Raut muka Javier benar-benar tak bisa didefinisikan. Sangat berantakan, bahkan laki-laki itu sudah mengusap wajah dan mengacak rambutnya berulang kali. Hati dan pikirannya kembali bermain-main, terlebih rasa sakit hati yang dia rasakan saat ini karena ucapan Adiyska.
Javier seakan merasakan keadaan Javier beberapa minggu yang lalu, Javier yang selalu menerima kemarahan Adiyaksa. Hari itu kembali lagi, dan Javier tidak memiliki tempat berbagi selain para sahabatnya dan dunia malamnya yang sangat bebas. Javer yang kini berdiri di balkon kamarnya, hanya bisa menatap gelapnya malam yang begitu sunyi. Suara gesekan daun bahkan bisa ia dengar dengan baik.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com