11 Semoga Tidur Nyenyak

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Wajah Yu Yiren memerah dalam sekejap, pria itu masih berada di hadapannya.

Beberapa saat kemudian, Huo Liancheng menggerakkan kursi rodanya dan pergi.

"Semoga tidur nyenyak." Terdengar suara dingin yang keluar dari mulut pria itu.

Pintunya berderit lalu tertutup.

Kemudian Yu Yiren menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, ia mencium aroma harum yang masuk ke dalam hidungnya.

Rempah aromatik itu benar-benar harum….

Keesokan harinya, ketika subuh….

Yu Yiren membuka matanya dan memandangi sudut-sudut kamar. Lilin merahnya sudah meleleh semua.

Yu Yiren menyentuh dahinya yang basah karena keringat.

"Ternyata itu semua mimpi."

Ia lupa sejak kapan ia tidur tadi malam. Dalam mimpinya, tampaknya Tuan Ketujuh telah datang.

Dalam mimpi Yu Yiren, Tuan Ketujuh mengenakan kemeja putih lalu mencium dirinya.

Yu Yiren memerah karena malu, bagaimana bisa ia bermimpi seperti itu?

Bagaimana bisa Tuan Ketujuh yang memiliki sikap dingin bisa mencium dirinya?

"Tok tok tok." Tiba-tiba terdengar ketukan dari balik pintu.

Jinlian berdiri di balik pintu itu lalu berkata, "Nyonya Tuan Ketujuh, ayo bangun. Sekarang pengantin wanita harus menyajikan teh kepada Nyonya Rumah dan Tuan Keenam."

Setelah mendengar kata-kata itu, Yu Yiren segera bangkit dari tidurnya.

Ia segera mengenakan baju, lalu membuka pintunya.

Jinlian sedang berdiri dan menatap Yu Yiren dengan tatapan dingin.

Jinlian mengenakan busana berwarna merah. Rambut hitamnya panjang dan usianya baru 16 tahun. Ia terlihat mencolok karena kecantikannya yang menawan.

"Ikuti aku." Kata Jinlian dengan nada dingin.

Yu Yiren keluar dari rumah dan melihat sekeliling, halaman di paviliun itu sangat lapang dan bersuhu dingin.

"Di mana Tuan Ketujuh? Bukankah ia akan ikut denganku untuk menyajikan teh kepada Nyonya Rumah?"

Jinlian tersenyum sinis lalu menjawab, "Tuan Ketujuh kemarin malam sibuk melakukan sesuatu, sekarang ia lelah. Seharusnya Nyonya lebih memperhatikan Tuan Ketujuh, Anda pergi sendiri untuk menyajikan tehnya."

"Apa yang dilakukan Tuan Ketujuh tadi malam?" Tanya Yu Yiren yang terlihat kecewa. 

Lalu Jinlian menatap Yu Yiren kembali. "Nyonya, ini adalah Hanyuan milik Tuan Ketujuh. Tuan Ketujuh memiliki aturan, yaitu jangan bertanya apa yang tidak seharusnya Anda tanyakan, dan jangan mengatakan apa yang tidak seharusnya Anda katakan."

(Hanyuan adalah nama salah satu paviliun di rumah keluarga Huo, yang ditempati oleh Huo Liancheng.)

"Jinlian, aku adalah Nyonya Tuan Ketujuh, Tuanmu sendiri. Tolong kamu sopan sedikit padaku!" Ucap Yu Yiren sambil menatap Jinlian.

Jinlian mengangkat kepalanya dan menjawabnya dengan nada dingin. "Aku hanya punya satu Tuan, beliau adalah Tuan Ketujuh. Aku tidak memperdulikan yang lain, selain dirinya."

Yu Yiren pun mengerutkan keningnya.

Kemudian Jinlian melanjutkan, "Aku adalah pelayan Tuan Ketujuh, dan juga tangan kanannya. Jika Nyonya tidak nyaman dengan perlakuanku, Anda dapat mengadukannya kepada Tuan Ketujuh. Dan Anda akan melihat sendiri siapa yang akan dibela oleh tuan ketujuh?"

Yu Yiren seakan tercekik lalu menatap Jianlian sambil berkata, "Di mana pelayanku, Xiao Taohong?"

"Pelayanmu?" Tanya Jinlian sambil tersenyum mengejek. "Aku sudah menyuruhnya untuk mencuci pakaian di halaman belakang."

Ucapan tersebut membuat Yu Yiren tersulut emosi. "Dia adalah pelayanku, apa hakmu menyuruhnya melakukan pekerjaan di halaman belakang?"

Jinlian memalingkan tatapannya lalu menjawab, "Tuan Ketujuh menyuruhku untuk mengatur segala urusan yang berada di Hanyuan, termasuk pekerjaan para pelayan. Kalau tidak setuju denganku, Anda dapat berbicara dengan Tuan Ketujuh."

Yu Yiren menatap Jinlian dan mencoba meredam amarahnya. "Ayo pergi!"

Yu Yiren pun berjalan di depan.

Sementara Jinlian mengikutinya dari belakang sambil tersenyum dingin. 'Kamu tidak bisa berbuat apa-apa! Aku lah Nyonya Ketujuh yang sebenarnya.' Batinnya.

…...

Mereka telah sampai di halaman utama keluarga Huo.

Sementara itu di dalam rumah, terlihat Nyonya Rumah Huo sedang duduk di sebelah kiri sebuah meja kayu, dan Huo Jincheng duduk di sebelah kanannya.

Huo Jincheng selalu terlihat menakutkan.

Ia sedang meminum secangkir teh dengan tenang. Lalu ia meletakkannya dan menutup cangkir tehnya.

"Nyonya Rumah, Tuan Keenam, Nyonya Ketujuh telah datang untuk menyajikan teh." Jinlian masuk ruangan untuk memberi tahu.

Yu Yiren perlahan melangkah masuk ke ruangan, ia tahu aturan keluarga Huo.

Yu Yiren maju ke depan dan menyapa mereka berdua dengan hormat. "Yu Yiren memberi salam kepada Nyonya Rumah dan Tuan Keenam."

avataravatar
Next chapter