1 Chapter 1. Bakat Alami

Seorang pemuda bernama Leonard . Ya benar , Hanya Leonard, tidak ada Da Vici nya. Leonard adalah sedikit dari sebagian orang yang sangat tidak beruntung.

Hidup leonard penuh dengan kegagalan, percintaan gagal, kuliah gagal, apalagi didunia pekerjaan? pasti gagal.

Bisa dibilang, Leonard nihil dalam hal bakat, yang menonjol hanyalah 'ekor depan' nya saja.

Biasanya orang yang tidak berbakat itu sangat beruntung ? tapi Leonard?

Bakat Hanyalah mendapatkan kesialan.

Ia tinggal di tengah - tengah Kota Jakarta, Hidupnya hanya bergantung kepada orang tua dan sedekah online dari mangsa - mangsanya.

karena Leonard berprofesi sebagai Intel.

Sejak Leonard terkena DO dari kampusnya, Ia menekuni dunia per-Intelan-an.

Kerjaan sehari-harinya adalah menyamar.

Menyamar menjadi Cewek di Twitter dan menipu banyak mangsa yang hidung belang, atau dalam istilah dunia kerja yaitu Hode.

Menjadi Hode itu sangat mulia, bagaimana tidak, Ia membantu mengadzab para cowo dan om om yang suka selingkuh. Sungguh sangat mulia.

Waktu menunjukan dini hari, Ayam masih belum mengeluarkan kokoknya. lebih tepatnya jam 3 pagi.

Rumah Leonard terdengar gaduh, bukan karena ada maling, tetapi token listrik rumahnya habis.

Seluruh penghuni rumah merasa kepanasan, bagi Leonard, panas dan tidak panas itu bukan masalah, bagaimanapun kondisinya Ia masih tetap bisa tidur.

Tetapi naas, Ibunya membangunkan Leonard.

"On, On, Bangun On, beli token sana! "

Leon terbangun dari mimpi indahnya, Ia sangat kesal. sembari mengumpulkan sisa sisa nyawa, Ia menyauti seruan ibunya

"Ga ada yang Jual !!!"

Mendengar bahwa Leonard sudah bangun. Ibunya berteriak lagi dari kamarnya

"Warung sebelah buka 24 Jam, buruan!"

Leon tersadar, kalau semakin lama dibiarkan, semakin keras pula teriakan ibunya melebihi Kokok ayam. Dengan rasa berat hati, Ia menggarukan semua jari jemari tangan ke kepala, Ia bangkit dari tidurnya dan berguman

"Kadang aku heran, warung sebelah buka 24 jam nonstop, lantas kapan tutupnya ? kiamat kali tutupnya"

Mukanya ngantuk, seperti bosan hidup. dengan gelagat bak gelandangan ia memaksakan diri pergi dari rumah untuk membeli token di warung kiamat.

Kalau Leon kebangun, Leon sangat sulit untuk tidur lagi. Setiba dari warung, Ia melanjutkan hari indah ini dengan menonton TV sambil membalas DM Konsumen.

Selang beberapa waktu dari kehidupan Leon yang tak berarti. Waktu menunjukan pukul 07:48 . Raut wajah leon terlihat penuh kantuk, sesekali Ia menguap dan tak lupa dengan tetesan air matanya.

"Aku sangat ngantuk, tetapi aku memutuskan untuk tidak tidur dulu, karena tidak baik. Tidak baik bangun pagi kalau tidak menonton Spongebob. Aku menunggu hingga pukul 08:00 agar dapat menonton Spongebob"

Sangat sulit bagi Leon untuk menyaksikan Spongebob dihari hari biasa, karena ia terlahir menjadi manusia yang tidak bisa bangun pagi.Betapa Senangnya Leon bisa menonton Spongebob, ini merupakan hal langka baginya. Ternyata ada untungnya bangun pagi.

Setelah menyelesaikan misi menonton Spongebob, Leon berniat untuk tidur lagi.

Dia mematikan TV, Ia merebahkan seluruh badannya di kasur yang hanya muat satu orang itu, Ia terlentang dan perlahan lahan menutupkan mata.

Pukul menunjukan 08:29:55 , 5 detik kemudian

🎶Tung .. tung ting tung.. tirirung ting tung...

🎶Tung .. tung ting tung.. tirirung ting tung...

