peri penyembuh yang mereka miliki pun ikut menghilang.

Aurora adalah salah satu yang paling meyakini semua yang terjadi pada rakyatnya adalah akibat dari ulah sang Dark Lord. Ia beranggapan bahwa Dark Lord masih hidup. Namun anggapannya ditentang oleh seorang ratu yang lain.

"Untuk apa Dark Lord menculik para penduduk dan peri penyembuh jika dia masih hidup? Dia hanya akan menghabisi mereka, bukannya menculik. Itu bukan sifat Dark Lord," kata sang pemilik kekuatan pengendali petir.

Eudora berkebalikan dengan Aurora yang meyakini apa yang terjadi saat ini bukanlah karena Dark Lord. Ia hanya tidak ingin asal menduga.

"Tentu saja untuk dijadikan budak atau tumbal," kata Aurora.

"Itu mustahil. Dark Lord sudah lama tewas, bahkan sebelum perang besar waktu itu dimulai,"

"Mungkin kau sudah lupa, Ratu Eudora. Masih ada penyihir kegelapan itu di luar sana. Dia bisa melakukan apa saja. Aku yakin Dark Lord sudah dibangkitkan dan dia melakukan semua ini untuk balas dendam."

"Kau bicara seolah penyihir itu akan membangkitkan anak kucing saja. Kau pikir Dark Witch akan semudah itu membangkitkan raja iblis? Kau pikir dia tidak akan butuh banyak kekuatan dan energi?"

"Lalu bagaimana menurutmu? Kau pikir menghilangnya rakyat kita adalah sebuah kebetulan? Masing-masing di wilayah kita sudah dilingkupi dengan sihir pertahanan. Jika memang ada musuh yang mencoba mendekati wilayah kita, kita pasti tahu. Sudah jelas, siapa lagi yang mampu menerobos mantra pertahanan jika bukan Dark Lord sendiri? Dulu Dark Lord pernah melakukannya di Nost Gal. Dia merusak sihir pertahananku. Dan kita semua juga tahu kalau Dark Witch semakin kuat. Apa kau bisa jelaskan dari mana dia mendapatkan kekuatan itu? Dia pasti dibantu Dark Lord."

"Apa kau bisa merasakan tanda kehidupan Dark Lord sekarang?"

Aurora terdiam mendengar pertanyaan Eudora. Wanita itu selalu berhasil mengubah keadaan dalam setiap perdebatan yang sering terjadi di acara pertemuan khusus seperti ini.

Eudora tersenyum miring. "Tidak, kan? Bahkan energi sekecil apapun tidak bisa kau rasakan. Jika memang Dark Lord masih hidup, kita tidak akan bisa hidup tenang sejak perang besar itu terjadi. Dark Lord pasti akan terus mengganggu kehidupan kita."

"Dan kenapa kau seolah terus membela Dark Lord?" tanya Aurora curiga.

Eudora memandang intens lawan bicaranya. "Kuharap kau tidak berpikir aku memihak pada musuh."

"Memang itulah yang kupikirkan sekarang," kata Aurora dingin.

Eudora ingin sekali mendebat perkataan Aurora yang sejak tadi terus memancingnya, tetapi kini Valir pun ikut bergabung dalam pembicaraan mereka.

"Kenapa bicaramu dingin sekali, ratuku? Santailah sejenak," ucap Valir santai pada Aurora.

Aurora mendelik ke arah Valir. "Apa maksud ucapanmu itu?"

"Maksudku? Sudah jelas, bukan? Aku ingin kau jadi ratuku."

"Dasar gila."

"Kau pikirkan saja apa yang terjadi bila api bertemu dengan es? Esmu akan mencair. Begitu juga hatimu."

"Apimu lah yang akan membeku dalam sekejap."

"Kekuatan apiku sangat kuat dibandingkan dengan kekuatan esmu. Dalam kekuatanku mengandung cinta, sedangkan kekuatanmu mengandung kebencian. Maka sudah jelas antara cinta dan kebencian, cintalah yang akan menang."

"Tutup mulutmu, raja bodoh,"

"Hentikan pertengkaran suami istri kalian," celetuk Raja Tigreal. Sejak tadi dia hanya mendengarkan perdebatan mereka tanpa menemukan titik terang. Ia selalu heran kenapa pasangan itu selalu bertengkar setiap kali menghadiri acara pertemuan khusus yang ia gelar.

Aurora nampak kesal. Dia berpikir mengapa seorang Valir bisa dipilih sebagai raja di tempat wilayahnya memimpin.

"Ya baiklah," kata Valir akhirnya.

"Sebenarnya aku sudah memikirkan ini berulangkali."

"Apa yang terjadi?" tanya Eudora bersiap mendengar apa yang akan disampaikan Raja Tigreal.

"Beberapa hari yang lalu seorang ahli perbintangan, Starsoul Magician, datang menemuiku. Dia memperingatkanku tentang adanya sebuah tanda yang mengandung aura kegelapan milik Dark Lord. Tanda itu sangat berpengaruh pada perubahan alam, pergerakan planet, dan bahkan mampu mengubah pola rasi bintang."

"Aura Dark Lord bisa sebesar itu?" tanya Eudora lagi tak yakin.

Raja Tigreal kembali menjelaskan, "awalnya aku tidak percaya, tapi Starsoul Magician sangat hebat dalam ramalan perbintangannya. Terbukti satu hari setelah dia memperingatkanku, tanda itu muncul di langit. Tanda itulah yang kalian semua lihat beberapa hari yang lalu. Awan hitam yang membentuk elips itu terdapat aura Dark Lord."

