10 Sebuah Harapan

Setelah berjalan di dalam gedung The Gold Rush Theatre ini selama beberapa menit, Daniella dan Margaret akhirnya sampai di aula teater yang berukuran sangat besar. Panggung yang berada di dalamnya pun berukuran besar dan luas.

Sebagian besar penonton sudah berada di dalam aula, sedang menunggu pertunjukan dramanya dimulai, mereka sudah berada di tempat masing-masing, ada yang duduk di kursi penonton, dan ada juga yang berdiri.

Daniella dan Margaret sendiri akan menikmati pertunjukan dramanya dengan duduk di kursi penonton yang memang berhadapan langsung dengan panggung, meskipun pada kenyataannya mereka berdua mendapatkan sepasang kursi yang letaknya paling belakang, namun bagi keduanya itu bukanlah masalah, mereka tetap akan bisa menikmati pertunjukan dramanya nanti dengan nyaman.

Margaret menghembuskan napasnya begitu dia akhirnya duduk di kursinya, sementara yang Daniella lakukan sejak memasuki aula ini adalah melihat ke segala penjuru, mencari keberadaan Andrew.

Ya, gadis itu terus mengedarkan pandangannya demi bisa menemukan bosnya di sini, tetapi sejak tadi dirinya tidak menemukan kehadiran sang pria di sini.

"Apa yang kau cari?" tanya Margaret kepada Daniella, tampaknya wanita tersebut baru menyadari kalau gadis itu sejak tadi belum terfokus kepada pertunjukan drama yang sebentar lagi akan dimulai ini.

"Andrew, aku sedang mencarinya, tapi ... aku tidak menemukannya," jawab Daniella sambil duduk di kursinya secara perlahan.

"Mungkin dia memang belum masuk ke sini."

"Entahlah. Tapi rasanya aneh saja jika dia belum masuk ke sini, mengingat dia seharusnya sampai di aula ini lebih dulu dari pada kita. Pertunjukan dramanya juga hampir dimulai, dia pasti datang untuk Marjorie, kan? Sangat aneh jika dia belum berada di sini sekarang sementara Marjorie sebentar lagi pasti akan tampil," kata Daniella.

"Hmmm." Margaret yang tidak tahu harus mengucapkan apa lantas memberikan respon singkat seperti itu, sementara Daniella lanjut mencari keberadaan Andrew di aula ini dengan melihat ke segala sisi, namun setelah beberapa lama, sang gadis akhirnya menyerah juga untuk menemukan pria tersebut.

"Huft." Daniella menghela napasnya. "Masih ada satu kursi kosong di sebelahku," lanjutnya usai sebelumnya dia telah memastikan apakah seluruh kursi sudah semuanya di duduki atau belum, dan ternyata jawabannya sudah, kecuali kursi si sampingnya.

Setelah menyerah dalam mencari keberadaan Andrew, gadis itu baru sadar kalau kursi yang berada tepat di sebelah kanannya ini masih kosong, kursi tersebut adalah kursi yang terletak pada jajaran paling belakang dan berada di sisi kanan paling ujung, sangat dekat dengan tangga menuju pintu masuk. Daniella dan Margaret memang menduduki 2 dari 3 kursi paling ujung pada sisi kanan belakang dari keseluruhan kursi penonton yang tersedia di aula ini.

"Sepertinya memang masih banyak orang yang belum datang." Margaret menyahuti Daniella sambil melihat ke jajaran para penonton yang berdiri di atas.

"Ah, dramanya sudah dimulai," sambung wanita tersebut dengan sangat antusias, sudah lama dia tidak pergi ke teater, dan dirinya merasa senang bisa membawa Daniella yang sebelumnya memang belum pernah ke The Gold Rush Theatre ini, tidak peduli walaupun sebenarnya keduanya sama-sama sudah lelah karena pekerjaan masing-masing.

'Apa Andrew pergi menemui Marjorie di ruangan lain? Dan itu adalah alasan kenapa dia belum berada di aula ini? Kalau iya, kuharap satu-satunya kursi yang masih kosong ini adalah kursi miliknya, jadi aku bisa memiliki kesempatan lebih untuk mengakrabkan diri dan dekat dengannya, selain itu aku juga ingin tahu segala hal mengenai Marjorie dan bagaimana status hubungan mereka sebenarnya dari dia langsung, itupun kalau dia mau menceritakan tentang semua itu padaku. Kuharap semuanya akan berjalan sesuai dengan keinginananku meskipun itu mustahil ... kurasa,' pikir Daniella.

avataravatar
Next chapter