1 MISS JUTEK KETEMU CINTA PART 1

Sinar mentari mulai memaksa masuk ketika seorang perempuan paruh baya membuka korden kamar anak tercintanya. Anak itu menggeliat dan menarik selimut untuk menutupi wajahnya yang terkena pancaran sinar si raja siang.

"Cas, bangun sayang!!" Sang mama hanya geleng kepala melihat anak gadisnya yang masih saja tak beranjak dari kasur empuknya.

"Rafael!!" panggil sang mama yang akrab di panggil mama Lucy.

"Iya Ma!! Ada apa??" sahut Rafael

Rafael Rayner Verlag Smith itulah nama lengkap yang sudah ada sejak dia lahir. Panjang memang, namun memiliki makna yang berarti. Apa maknanya?? Hanya orang tuanyalah yang tahu.

"Kenapa Ma?" lanjutnya dengan nada malas saat sudah berada di kamar kakaknya.

"Sana gih, kamu bangunin kakak kamu, dari tadi mama bangunin gak bangun – bangun!!" perintah mama Lucy, rupanya beliau angkat tangan dalam hal membangunkan anak gadisnya itu.

"Ya ampun Ma cuman bangunin si putri tidur ini aja susah, serahin semuanya sama Rafael Rayner.."

Belum melanjutkan kalimatnya, mama Lucy memotong dengan cepat.

"Udah gak usah di terusin, kalau di terusin gak selesai – selesai nyebutin nama kamu." kata mama Lucy.

"Yee, mama yang ngasih nama Rafael kan mama sama papa kok malah gitu sich reaksinya." ucap Rafael sambil memasang muka cemberut.

"Udah kamu bangunin gih kakak kamu, mama tunggu di meja makan." ujar mama Lucy menyelesaikan perdebatannya bersama anak ganteng satu – satunya itu.

"Oke ma" ucap Rafael mengangkat kerah seragam putih birunya.

Rafael bingung dengan cara apa dia membangunkan kakaknya. Tiba – tiba ide gila melintas di otaknya.

Dengan satu tarikan nafas, Deva mulai menjalankan aksinya.

"KAK CAS,,, WOY BANGUN WOY,,, TSUNAMI KAK… ADA TSUNAMI!!" teriak Rafael tepat di sebelah telinga kakaknya.

"Hah…tsunami,,, ayo Raf kita lari… Mama.. Papa.. ayo lari,,, ada tsunami..!" sanggah kakak gadisnya, dengan muka yang masih bantal habis dia berlari keluar kamar hingga terdengar suara tawa menghentikan langkahnya.

Lalu dia berbalik kearah kamar dimana suara itu berasal.

"Heh! Dasar anak tuyul, ngapain loe ngerjain gue hah??? Keluar loe dari kamar gue. SEKARANG!!" bentak gadis bernama Cassandra Adriana Smith yang akrab disapa Cassie.

"Oke sist, sensi amat sih loe, lagi dapet ya??" setelah mengucapkan itu, Rafael adik satu – satunya Cassie langsung kabur.

"DASAR LEAK SIALAN!! AWAS NTAR LOE" teriaknya. Setelah itu dia langsung ngibrit ke kamar mandi.

Tak beberapa lama

"Huahh,seger banget,!!" ucap Cassie saat selesai mandi.

Lalu dia merogoh rak tempat make up-nya. Muncullah sebuah kertas penuh dengan tulisan.

"Rambut diiket sesuai bulan, ebuset gue kan lahir bulan desember, masak iya rambut gue diiket 12 biji??" tanyanya ke dirinya sendiri.

"Kaos kaki kanan pink, kiri ungu, hah? pink??Bisa katarak lama – lama gue ngeliat pink, mending juga biru, ckckckc!" omelnya.

"Gue panggil Mama aja dah, daripada ngomel mulu gak selesai – selesai ntar!"

Gadis yang bernama Cassie itu langsung ke bawah memanggil Mamanya dengan hanya mengenakan handuk.

"Wuihh, seksi amat loe kak miyabi mah lewat!" goda Rafael.

"Diem loe" ucap Cassie jutek plus ketus.

"Jutek amat loe kak"

"Oh ya, biasanya gue gimana?" jawab Cassie tetep jutek.

Cassandra Adriana Smith, cewek yang satu ini beda dengan cewek lainnya. Cewek cantik plus manis ini terkesan jutek sama semua orang yang tak di kenalnya. Akankah dia tetap seperti itu jika bertemu pujaan hatinya??