(Ringtone Default Iphone)

"Baru saja terpejam, sudah ada gangguan"

Ternyata itu bunyi alarmnya. Memang setiap hari Ia menyetel alarm jam setengah 9, karena dulu Ia kuliah jam 9. tapi sekarang alarm itu tidak ada fungsinya.

Leon pun mengambil Smartphonenya, Ia mematikan alarmnya, dan meletakan Smartphonenya di sebelah bantal

10 menit kemudian

🎶Tung .. tung ting tung.. tirirung ting tung...

🎶Tung .. tung ting tung.. tirirung ting tung...

(Ringtone Default Iphone)

Dengan penuh kesal, Leon beranjak dari tidurnya

"apalagi ini? "

"oh iya, aku lupa kalau aku menyetel alarm setiap 10 menit sekali."

Ia mengambil smartphonenya lagi , dan berniat mematikan alarm untuk ke dua kalinya.

"apakah kuhapus saja ini setelan alarm? , tapi jangan ah. sayang, ini kenangan. ini bukti bahwa aku pernah Kuliah , hahaha"

Leon meletakan Smartphone di sebelahnya

dan untuk kedua kalinya Ia mencoba menutup mata lagi. selang beberapa detik

🎶Tung .. tung ting tung.. tirirung ting tung...

🎶Tung .. tung ting tung.. tirirung ting tung...

(Ringtone Default Iphone)

Ia memulai matanya lagi dan rasa kesal semakin menjadi jadi.

"Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini? , cukup disaat aku terbangun saja di beri cobaannya, please jangan kasi aku cobaan disaan tidur juga"

Dengan penuh kesal Ia mematikan paksa Smartphonenya dan menaruh Smartphone di ruang tamu.

Ia berjalan menuju kamarnya dengan bangga hati, karena telah menyingkirkan gangguan tidurnya. Ia meletakan kembali badannya dan dengan hati yang gembira ia berkata

"Akhirnya aku sudah mengatasi cobaan, time to sleep well baby , ah mungkin aku belum berdoa dulu sebelum tidur , jadi aku banyak cobaan. yasudah, Berdoa.. Mulai.."

"Selesai..."

"Hehehe Selamat pagi, selamat tidur Dunia"

Selang beberapa Detik

🎶Tereroreng...Tereroreng..Tererororeng...

🎶Tereroreng...Tereroreng..Tererororeng...

(Ringtone Default Nokia)

Gangguan bertubi tubi menghampirinya, Ia Jengkel sekali. Ia membuka mata dan menghela nafas sembari mengepal tangannya , lalu berkata agak keras

"Arrrrggghh.... apakah hari ini komet Neowise jatuh? kenapa aku dilarang tidur?"

"Padahal Hpku tadi kutaruh diruang tamu"

meskipun ia terlihat kesal, ringtone hp tetap tidak menghiraukan suasana hati Leon.

🎶Tereroreng...Tereroreng..Tererororeng...

🎶Tereroreng...Tereroreng..Tererororeng...

(Ringtone Default Nokia)

"Yaampun Nada Klasik ini menggelikan"

Leon bangkit lagi dari tidur untuk kesekian kalinya, ternyata AncientPhone milik Leon yang terletak di meja belajarnya kali ini yang berdering.

Leon bergegas mengambil AncientPhone itu, sepintas Ia melihat bahwa bukan alarm lagi yang berdering, ternyata nomor kontak ibunya yang membuat AncientPhone berdering.

[Mommy <3 Calling...]

Dari yang semula kesal dan jengket sekarang Leon berubah menjadi kaget.

"Waduh , Ternyata mamaku menelpon"

Kemudian Leon dengan cepat mengambil AncientPhone itu dan menekan tombol berwarna hijau, Ia mendekatkan AncientPhone itu ketelinga kirinya.

"Halo? Halo? ."

terdengar suara bentakan ibu mengelilingi telinga kiri Leo. kekencangan suara ibu membuat Leo kaget dan mengeluarkan kata - kata andalannya disaat latah

"Ayam Ayam "

Ia meletakan kembali AncientPhone itu ke meja, dengan sigap ia menekan tombol loudspeaker. terdengar suara ibu masih sangat lantang, dengan nada membentak ibu berkata

"Siapa yang ayam? Kamu ini tidak ada sopan santunnya "

Leon mencoba menghindari ocehan ibunya, lalu Ia mengelak

"anu ma, aku ini lagi di depan rumah sebelah pesan Mie Ayam yamin, jadi kedengarannya ayam ayam, padahal ayam Yamin"

Ibunya tidak melanjutkan ocehannya, karena ada yang lebih penting dari ocehan, lantas ia mengutarakan maksud utama kepada Leon.

