webnovel

Wanita itu

"Ya sudah sekarang kau tunggu di sini dulu, Aki mau ke dalam terlebih dahulu." Dengan berjalan agak bungkuk Aki masuk ke dalam rumah dan tak lama ia kembali menenteng sebuah buku yang isi nya lumayan tebal dan terlihat sangat kuno di dari segi cover nya.

"Jika kamu sudah ada sampai pada duniamu tolong pelajari buku ini dan tuntaskan apa yang belum terpecahkan." Sambil menyerahkan buku kepada Gisel, Aki dengan wajah datar nya dan tak lupa ia menatap ke arah Gisel.

"Maksud nya apa Aki, Gisel tak mengerti. Emang Gisel sebentar lagi mau keluar dari dunia ini?" Dengan nada yang teramat penasaran sebab ia sebenarnya sudah rindu dengan keluarga dan teman-teman nya.

"Simpanlah buku ini dan bawalah jika kamu berhasil memecahkan setiap permasalahan hidupmu. Karena setelah itu semua nya tak akan berhenti di satu tempat. Ayo masuk ke dalam." Aki masuk ke dalam gubuk dan meninggalkan Gisel dengan raut penasaran.

Gisel POV.

Aku menimang buku yang lumayan tebal tapi ketika aku hendak membuka buku nya kenapa sulit di buka seperti ada lem perekat nya padahal aku tidak melihat apa pun di sini aku hanya mengedikkan bahu saja dan untuk masuk ke dalam gubuk tapi aku mendengar suara yang sedang berkelahi dan aku mengendap-endap seperti maling yang hendak mencuri, rupa nya ada dua orang yang sedang berantem di sekitar sini yang tak jauh dari gubuk ini. Ku perhatikan setiap gerakan ia melawan bahkan ketika menangkis setiap pergerakan dari lawan. Aku tidak mengetahui mereka siapa karena yang satu lagi membelakangi ku tapi sepertinya itu lelaki dan perempuan.

"Eh bukan itu Raden." Tunjuk ke arah lelaki yang sedang membelakangi diriku

"Dimana gadis itu hah?" teriak wanita dengan wajah sangat cantik akan tetapi terlihat dengan jelas bahwa ia sedang menahan amarahnya.

"Jika aku memberitahu apa yang akan engkau lakukan kepadanya?" Tanya Raden dengan memukul keras perut wanita itu dan wanita itu meringgis ketika perut nya di pukul dengan kuat oleh lawannya.

"Tentu saja aku akan membunuhnya, jika saja ia tak terlahir dari dunia mungkin aku tidak akan gagal dalam sebuah misi kali ini." Sambil batuk dan mengeluarkan darah yang hitam wanita itu masih tidak mau mengakuinya bahwa ia telah kalah melawan Raden.

"Kau itu sudah terhasut oleh nya sadarlah. Bukan kah kita dulu waktu kecil pernah berteman?" Teriak Raden dan Wanita itu malah tersenyum dengan sinis, "Eoh kau teman ku, dimana saat aku sedang sedih sedangkan kau bersama ia yang jelas-jelas dia itu musuhku." Teriak wanita itu dengan kesal.

"Kau itu salah paham, dia bukan siapa-siapa ku dia hanya teman." Sambil menjelaskan Raden tentang siapa orang tersebut.

"Itu sudah tidak berlaku mulai detik ini juga, aku tak ingin bodoh karena cinta, biarkan aku membalaskan kepadamu hiyaaa..., Srak...., Bruk..., Dug...,Dug..." Dengan serangan brutal Raden kalah atau ia sedang lengah jadi ia tersungkur ke dalam tanah dan Gisel menutup mulutnya dengan perasan ngilu selama ini dia memang belajar dengan berbagai macam gaya atau belajar dengan beberapa hewan ataupun manusia akan tetapi ia tidak pernah sampai tersungkur ke dalam tanah dan itu sungguh pasti sangat sakit.

Ketika Raden sudah tersungkur wanita itu menendang dengan keras dan brutal darah biru mulai berceceran di tanah yang samar-samar terlihat sebab dari lampu penerangan yang Raden bawa.

"Cepat katakan dimana wanita itu sebelum aku membunuh mu terlebih dahulu!" Sambil mencekik leher Raden dan mengangkat lalu melemparkannya ke pohon kayu yang sangat besar dan dug... Suara lemparan terdengar nyaring.