"Kenapa sayang kok manggil Mama?" tanya Mama Lucy, sekarang mereka sudah berada di kamar Cassie.

"Ini ma kuncirin rambut Cassie 12 biji"

"Hahh? 12 sayang?? Gak kebanyakan??" tanya Mamanya heran.

Rambut Cassie memang panjang, ya panjangnya sekitar punggung pemilik rambut itu. Tapi masak 12 biji??

"Iya Mama. Cassie kan sekarang mos, jadi harus nurutin peraturannya."

Tak mau sang Mama melihat anaknya yang amarahnya mulai muncul, beliau langsung me-make up anaknya sesuai perintah yang didapatnya. Setelah selesai, Mama Lucy meninggalkan Cassie yang akan ganti baju.

"Rambut udah, kaos kaki udah, baju oke, apalagi ya??" tanya Cassie pada diri sendiri setelah berganti pakaian dari handuk menjadi seragam.

"Oh ya, kalung kerang. Nah ini dia, untung udah gue rendem 7 hari, 7 malam gak bau jadinya."

"Nah, selesai!" Ucapnya senang saat melihat tampilannya telah selesai. Setelah itu Cassie nyamper tas biru langitnya, dan berjalan ke ruang makan.

***RUANG MAKAN***

"Pagi Ma, Pa!" Sapa Cassie kepada kedua orang tuanya.

"Pagi sayang" Balas kedua orang tuanya.

"Ehemh, gue cuma jadi patung disini." sindir Rafael, dia terlihat kesal dengan sang kakak yang tak menyapanya.

"Gue gak bakal nyapa orang yang gak pernah minta maaf!" ujar Cassie agak jutek, lalu dia memilih duduk di hadapan Rafael, biasanya dia duduk di sebelah Rafael. Mungkin kesel kali ya di kerjain kayak gitu.

"Hmm, maaf deh kak gue kan cuma berniat bangunin loe abisnya loe tidur kayak kebo susah banget di bangunin" pinta Rafael dengan nada memelas, ditatapnya wajah sang kakak.

Mama dan Papa hanya geleng – geleng kepala melihat kelakuan anak – anaknya.

"Iya gue maapin, asal loe beliin gue ferari!" ucap Cassie dengan nada yang sama, sekarang dia mulai menyuapi makananannya.

"Yah, kak gue beliin loe permen aja kagak bisa, gimana mau beliin loe ferari." Ucap Rafael melas.

"Yaudah berarti gue gak maafin loe. Ma, Pa, Cassie berangkat, takut telat, Dah Ma… Pa!" pamit Cassie sambil mencium punggung telapak tangan orang tuanya.

"Kak gue gimana??"

"Bodo'"

Setelah mengucapkan itu Cassie langsung masuk ke mobil jazz biru kesayangannya dan melesat menuju sekolah barunya. Di meja makan terlihat Rafael sedang memelas sama Mamanya.

"Ma, kak Cassie kok gak berubah – berubah sich?? Rafael capek ngadepinnya Ma. Rafael juga kasian sama kak Cassie, Kak Cassie jadi tertutup banget." rengek Rafael ke Mamanya.

Mama Lucy hanya mendesah pelan sambil mengelus puncak kepala Rafael.

"Mungkin kakak kamu masih sedih sama kejadian masa lalunya Raf. Kamu jangan nyerah buat kakak kamu seperti dulu lagi, bantu Mama sama Papa ya sayang!" nasehat Papanya, beliau juga terlihat sedih melihat anak sulungnya menjadi murung dan jutek seperti ini.

"Pasti Pa, Ma. Rafael bakal buat kak Cassie jadi seperti dulu lagi. Kak Cassie yang ceria, murah senyum, dan lembut!"janji Rafael menggebu – gebu.

"Yaudah deh Ma,Pa. Rafa berangkat dulu ya!!" lanjut Rafael sambil mencium punggung telapak tangan orang tuanya.

***SMA PUTRA BANGSA***

Sebuah mobil jazz biru memasuki pekarangan gedung sekolah bernuasakan kuning dan hijau. Pohon mangga dan sejenisnya terlihat menyambut para siswa SMA PUTRA BANGSA. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah elit di Jakarta. Sekolah yang rata – rata anak dari pengusaha dan sekumpulan profesi yang hebat lainnya.

Cittt….

TO BE CONTINUED

avataravatar
Next chapter