"Kalau aura itu benar miliknya... jadi benar Dark Lord ada?" tanya Valir memastikan.

Raja Tigreal menggeleng. "Aku tidak tahu pasti. Tapi apa yang dikatakan para ratu juga tidak bisa disalahkan."

"Apa maksudmu?" tanya Aurora bingung.

"Starsoul Magician sendiri saja tidak bisa merasakan tanda kehidupan dari Dark Lord, itu artinya dia masih belum dibangkitkan. Tapi setelahnya aku jadi teringat suatu hal. Setelah perang besar yang terjadi 150 tahun yang lalu berakhir, salah seorang dari pengikut setiaku memberitahuku bahwa Dark Lord telah kembali. Dia mengetahui itu dari seorang musuh yang hendak dia bunuh."

"Jadi mana pernyataan yang benar?" tanya Eudora bingung.

"Sebenarnya aku juga sependapat denganmu, Eudora. Dark Lord sudah lama tewas dan tidak mungkin Dark Witch membangkitkannya. Dia pasti butuh kekuatan yang lebih besar dan setauku memang ada ritualnya tersendiri. Tapi pemikiranku sekarang jadi bercabang. Menilik keyakinan Aurora aku juga tidak bisa menyalahkan. Aku juga berpikir hal yang sama. Dari mana Dark Witch mendapatkan kekuatan sebesar itu untuk menciptakan banyak pasukan? Aku sendiri pun yakin Dark Witch tidak punya kekuatan lebih sejak pertempuran terakhir waktu itu."

"Ini membingungkan. Antara Starsoul Magician dan pengikut setiamu berbeda pernyataan. Tidak menutup kemungkinan salah satu dari mereka sudah berbohong," kata Valir.

"Aku percaya pada keduanya," sahut Raja Tigreal mantap. "Ilmu perbintangan Starsoul Magician tidak bisa disepelekan. Selain mampu meramal dia juga mampu menundukkan planet-planet dan mendapatkan kekuatan sihirnya dari sana. Sebelum perang besar itu terjadi dia jugalah yang telah memberitahuku akan ada penyerangan besar-besaran dan itu memang terjadi. Sedangkan pengikut setiaku, dia punya kemampuan khusus. Aku juga bisa memastikan ucapannya itu benar."

"Ah, ini rumit sekali," keluh Aurora.

"Entah Dark Lord masih hidup atau tidak, yang jelas kita sedang dipermainkan. Entah bagaimana elips hitam itu bisa muncul dan mengandung aura Dark Lord, yang pasti ini bukanlah hal yang bagus."

"Lalu bagaimana sekarang? Kau ada rencana?" tanya Valir.

Raja Tigreal menatap intens ketiga orang di depannya. Ia memang belum memikirkan rencana apapun sekarang. Tapi dalam kondisi seperti ini dia lebih memilih untuk tetap bersikap tenang.

"Aku sudah berjanji pada tiga sahabatku, raja dan ratu kalian yang terdahulu. Apapun yang terjadi aku akan berusaha membantu kalian sebaik mungkin," ucap Raja Tigreal.

Dia kembali teringat akan sebuah perang yang menghancurkan tiga kerajaan sahabatnya. Dalam keadaan kritis, raja dan ratu dari tiga kerajaan itu menunjuk masing-masing keluarga terdekat mereka sebagai raja dan ratu yang baru. Hal itu diketahui Raja Tigreal setelah mendengar kabar kematian dari para sahabatnya melalui beberapa ksatrianya yang adalah seorang Nobilium.

"Perang waktu itu... pasti sangat menyulitkanmu, kan?" ucap Aurora hati-hati.

"Tidak masalah. Semua sudah terjadi."

"Aku juga akan berusaha membantumu, Tigreal. Mulai sekarang kami juga akan lebih berhati-hati," kata Valir mantap.

"Itulah yang ingin kudengar."

Tidak ada lagi yang bicara. Semuanya hanyut dalam pemikiran mereka masing-masing.

"Lalu, apa ada kabar kehilangan lagi dari kerajaan kalian?"

"Di kerajaanku belum ada. Aku melakukan penjagaan lebih ketat sekarang," lapor Eudora.

"Delapan peri penyembuh menghilang lagi. Semuanya berdasarkan data gabungan dari tiga kota. Aku khawatir jika begini terus tidak akan ada peri penyembuh yang tersisa di Nost Gal," ucap Aurora.

"Lalu bagaimana di kerajaanmu, Valir?"

"Sepuluh orang wanita dan anak-anak menghilang tiap pekan. Peri penyembuh masih aman di dalam wilayah kekuasaanku."

Raja Tigreal mengangguk. "Setidaknya jumlah yang menghilang di kerajaan kalian tidak melebihi jumlah laporan yang terakhir kalian sampaikan padaku. Setelah ini ada yang harus kulakukan. Kalian kuperkenankan beristirahat di sini jika kalian mau."

"Terima kasih atas tawaranmu. Tapi kami harus kembali. Musuh bisa saja mengambil kesempatan selama kami pergi," tolak Valir.

"Baiklah. Kuharap kalian selalu waspada," pesan Raja Tigreal.

Ketiganya mengangguk dan Raja Tigreal menyudahi pertemuannya hari ini.

avataravatar
Next chapter