" Masih tidak mau mengakuinya dimana wanita sialan itu hah?" Teriak wanita itu dengan menginjak dada Raden ketika sudah terbaring lemah di atas tanah dan hampir menutup matanya sontak itu membuat Gisel segera menolongnya.

"Hey kau tidak berkeperimanusiaan."Teriak Gisel dengan berjalan angkuh menghampiri wanita itu dan wanita itu menoleh ke arah Gisel dan mengangkat bibir nya dengan tersenyum dengan miring.

"Jadi kau bocah yang akan menggagalkan rencana kami yang sudah tersusun dengan rapi?" Teriak wanita itu dan berjalan memutari Gisel dan Gisel berjaga-jaga ketika ia hendak di serang oleh wanita itu.

"Kau hentikan semua permainan mu setelah itu aku akan membebaskan teman-teman mu dan akan aku tunjukan kemana jalan pulang, bagaimana?" Tawar ia dan mendekat ke arah Gisel.

"Apa maksudmu?" Dengan polos nya Gisel bertanya seperti itu kepada wanita yang ada di depan nya dan membuat wanita itu marah bukan main.

"Kau itu bodoh atau pura-pura bodoh hah, cuih bahkan dia sangat bodoh kupikir ia sangat cerdas bahkan ia seperti anak idiot." Sambil meludah ke arah Gisel dan membuat Gisel itu sungguh marah. Meskipun ia berjalan dengan angkuh tapi ia tak pernah meludah di depan orang lain.

"Kau wanita biadap yang tidak tahu sopan santun dan tata Krama." Dengan bersedekap dada dan menatap tajam ke arah wanita tersebut.

"Terlalu banyak bacot kau ini. Rasakan ini." Sambil menendang keras ke arah kaki Gisel dan ia pun terjatuh tersungkur karena melihat pergerakan kaki dari lawan.

"Akh..., Kau ini!" Teriak Gisel ketika sudah tersungkur sama seperti Raden ia menoleh ke depan dan ia malah dikejutkan dengan keris yang sangat runcing di depan mengarah ke arah leher Gisel.

"Well ku pikir mengalahkannya sangat sulit tetapi sangat mudah di taklukan." Sambil menodong ke arah Gisel dan tak lupa keris yang ujung nya sudah mengenai kulit leher nya.

"Apa maksud kau membunuhku hah, aku bahkan tak mengenalimu?" Tanya Gisel dengan raut wajah yang sangat merah menahan amarah.

"Kau tidak perlu mengetahui siapa diriku yang pasti aku akan membunuhmu detik ini juga." Sambil mendorong keris ke arah Gisel dan sebelum mendorong keris terlebih dahulu, Gisel menendang tangan nya dan keris nya malah menusuk ke arah pohon yang ada di belakang Gisel.

"Ah sialan kau bocah idiot?" murka wanita itu dan mendelik ke arah Gisel dan Gisel tersenyum dengan manis sambil menepuk pelan tangan yang terjatuh tadi.

"Kau lemah sekali. Jika aku bocah idiot lantas kenapa kau menusuk pohon yang tidak bersalah itu." Dengan gaya melipat tangan di dada dan Gisel menatap angkuh wanita itu dan menunjuk menggunakan dagu nya jangan lupakan senyum miring nya

"Kau bocah sialan." Geram wanita itu dan langsung melesat menyerang Gisel dan terjadi perkelahian antara dua wanita tersebut.

perkelahian pun tak terelakkan di satu sisi Gisel menahan sedangkan wanita tersebut menyerang Gisel tanpa henti.

apakah di sini tidak ada orang yang berniat membantuku batinku berdecak sebal dan sudah merasa lelah karena pagi hingga siang ia belajar melatih diri lagi.

Ketika wanita itu menyerang dada Gisel dengan sigap ia mencengkram tangan wanita itu dan langsung memutarkan tangan alhasil ia mah menusuk ke dadanya sendiri dengan keris.

"Sudah lepaskan..., Ini terlalu dalam." Ujar wanita itu sambil mencengkram dadanya yang tertusuk oleh keris yang tadi ia gunakan .

"Kau menusuk diri sendiri." Dengan keras Gisel memegang tangannya dan tangan satu lagi nya menusuk dada wanita tersebut dan tanpa di sangka wanita tersebut menghilang tanpa jejak sedikitpun bahkan darah tadi yang menetes di tanah tidak ada sama sekali.

Next chapter