webnovel

Kehadiran Manusia Bumi

Malam mulai beranjak, sinar matahari tak lagi nampak menyinari langit. Kebisingan kota Seoul yang tidak pernah hilang, suara klakson dan mesin kendaraan memenuhi jalanan, lampu-lampu yang bersinar terang serta lalu lalang manusia yang ramai dimana-mana. Hal itu adalah pemandangan normal yang selalu menemani kehidupan malam kota ini. Aktivitas di kota ini nampak selalu sibuk.

Dua orang remaja sedang berjalan berdampingan. Ada seorang gadis berambut panjang sebahu yang memiliki tinggi badan sekitar 160 cm sedang berjalan beriringan dengan lelaki jakung dengan tinggi 178 cm. Keduanya adalah murid SMA dari salah satu sekolah tinggi di kota itu. Sang gadis sedang berperan menjadi penunjuk jalan bagi siswa laki-laki yang sibuk memainkan game di ponselnya. Gadis itu harus beberapa kali menarik rekan perjalanannya agar tidak terjatuh atau menabrak sesuatu di depannya karena dia terlalu fokus dengan permainannya. Siswi SMA tersebut nampak beberapa kali meniup poni imutnya dengan wajah kesal dan bosan, namun tak ada yang memperhatikan.

"Kyung-ah...." gadis itu memanggil nama siswa di sampingnya. Dia memberikan respon singkat tanpa memalingkan wajahnya. Jawabannya hanya cukup untuk membuktikan bahwa dia masih mendengarkan.

"Kita akan berpisah disini...." siswi itu menginformasikan kepada lelaki yang menemaninya.

Baek Kyung mengangkat kepalanya dan melihat sekeliling. Pulang bersama dari sekolah seperti ini merupakan kegiatan rutin keduanya. Rumah mereka berdekatan namun berbeda arah. Mereka akan berpisah jalan di pertigaan terakhir sebelum menuju ke rumah masing-masing. Siswa itu menyadari bahwa keduanya telah sampai di jalan yang akan memisahkan perjalanan mereka.

"oh.... Kau benar." Siswa itu memasukan ponselnya ke dalam saku dan mengecup lembut kening gadis mungil itu. Kyung perlu sedikit menundukkan badan agar mampu mendaratkan kecupan di keningnya.

"sampai jumpa besok..." siswa itu mengucapkan salam perpisahan dan menunjukkan senyumnya yang nampak mempesona. Gadis itu tersenyum tipis, dia tidak sedang berada di mood yang bagus saat ini. Kyung mengelus rambutnya lembut sebelum mengambil jalan pulang dan meninggalkan gadis itu sendirian.

Siswi itu menghela nafas panjang. Entah mengapa dia tak lagi merasa bersemangat dengan kecupan maupun senyuman hangat dari Baek Kyung. Gadis itu memandang punggung siswa yang semakin berjalan menjauh. Dia membalikkan badannya dan mulai berjalan menuju rumahnya sendiri.

Gadis berusia 17 tahun itu nampak berjalan dengan malas di tengah lalu orang yang bersemangat. Dia membawa tas ransel berat berisi perlengkapan sekolah serta setelan seragam putih yang biasa dia gunakan untuk berlatih ekstrakuliker bela diri di sekolahnya. Yah.... Dia adalah anggota karate bersabuk hitam yang cukup handal. Sementara Baek Kyung siswa yang baru saja berpisah jalan dengannya lebih tertarik mengikuti ekskul basket dan menjadi kapten dari timnya. Siswi mungil cantik itu nampak beberapa kali mendesah pelan sambil berjalan dan mengamati keadaan sekitarnya yang begitu ramai.

"kota ini benar-benar berisik...." gumamnya pelan.

Gadis itu mulai jenuh dengan aktivitas hariannya. Setiap hari dia hanya berkutat di sekolah dan rumahnya. Belajar, latihan dan terkadang berkencan dengan Kyung. Dia ingin berlibur ke suatu tempat yang jauh dari keramaian kota Seoul, tempat yang terjauh. Namun karena padatnya jadwal yang dia miliki sebagai seorang siswi SMA, dia sama sekali tidak mungkin mampu dengan sesuka hatinya berlibur kemanapun yang dia inginkan. Dia jelas tidak akan mendapatkan izin dari kedua orangtuanya.

"lihatlah.... Bahkan disini sangat sulit untuk melihat bintang karena kalah dengan lampu-lampu yang menyebalkan ini" keluhnya kesal sambil memandang langit malam yang nampak kelam.

