6 Suatu Hal yang Langka

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Suasana sangat hening.

Huo Jincheng bangkit dari duduknya, ia terlihat mempesona dengan gaun satin berwarna biru gelap dan jubah bulu-bulu hitam yang mengkilap. Ia berjalan mendekat dan berhenti di hadapan Yu Yiren.

Jantung Yu Yi berdebar-debar saat menatap pria yang berada di dekatnya. Ia membuka matanya lebih lebar dan berkata dengan suara yang bergetar. "Tuan Keenam."

"Mau melakukan upacara pemujaan bersamaku?" Suara Huo Jincheng terdengar sangat jelas.

Yu Yiren mengangguk, namun tak lama kemudian menggelengkan kepalanya dan menekankan maksudnya, "Tuan Keenam, kurasa Anda bisa melakukan upacara pemujaan bersamaku untuk menggantikan Tuan Ketujuh."

"Baiklah." Huo Jincheng mengatakannya atas keinginannya sendiri. Tatapan matanya menunjukkan bahwa ia tertarik dengan tawaran Yu Yiren.

Mata besar Yu Yiren menatap Huo Jincheng di yang berada di hadapannya dengan tatapan tak percaya, ia tak percaya dengan apa baru saja ia dengar.

Huo Jincheng lalu mengulurkan tangannya ke arah pelayan.

"Pelayan, berikan 'simpul cinta sejati' itu padaku."

Pelayan itu tertegun sejenak, dan semua orang yang ada di aula pun terkejut saat melihat kejadian tersebut.

"Baik, Tuan Keenam."

Saat bagian ujung lainnya dari 'simpul cinta sejati' itu dipegang oleh Huo Jincheng, musik pun mulai dimainkan kembali.

Yu Yiren sekali lagi menutupi kepalanya dengan kerudung berwarna merah.

"Upacara pemujaan dimulai!"

Ketika melakukan persembahan, Yu Yiren mengikuti gerakan Huo Jincheng di bawah simpul merah.

"Penghormatan kepada orang tua!"

(Dalam budaya Indonesia, hampir sama dengan tradisi sungkem kepada kedua orang tua.)

"Penghormatan kepada masing-masing mempelai!"

(Tradisi saling membungkukkan badan di hadapan masing-masing mempelai.)

Yu Yiren menahan napas, jari-jarinya sedikit menegang.

"Masuk ke dalam kamar pengantin!"

Huo Jincheng menarik 'simpul cinta sejati' di hadapan sekian banyak tamu yang datang, kemudian ia membawa Yu Yi meninggalkan gedung.

Yu Yiren yang memakai kerudung merah di kepalanya, berjalan pelan-pelan mengikuti Huo Jincheng.

Mereka semakin menjauh dari gedung pernikahan.

Suasana pun menjadi semakin hening.

Hanya suara tapak kaki yang bisa terdengar.

Malam itu ada salju yang turun di langit.

Yu Yiren tidak tahu berapa banyak koridor dan gerbang yang telah ia lewati ketika mengikuti Huo Jincheng.

Jantungnya berdetak semakin kencang.

Langkah kakinya sampai ke jembatan yang terselimuti salju.

"Brukk." Tiba-tiba kepala Yu Yiren menabrak dada seorang pria.

"Aduh!" Yu Yiren pun secara spontan mengaduh kesakitan.

Entah sejak kapan Huo Jincheng sudah berhenti dan membalikkan badannya.

Tubuh tinggi Huo Jincheng, dengan sepasang mata indah yang memancarkan aura dingin, sedang menatap wanita yang menabraknya barusan.

"Tuan Keenam, maafkan aku." Yu Yiren meminta maaf lalu melangkahkan kakinya ke belakang.

Tapi Yu Yiren langsung tergelincir karena tumpukan salju di atas jembatan.

"Ah!" Yu Yiren pun refleks berteriak.

Tanpa berpikir panjang, Huo Jincheng menjulurkan lengan nya yang kokoh untuk menggapai pinggang Yu Yiren.

Badan Yu Yiren pun berputar, kerudung merahnya jatuh ke tumpukan salju.

Butiran salju pun beterbangan di sekeliling mereka berdua.

Sepasang mata gelap yang tegas itu, terpampang jelas di hadapan Yu Yiren. Hal itu membuatnya panik. 

Huo Jincheng memegang Yu Yiren di samping pagar batu jembatan. Ia melihat wajah wanita di hadapannya.

Mata itu seperti bintang yang terang di malam hari, membuat orang yang menatapnya pasti terpesona.

"Tuan Keenam." Mata Yu Yiren seakan telah buta setelah melihat tatapannya.

"Aku sudah bilang, kamu akan melihatku dalam empat tahun lagi."

"Bagaimana dengan Tuan Ketujuh?" Tanya Yu Yiren, matanya terlihat gentar.

Huo Jincheng menundukkan wajahnya lalu berkata, "Kamu juga akan melihatnya."

"Dimana dia?" Tanya Yu Yiren yang penasaran.

"Ah…." Huo Jincheng sedikit memajukan bibirnya. Matanya seakan sedang memikirkan sesuatu.

Pria itu memegang dagu tajam Yu Yiren lalu mengangkatnya.

Huo Jincheng memperhatikannya, memperlihatkan jari-jari tangannya yang ramping. Hidungnya yang kecil, bibirnya yang merah cerah, dan alisnya yang indah.

"Apakah kamu sangat ingin bertemu dengannya? Empat tahun tidak bertemu, ada banyak perubahan dari dirimu."

Yu Yiren mengambil nafas dalam, lalu mendorong tubuh pria itu. "Tuan Keenam, tolong kendalikan dirimu!"

avataravatar
Next chapter