1 Rencana ke gunung Maruyung

Gunung Maruyung menjadi tempat misteri yang sampai saat ini mempunyai aura magis, akan tetapi sudah banyak orang yang mencoba masuk ke dalam gunung tersebut tak pernah keluar. Entah bagaimana bisa tersesat padahal selalu membawa kompas ataupun Pluit untuk memberikan arah bagi petualangan gunung. namun seakan-akan takdir tak bisa berkutik dari genggaman pohon ataupun akar yang mengikat kaki seseorang hingga saat ini tak ada seorangpun yang bisa keluar dari sana.

Dan saat ada seorang Gadis yang mempunyai keberanian yang kuat dia mencoba masuk ke dalam gunung tersebut tapi di tentang oleh orang tua nya.

"Daripada kamu mendaki gunung yang sudah di ketahui mempunyai aura yang magis, mendingan kamu selesaikan urusan kuliah kamu dulu. Papa engga ngelarang kamu tapi fokus ke kuliah dulu." ucap seorang lelaki paruh baya

"Tapi ayah Gisel sudah menyelesaikan urusan kuliah tinggal wisuda saja, selebihnya masuk ke kampus cuman ada keperluan engga terlalu penting. tolong ayah, Gisel minta izin buat mendaki gunung Maruyung. toh nanti juga ada teman Gisel yang ikut jadi ayah enga usah khawatir terhadap Gisel. kalau perlu nanti bawa seratus kompas dan Pluit sebanyak mungkin." ucap Gisel sambil menyatukan tangan di dada nya

"Ya sudah nanti ayah fikir ulang. tapi ayah minta sama kamu tolong urus dulu wisuda kamu baru setelah itu ayah kasih keputusan." ucap ayah sambil mengusap wajah nya.

"Makasih ayah, Gisel sayang sama ayah," ucap Gisel sambil memeluk sang ayah.

perkenalkan nama aku adalah Gisela Husain. Aku adalah seorang mahasiswa eh bukan karena sebentar lagi mau lulus wisuda.

Aku anak tunggal dari pasangan Husain Sodikin dan Maryam April tapi mama meninggal dunia saat melahirkan aku jadi tinggal bersama ayah.

Aku bangga mempunyai ayah karena sampai saat ini ayah belum pernah menikah lagi dengan wanita lain setiap pas di tanya selalu menjawab "Dulu waktu ayah dapatkan mama kamu itu susah nya minta ampun, Kakek kamu pelit sama ayah tapi ayah berusaha untuk mendapatkan mama kamu dan berhasil, ayah menikahkan mama kamu menjadi istri ayah. jadi ayah mencintai mama kamu itu tulus."

Ya seperti ittu lah jawabannya ketika menyangkut dengan mama.

Cinta papa hanya untuk mama seorang.

skip . Kampus

POV Gisel

"Selamat siang neng Gisel." ucap pak satpam sambil tersenyum

"Selamat siang juga pak." ucap gue sambil membalas dengan senyuman

"Gimana kabar nya Neng? " tanya pak satpam

"Saya baik pak, neng Gisel gimana kabar nya ?" tanya balik

"Hehehehe saya baik ko pak. mari pak duluan ya." ucap Gisel sambil membungkukkan badan dan di balas dengan anggukan kepala .lalu melanjutkan perjalanan ke ke kelas.

"Eh ada Gisel, gimana kabar nya Gis?" tanya Angga ketika sampai di depan kelas

"Gua baik, "balas gua dengan nada ketus.

"Ketus amat neng, lagi dapat ya?" tanya Aldo

"Itu mulut minta di hajar ya?" decak gua sambil bertolak pinggang

"Hehehehe becanda ko gis, gimana kabar setelah skripsi?" tanya Aldo

"Begini aja. Ya udah gua masuk dulu ya!" ucap Gisel sambil melangkah kaki ke arah pintu namun terhalang oleh seseorang yang dia sangat benci

"Minggir, gua mau lewat." sertak gua.

"Jalan masih lebar. makanya punya badan tuh jangan gemuk-gemuk amat. " bibir nya gampang sekali berbicara perihal gemuk kepada wanita, dan gua hanya menyinyir dalam diam ketika musuh bebuyutan itu sedang melancarkan aksinya yang bernama Chandra.