Dia terus berjalan kemudian memasuki suatu gang kecil yang nampak sepi. Setiap hari gadis tersebut melewati gang kecil ini untuk sampai ke rumahnya. Jalan ini adalah jalan alternatif yang disenanginya. Dia terus berjalan hingga sampai di taman yang begitu sepi. Sungguh nampak memiliki atmosfer yang berbeda dari gempita kota di sekitarnya.

Ada sebuah pohon besar menjulang tinggi yang selalu menarik perhatian gadis ini saat melewati taman itu. Taman tersebut cukup luas namun jarang ada yang mengunjunginya. Di taman luas itu ada beberapa pohon besar yang masih murni terlihat keasriannya. Namun dalam suasana malam seperti saat ini, taman yang hanya memiliki lampu penyinaran di bagian depan pintu masuknya memberikan kesan yang terlihat menyeramkan.

Eun Dan Oh, nama gadis itu. Dia melihat ada sinar terang yang menembus dedaunan pohon besar dari langit. Dia berjalan mendekat memasuki taman dan berhenti di bawah pohon yang rindang. Dan Oh menengadahkan kepalanya ke langit melalui dedaunan pohon dan melihat bulan yang bersinar dengan begitu terangnya. Bulan itu nampak lebih terang dan lebih besar dari biasanya. Bintang - bintang pun nampak jelas berkelap - kelip dilihat dari taman yang minim pencahayaan lampu itu.

"waaaah..... Cantiknya, tempat ini memang mengagumkan..." Dan Oh tersenyum senang. Gadis itu sudah memutuskan bahwa pohon besar ini akan menjadi spot berdiam diri favoritnya. Gadis ini sangat menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan langit. Melihat langit penuh bintang dan nampak sangat jauh itu membuat dia merasa seperti berada di dunia lain, jauh dari keramaian bumi ini.

Eun Dan Oh melihat sekeliling taman yang tidak begitu terang karena hanya memperoleh penyinaran dari cahaya bulan. Dia belum sadar bahwa keadaan bulan malam ini nampak begitu terang dan besar karena sedang berada di titik terdekat dengan bumi. Keadaan bulan ini sering disebut dengan "supermoon". Dan Oh menangkap suatu benda berkilau yang memantulkan cahaya bulan di antara rumput-rumput tinggi di sekitar pohon besar itu. Dia datang mendekati benda itu kemudian menemukan sebuah kristal biru berbentuk diamond yang indah. Dan Oh mengambil kristal unik yang sebesar genggaman tangannya tersebut.

"apa ini? Apa ini benda bernilai?" tanyanya pada diri sendiri.

Dan Oh penasaran, sambil berdiri dia memutar-mutar benda itu dengan jemarinya. Ada sedikit tanah yang menempel di benda itu. Siswi tersebut mengelus-elus diamond tersebut untuk menghilangkan noda tanah yang menempel dan meniup-niup nya agar debu di sekitar kristal benar-benar menghilang.

Tiba-tiba saja kristal itu memunculkan cahaya dari dalamnya yang begitu menyilaukan mata. Dalam sekejap sinar itu bertambah besar dan menembus keluar diamond yang di pegangnya. Cahaya itu segera menyinari seluruh taman dengan cahaya biru yang membutakan mata. Begitu terangnya hingga cahaya itu mampu menjangkau langit malam Seoul. Dan Oh menutup matanya dengan tangan kiri karena tak tahan melihat cahaya kristal tersebut.

Setelah sekitar satu menit, cahaya yang menyilaukan itu menghilang. Dan Oh mengerjapkan matanya untuk menghilangkan kesilauan dari sinar yang terasa masih memenuhi penglihatannya. Matanya terasa berkunang-kunang. Gadis itu merasakan nyeri di sekitar tulang ekornya. Sepertinya dia baru saja jatuh terduduk di atas tanah yang berumput.

Dan Oh membuka matanya lebar dan menemukan pemandangan yang jauh berbeda dari keadaan sekitar sebelumnya. Keadaan di sekitarnya berubah menjadi terang benderang, matahari sedang berdiri tegak di langit yang tinggi.