"Ah kamu ini On, dari tadi mama telpon tidak diangkat. yasudah mama minta tolong, bawakan lukisan adikmu di kursi depan ke sekolahnya, barusan aku ditelpon gurunya , katanya adikmu lupa membawa lukisannya, lukisan itu adalah tugas praktek untuk Ujian akhir semester "

Leon hanya bisa mendengarkan pesan panjang lebar ibunya dengan mengangguk anggukan kepalanya, dan menyautinya

"Iyaaa ma abis ini "

Untuk memastikan agar Leon segara melaksanakan pesan, Ibunya menyuruh Leon dengan nada kencang

"cepetan sekarang! jangan lama! "

Lalu ibunya langsung mematikan telepon tanpa salam

🎶 tulalit tulalit

(suara telepon terputus)

Leon menarik nafas sembari menggaruk garuk rambut, lalu ia menghembuskan nafasnya perlahan lahan. dengan kesal dan heran ia berkata

"Rentetan kesialan apalagi ini"

Leon mempunyai adik bernama Cheeta. Ia sedang duduk di bangku SMP kelas 1. entah dipikir pikir, nama Leon dan adiknya memiliki kesamaan dengan spesies hewan, mungkin orang tuanya dulu berbulan madu di Madagaskar .

Karena lukisan itu adalah tugas ujian semester adiknya, Ia bergegas mencari lukisan kanvas itu, dan memasukan kedalam tasnya .

Jarak rumah dengan sekolah kira kira hampir 2 Km, Karena Ia rasa cukup dekat, Leon tidak

mandi dan dandan.

Ia membuka gerbang besi rumah itu. lalu Ia dorong ke kiri dengan setengah terbuka. Ia segera mengeluarkan motor tua matik berwarna hitam.

Tanpa basa basi Ia menghidupkan motor dan langsung menarik gas nya. Ketika motornya berpindah sekitar jarak 2 motor, Tak Jauh Dari situ, perempuan paruh baya berteriak. Ternyata perempuan itu adalah Tante Rere, tetangga depan pas Leon.

"Ja, Raja... pintu gerbang nya belum ditutup"

Gelombang suara tante Rere masih cukup sampai ke telinga Leon.

Leon dengan reflek menjawab

"oh iya te, makasih "

Leon memundurkan kembali motornya sembari menoleh kebelakang. Sampailah Ia didepan pintu gerbang rumahnya, Ia turun dari motor dan bergegas menutup pintu gerbangnya kembali. Ia kembali menaiki Motor dan menghidupinya.

Leon sejak kecil menjadi korban bullying, karena namanya Leonard yang bermakna Singa, maka sebagian teman teman memanggilnya dengan pelesetan 'Raja Singa'. Dodit yang dulu merupakan teman SMPnya dulu, Ia juga memanggil Leon 'Raja Singa' Kebetulan Ia juga anaknya Tante Rere, Jadi Tante Rere ikut ikutan memanggil Leon 'Raja'

Leon pun tiba di pintu gerbang sekolah adiknya. Tetapi Ia dilarang masuk karena aturan sekolah itu mengatakan bahwa tidak boleh membawa motor.

Leon akhirnya putar balik dan berinisiatif memarkirkan motor di gedung besar yang terletak disebelah sekolah adiknya, namun sialnya parkiran motor berada dibawah tanah.

Ia pun memarkirkan motornya.

"Lebih baik aku menggunakan lift digedung ini, dihitung hitung capek juga jika menaiki tangga"

Leon menuju kearah lift, didekatnya juga ada security yang ingin menggunakan lift. mereka berdua memasuki pintu lift bergantian. Ketika

lift akan melaju keatas, Security itu bertanya

" lantai 15 kan? "

Leon yang tidak tahu apa apa lantas dia menjawab pertanyaan Security itu

"bukan pak, saya ingin kelobby"

"Bukannya lantai 15?" Security itu bertanya lagi untuk memastikan

Leon merasa kesal dan menjawab

"bukan pak, saya ke lobby pak"

Tiba tiba Security menekan tombol lantai 15, Leon yang tak ingin kalah, dengan sigapnya Ia menekan tombol lantai lobby

🎶Ting tung

(pintu lift ke lobby terbuka)

Leon segara meninggalkan lift. Namun ia sangat was was, Ia melihat Security itu juga keluar, yang Ia ingat, Security itu menekan tombol lantai 15. tapi yang terjadi Security itu turun di lantai lobby. Ia mencoba membuat dirinya biasa

"mungkin dia curiga dengan penampilanku, tapi aku bodo amat, kan aku tidak mencuri"

Sepintas Leon teringat akan kunci motornya, dia penuh dilema lantaran dia lupa antara membiarkan kunci menggelantung di motor telah membawanya.

