5 Sang Kakak Menggantikan Adiknya Melaksanakan Upacara Pemujaan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Mereka semua melihat sosok Yu Yiren sambil berbisik.

"Menantu keluarga Huo dibesarkan dengan sangat baik, lihat saja dirinya."

"Tidak peduli seberapa cantiknya dirinya, ia harus hidup sebagai seorang janda."

"Kecilkan suaramu, jangan sampai terdengar oleh pengantin wanita itu."

Yu Yiren semakin mengerutkan keningnya di sepanjang jalan. Ia merasa bahwa segala sesuatu yang terjadi hari ini jauh berbeda dari ekspektasinya.

Sekarang Yu Yiren sedang berdiri di tengah aula pernikahan.

Sementara Bibi Pelayan Wu maju ke depan dan memberi hormat kepada Nyonya Rumah. "Nyonya, pengantin wanita telah tiba."

Nyonya Rumah itu tersenyum dan mengangguk, "Kasim, ayo pergi."

"Upacara Pemujaan Dimulai!" Teriak kasim itu.

(Dalam upacara pernikahan tradisional, pengantin baru pertama-tama harus melakukan penghormatan kepada Surga dan Bumi, berdoa untuk keberkahan dewa; untuk kedua kepada orang tua mereka, untuk kesehatan mereka; untuk cinta sepasang suami istri, untuk pernikahan yang memuaskan dan kebahagiaan seumur hidup.)

"Kukuruyukk~~" Ayam berkokok lagi.

Hati Yu Yiren sangat kesal, haruskah ia melaksanakan upacara pemujaan dengan seekor ayam jantan?

Kesabarannya sudah sampai pada batasnya.

Yu Yiren pun melepaskan kerudung merahnya.

Dan atmosfer di dalam aula menjadi hening sesaat.

Meskipun Yu Yiren baru berusia 16 tahun, namun penampilannya terlihat sangat menawan. Kulitnya lebih putih dari salju, matanya yang besar itu tampak berbinar bagaikan bintang.

Pandangan orang-orang hanya tertuju pada Yu Yiren.

Beberapa saat kemudian, para tamu undangan saling berbisik kembali. "Pengantin wanita itu mengangkat kerudungnya, apakah ia akan memberontak?"

Mata Yu Yiren memandang ke setiap sudut ruangan, dan berhenti di satu titik.

Di sebuah kursi utama yang ada di tengah aula. 

Mata Huo Jincheng tampak begitu tenang saat menatap Yu Yiren yang sedang mengenakan pakaian merah.

Hal itu membuat Yu Yiren tertegun sejenak.

Untuk pertama kalinya, ia melihat pria yang sangat tampan itu. Alisnya bak pedang hitam yang tebal, dan matanya tampak sangat cerah.

Garis wajahnya tampak tegas dan hidungnya mancung. Kulitnya seputih porselen dan dagunya tampak tajam seperti sebilah pisau.

Tatapan matanya memancarkan aura iblis.

Yu Yiren benar-benar menatapnya secara saksama, dan entah bagaimana energinya seakan diserap oleh pria itu.

"Nyonya Tuan Ketujuh, beliau ini adalah Tuan dari keluarga Huo, Tuan Keenam." Pelayan itu maju menaiki tangga untuk memperkenalkan Tuan Keenam kepada Yi Yuren.

Yu Yiren dengan kondisi linglung menatap Huo Jincheng lagi. Ternyata ia adalah Tuan Keenam, orang yang ia temui empat tahun lalu.

"Kenapa kamu tidak merespon? Adikku tidak menginginkanmu menjadi istrinya dan akan mengusirmu keluar dari keluarga Huo." Ujar Huo Jincheng dengan tegas.

Lalu Yu Yiren menenangkan suasana hatinya dan membalas, "Tuan Keenam, aku hanya tidak melakukan upacara pemujaan dengan ayam jantan."

Huo Jincheng tersenyum sambil memainkan Xiang Nang di telapak tangannya. "Adikku tidak dapat menghadiri acara pernikahan ini karena keadaannya tidak memungkinkan. Tidak ada pilihan lain selain menggantikannya dengan ayam jantan."

(Xiang Nang adalah tas kain berukuran kecil yang biasanya diisi rempah-rempah, bunga rampai, atau bahan-bahan aromatik.)

"Tidak! Masih ada pilihan lain!" Ucap Yu Yiren yang penuh dengan penekanan.

"Oh?" Huo Jincheng bertanya dengan penuh semangat. "Lalu bagaimana?"

Yu Yiren menatap Huo Jincheng dan menarik napas dalam-dalam. Intinya, ia tidak ingin melaksanakan upacara pemujaan dengan seekor ayam jantan.

"Tuan Keenam, di zaman dahulu ada seorang saudara lelaki yang menikahi seorang wanita, dengan mengatasnamakan adik lelakinya. Maafkan aku karena lancang, namun menurutku Tuan Keenam dapat menggantikan Tuan Ketujuh untuk melaksanakan upacara pemujaan denganku."

Begitu kata-kata itu keluar dari mulut Yu Yiren, semua orang pun terkejut.

Huo Jincheng menatap Yu Yiren yang ada di hadapannya, ia tersenyum tanpa sadar.

"Lancang!" Tiba-tiba muncul seorang wanita yang menunjuk-nunjuk ke arah Yu Yiren. "Apa maksudmu? Berpasangan dengan Tuan Keenam?!"

"Apa yang sedang kamu rencanakan? Tuan Keenam masih lajang." Lalu muncul lagi seorang wanita muncul yang menunjuk-nunjuk sosok Yu Yiren.

"Hei!" Huo Jincheng menggebrak meja sambil berteriak, "Diam semua!"

avataravatar
Next chapter