Dan Oh memandang berkeliling dan menemukan dirinya sedang terduduk di depan sebuah danau kecil yang memiliki warna kilau biru keunguan yang indah. Di hadapannya adalah pepohonan hijau yang tinggi menjulang. Gadis itu terperanjak kaget, dia baru saja berada di taman dekat rumahnya, namun sekarang dia ada di tengah hutan entah dimana. Karena rasa syoknya gadis itu dengan sontak bergeser mundur dalam posisi duduknya, namun dia merasakan ada sesuatu yang begitu keras menghantam tubuh kecilnya. Dia menoleh dan menemukan pohon mega besar ada di hadapannya. Ukuran dan tinggi pohon itu benar-benar tidak masuk akal. Ketinggian pohon itu menembus awan dan diameter ya mencapai 1 km. Gadis kecil itu nampak seperti semut kecil yang berada di bawahnya. Dia terperangah kaget dengan pemandangan yang ada di hadapannya.

" tap tap tap dug dug dug" belum selesai rasa syoknya dengan hal yang dia lihat, Dan Oh kembali dikagetkan dengan suara aneh yang datang menghampirinya. Tiba-tiba saja terdengar ada debuman keras di tanah yang semakin mendekat. Bunyi ini terdengar seperti ada gerombolan langkah kaki dalam jumlah yang luar biasa banyak sedang berlari ke arahnya.

Eun Dan Oh panik, dia segera berdiri dari posisi duduknya. Gerakannya yang tiba-tiba membuat kepalanya sedikit pening.

"ommo! Ommo! Suara apa ini?" gadis itu memandang berkeliling dengan panik, jantung ya berdegum dengan begitu kencangnya.

"kapten!! Kami menemukannya!" ada suara besar tanpa wujud yang tiba-tiba muncul dari balik pohon di barisan kanan Dan Oh. Gadis itu menoleh dan segera mengambil langkah mundur. Suara derapan kaki itu terdengar semakin dekat dan membuat jantung ya berdetak semakin cepat. Nampaknya dia akan segera di kepung oleh pasukan tentara dengan tubuh yang besar.

"itu dia!!" suara besar itu terdengar kembali, kali ini dengan wujud pemiliknya. Beberapa makhluk dengan tubuh yang dipenuhi lendir muncul dari balik pepohonan. Warna kulit merah adalah coklat tua kehitaman, ada yang berwarna kebiruan.

Mereka memiliki bentuk tubuh seperti manusia dengan besar dan tinggi yang hampir dua kali lipat dari tubuh Dan Oh. Beberapa dari mereka memiliki tanduk dan ekor, beberapa yang lainnya memiliki cakar dan taring. Ada yang memiliki dua mata, ada pula yang memiliki satu mata besar di tengah wajahnya. Mereka jelas bukan manusia, namun mereka mampu berjalan dan berlari selayaknya manusia. Mereka mampu berbicara dengan bahasa yang sedikit aneh namun Dan Oh masih bisa memahaminya.

Perwujudan makhluk ini mengingatkan Dan Oh kepada seri film fantasi Barat lama "The lord of the Ring". Yah mereka nampak seperti makhluk yang bernama Orc, namun dalam versi yang lebih ter-upgrade. Wajah mereka sungguh mengerikan dan menjijikkan.

"Orc-e?" gumam Dan Oh bingung melihat makhluk yang mengingatkannya pada film yang dulu pernah di tontonnya.

Ada puluhan.... Tidak.... Ratusan monster yang muncul dari balik pepohonan. Mereka berhenti di jarak sekitar tiga meter dari tempat siswi SMA itu berdiri. Pasukan monster itu memandang bingung ke arah Dan Oh yang mengenakan setelah seragam sekolah dan tas ransel di pundaknya. Mereka tidak pernah melihat seorang pun yang pernah muncul dan memakai pakaian seperti yang dikenakan gadis ini.

"itu dia! Kristal kedua, mondwat!" seru salah satu monster yang nampaknya merupakan pimpinan dari pasukannya seraya menunjuk benda yang ada di genggaman Dan Oh.

"a - apa?" gadis itu kebingungan dan memandang tangannya. Dia melihat kristal biru yang dia ambil di dekat pohon di dalam taman sekitar rumahnya tadi. Sepertinya benda itulah yang menjadi penyebab kedatangan Dan Oh ke tempat ini.

"bunuh dia!!" seru sang pemimpin pasukan memberikan komandonya.

"tu... Tung.. Gu!!" ucap Dan Oh lantang mendengar perintah dari monster tersebut. Apa salahnya sehingga monster raksasa itu ingin membunuh gadis mungil sepertinya?

Next chapter