Untuk memastikan itu, Leon mulai menggeledah isi saku, mulai dari baju, celana depan, celana belakang. tapi yang ia cari tidak ketemu

Tidak puas hanya disaku, Ia ingin menggeledah tas juga. mula mula Ia duduk di kursi dekat pintu, dan mulai merogok rongga rongga tas dengan tangannya, tetap apa yang Ia cari tidak ada, Ia semakin tidak puas dan penasaran. Ia pun mengeluarkan seluruh isi tasnya. tak terkecuali lukisan adiknya.

Waktu Leon sedang asyik asyiknya mencari kunci, tiba tiba lukisan adiknya yang tergeletak di atas kursi diambil oleh Security, kemudian Security itu berkata

"Naaah, dugaanku benar "

Leon dibuat bingung oleh Security, untuk memastikan maksud Security itu, Ia bertanya kepada Security

"ada apa pak? "

Dengan santai Security menasihati Leon

"kamu itu seharusnya tanya dong ke bapak, kamu itu seharusnya ke lantai 15, sudah sudah, kasian kamu sudah jauh jauh kesini malah nanti tidak jadi ikut. kamu sudah hampir telat , acaranya sudah mau dimulai. kamu masukan dulu isi tasmu, lukisan ini aku bawakan ke atas, nanti kamu cari aku di lantai 15, ingat ya namaku mukhlisin"

Tangan kiri Security itu memegang name tag yang menempel di dada. Ia menyodorkan name tag nya ke pandangan Leon, sembari berkata

"ini ya, Mukhlisin pake kh"

Leon dibuat pusing kepalang oleh Security itu, pikirannya terlihat kacau, Ia bingung dengan tingkah laku Security itu. dan dia mengekspresikan emosinya

"Haaaaaaaaaa?"

Dengan tanpa dosa bapak Mukhlisin pergi memasuki lift membawa lukisan adik Leon, Leon segera mengejarnya, tapi hal yang tak diduga terjadi, isi tas yang diletakkan di kursi jatuh berserakan. la pun memunguti isi itu dan memasukan nya kembali kedalam.

Ketika Ia menoleh lift lagi, pak Mukhlisin sudah hilang tanpa bekas.

Atas semua kejadian yang tak terduga yang menimpanya, Leon tak tahu lagi harus bagaimana.

Dia hanya bisa mengeluh

"Yatuhan, cukuplah aku yang kau buat sial, jangan adiku juga"

Tanpa membuang waktu lama, Leon segera menyusul Security itu melewati lift.

Gedung ini hanya memiliki dua lift, tetapi hanya satu yang bisa digunakan , maintenance yang menyebabkan lift satunya tidak bisa digunakan sementara

*1 menit kemudian

🎶ting tung

(suara lift terbuka, )

Leon menyegerakan diri untuk masuk kedalam lift dan menekan tombol lantai 15. tak selang lama kemudian pintu tertutup. hingga sampailah lift berhenti di lantai 3

🎶ting tung

(suara lift terbuka, )

seseorang bapak setengah muda berbadan kekar masuk lift.

pintu tertutup kembali.

lift pun bergerak seperti biasanya, hingga sampai pada lantai 4

🎶ting tung

(suara lift terbuka, )

tak lama kemudian pintu lift terbuka,

seseorang bapak setengah muda itu keluar lift, melihat akan hal itu , Leonard agak sedikit kesel dan berkata dalam hati

"Malas amat, padahal cuma satu lantai naik lift, dasar manusia gadged! "

tidak ada orang didalam lift, pintu kembali tertutup, dan lift bergerak lagi keatas.

sampailah lift di lantai 5

🎶ting tung

(suara lift terbuka, )

meras kesal karena setiap lantai lift nya berhenti, leonard jengkel dang berkata

"kejutan apalagi ini..."