"Heh Lo fikir segini kurang kurus gitu, liat badan gua nih, badan segini di bilang gemuk. Mata Lo katarak ya ?" ucap gua sambil menantang Chandra

"Ya udah maka nya tinggi tuh keatas jangan ke samping," ucap Chandra sambil mengukur tinggi yang hanya sebatas dada di Chandra.

"Kalau gua pendek udah dari sana, udah ah awas gua mau lewat. Tiap hari berantem mulu, "ucap Gua sambil menerobos ke arah Chandra.

"Siapa juga yang mau berantem sama Lo. percaya diri sekali anda," ucap Chandra sambil memeletkan lidah ke arah dan tanpa di sangka-sangka Gisel langsung menonjok perut Chandra.

bugh ...bugh...bugh

"Sekali Lo ngajak gua berantem hari ini, gue potong badan Lo ya." ucap gua sambil menunjukkan jari tengah

"Ampun dah bos, masa takut sama Gisel si, ketawa mulu sakit perut nih. "ucap Aldo

sambil memegang perut ya sedangkan Angga sambil duduk di lantai dan entah darimana mendapatkan cemilan.

"Lo itu ya, jadi cewe kalem dikit Napa. jangan dikit-dikit nonjok. Emang perut gue terbuat dari baja gitu ?" tanya Chandra sambil menunjuk ke arah Gisel.

"Suruh siapa di ajak baik-baik engga mau, giliran di kasar engga mau situ waras. Minggir sana."ucap gua sambil menginjak kaki Chandra

"Gua laporan nih ka papa lo y?" ancam Chandra sambil menunjuk ke arah Gisel.

"Silahkan aja engga takut, "ucap gua sambil berjalan ke bangku kosong.

Gisel end POV

"Udah lah bos ngapain ganggu dia. engga bosen apa dari SD kita ganggu dia mulu sampai sekarang." ucap Aldo dengan memegang perut yang terasa sakit.

"Dia itu berbeda sama yang lain nya ." ucap Chandra.

"Yang bucin mah emang kek gitu." ejek Angga.

"Siapa juga yang bucin sama cewe MODELAN kek gitu." ucap Chandra sambil mengibaskan jaketnya

"Ya elah si bos engga mau ngaku lagi. awas aja nanti kalau Gisel sudah punya doi jangan minta bantuan kita lagi ya bos." ucap Aldo.

"Kalian berdua harus bantuin gue .awas aja kalau engga sampai kalian bantuin gue, bakalan gue hajar kalian berdua." ucap Chandra sambil melototkan mata ke arah mereka berdua.

"Ampun bang jago." ucap Angga sambil menggoyang badan .

"Ye lu jadi manusia, si bos lagi serius malah di joget." ucap Aldo sambil mengeplak kepala Angga

"Biasa aja dong si bos juga engga sewot jadi orang kenapa Lo yang sewot?" tanya Angga

"NETIZEN MAHA BENAR ."ucap Aldo dan di balas dengan kekehan dari Chandra.

"Hahahaah bos santai aja kita mah teman baik jadi bantuin, asal kan ada makanan buat sogok." ucap Angga sambil cengar-cengir

"Perut Karet Lo mah jadi orang." ucap Aldo

"Lo itu ada masalah apa si sama gua sirik mulu." tanya Angga sambil mendelikkan mata ke arah Aldo.

"Kagak ada kerjaan iri sama Lo." ucap Aldo.

"Hidih jadi manusia engga mau jujur. iri? bilang bos." ucap Angga .

"Terrserah kalian, gua mau ke duduk dulu." ucap Chandra sambil melangkah kaki ke arah kursi yang kosong.

"Untung sahabat dari kecil ya kalau bukan udah gua gorok tuh leher nya." ucap Angga

"Emang berani gitu? diancam Skincare tak banting aja, Lo sampe nangis terus apa kabar yang di gorok bisa jadi lo gantung diri sebelum di penjara." cap Aldo.

"Sialan lo, ya wajarlah gua nangis karena skincare itu Mahal bro.susah dapat," ucap Angga

"Lo aja jadi cowo yang cengeng dari sana." ucap Aldo sambil meninggalkan Angga dengan kesal.

avataravatar
Next chapter