Kali ini tidak ada satu pun orang yang ingin masuk lift. Leonard yang penasaran dengan inisiatif sendiri , ia menahan pintu, dia bertekad untuk mengecek ulang sekitar lantai . Ternyata tidak ada orang. tambah kesalpun Leonard,

"Dasar Setan, ganggu aja!"

Lift melanjutkan perjalanannya menuju keatas dengan Leonard yang ada didalam. sampailah di lantai ke 6

🎶ting tung

(suara lift terbuka, )

perasaan Leonard sudah mulai terbiasa dengan gangguan gangguan ini, dengan nada pasrah ia berkata

"aku sudah terbiasaaaaaaaa "

ketika pintu lift lantai 6 terbuka, Leonard melihat sepasang suami istri bahu membahu menghampiri pintu lift, baju sang istri berlumur darah, nampaknya Ia sedang Hamil tua.

mereka kemudian memasuki lift dengan perlahan. Dengan polosnya si suami menekan tombol lantai 15 untuk membatalkan lift naik ke atas. Sebaliknya, Ia menekan tombol lantai ke lobby. Dengan cukup melas ia meminta kepada Leon

"Dek, maaf kan bapak ya, kita kelantai lobby dulu, karena ini darurat, istriku mau melahirkan."

Karena Leon tak tega melihat sepasang suami istri itu, dengan berat hati dan senyum paksa Leon berkata

"iya pak, silahkan , mari mari"

lalu Leon sambil mengelus dada dan menghibur diri

"sabar, setidak nya dengan kesabaranku satu nyawa terselamatkan "

🎶ting tung

(suara lift terbuka, )

Lift yang tadi setengah jalan, sekarang kembali lagi start dari titik awal. Sepasang suami istri itu perlahan keluar , Leon juga sedikit membantu mereka keluar pintu. denga

hatiku sedikit lega, akhirnya gangguan tidak ada lagi. Angin mood Leonard kembali kearah baik. lalu Ia menekan tombol lantai 15 . Disisi yang lain terlihat office boy tergesa gesa mendekati pintu lift, ketika lift akan menutup, office boy itu berteriak

"tunggu tunggu "

Leon sebenarnya mendengar suara teriakan itu, tapi Ia tidak menggubrisnya. dengan santai dan acuh Ia berkata

"hehehe, bodo amat"

namun, yang terjadi pintu lift kembali terbuka, ternyata, dia menutupi sensor lift dengan tangannya. bagaikan gelas yang tak mampu lagi menampung banyaknya air, Leon sangat Jengkel dan iya berkata agak lantang

"ingin ku teriaaaaaaaaaak ..."

mendengar kalimat yang keluar dari mulut Leon, office boy itu merasa khawatir dan bertanya

"teriak kenapa dek? "

Tersadar Leon yang keceplosan, iya berusaha mengelak

"enggak pak, aku sedang nyanyi , hehe "

"yaudah minta tolong ya tahan sensornya dulu " office boy itu meminta tolong kepada Leon, sebenarnya Leon cukup geram, tapi dia hanya bisa menghela nafas dan menjawab

"iya deh pak"

Kemudian tanpa diduga duga, office boy itu memasukan troli yang berisi kardus air mineral botol hingga memenuhi ruangan lift.

ketika office boy itu hendak masuk, ternyata ruangan tidak cukup. dan dia berkata sembari meminta tolong kepada Leon

"Dek minta tolong bawakan ini keatas ya, nanti diatas Carikan OB bernama 'Roy'. dia akan mengangkutnya setelah dilantai 14."

"kenapa harus 14? kenapa tidak 15 sekalian?" aku jengkel dalam hati

Leon berfikir, daripada Ia yang ribet dan kesulitan nyari pak roy, lalu Ia menolak dengan halus permintaan office boy itu dan berkata

"pak mending bapak saja yang disini tukar tempat, biarkan saya yang menunggu, takutnya nanti salah orang"

office boy itu menerima saja, dan berkata

"oh, oke kalau begitu "

mereka pun bertukar tempat, office boy dan troli nya akhirnya naik keatas duluan dengan meninggalkan Leon dilantai lobby. karena Ia sudah mengalami kejadian serupa ini bertubi tubi, Ia menghibur diri dan berkata

"aku sudah tidak bisa berkata kata lagi. aku akan berdoa sebelum naik lift"

"Biasanya dibalik kesusahan pasti ada kemudahan"

[apakah Leonard bisa sampai ke lantai 15? ]

avataravatar
Next chapter