1 CHAPTER 01 : "Memulai Awal yang Baru"

Tokyo, 13 April 2036 (kalender Merlin)

Pukul 22:45

Sebuah ledakan muncul di salah satu gedung. Dan di balik asap bekas ledakan itu muncul seorang pria berambut Kuning dan mata Oranye dengan membawa senapan berbentuk aneh dan kacamata khusus terpasang di matanya. Ia mengejar orang misterius dengan menutupi dirinya jaket warna merah.

Pria tersebut terus mengejar orang tersebut dengan melompat dari satu gedung ke gedung lain. Pria tersebut menembakkan beberapa peluru sihir ke arah orang misterius tersebut namun orang misterius itu berhasil menghindari beberapa peluru. Salah satu peluru menggores wajah orang misterius itu. Orang misterius itu memunculkan bola merah dari dari darah yang ada di pipinya dan melempar ke arah pria tersebut. Ledakan merah mulai muncul.

Orang misterius itu menganggap jika pria tersebut terkena serangan nya. Namun secara mengejutkan pria tersebut datang dengan menodongkan senapannya dengan jarak dekat di samping Orang misterius itu. Sebelum pria itu menembakkan peluru ke wajahnya, ia mulai membuat bola merah lagi dan melemparkannya bersamaan dengan peluru sihir yang di tembakkan menghasilkan ledakan besar.

Akibat Ledakan besar tersebut. Pria yang mengejar nya terpental namun ia berhasil mendarat di salah satu atap gedung sedangkan orang yang ia kejar menghilang tanpa jejak. Dia mulai mengaktifkan pelacak di kacamata nya namun alat itu juga tidak mendeteksi keberadaan orang itu lagi. Dia mulai memanggil markas pusat dan memberi laporan.

"Ini Yanagami Hiro.... Target:Gluttony.... Gagal di tangkap...."

"Tidak apa-apa.... Kau bisa kembali ke markas.... Kerja bagus, Hiro"

"Terimakasih banyak, Kinrei-sama"

Setelah memberi laporan, Hiro kemudian kembali ke markas dengan melompati gedung-gedung lagi.

Tokyo, 14 April 2036 (Kalender Merlin)

Pukul 07:30

Alarm jam membuat ku membuka mata ku perlahan. Aku terbangun di meja belajar ku, bukan.... Ini meja di mana aku sering membuat jurnal tentang sihir. Aku meregangkan tubuhnya namun karena aku terlalu banyak gerak. Kursi yang ku duduki mulai kehilangan keseimbangan dan jatuh. Beberapa kertas mulai berterbangan dan jatuh kelantai.

"Aduh.... Duh...."

Aku terbaring di lantai dengan kondisi masih terduduk di kursi ku. Sebuah kertas yang melayang mengenai wajahku. Aku melihat kertas tersebut dan itu ternyata kertas lingkaran sihir yang belum selesai aku tiru di sebuah buku.

"Lagi-lagi, aku tertidur di sini lagi ya. Sepertinya aku bergadang semalaman. Kalau begitu aku akan bersiap untuk sekolah"

Aku mulai berdiri dan berjalan ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka. Dan aku mulai memakai seragam sekolah ku dan bersiap untuk berangkat sekolah. Sebelum berangkat sekolah, aku memberi makan Kuro yaitu kura-kura peliharaan ku. Dan kemudian aku berjalan keluar menuju sekolah.

Nama ku Otasaki Izuru

Umur 17 tahun

Tinggi 167 cm

Ciri-ciri fisikku. Berambut cokelat, bermata hijau, dan memakai kacamata meski aku masih bisa melihat dengan normal tanpa kacamata.

Dan tidak memiliki sihir

Aku hidup sendiri sejak SMP karena ibuku sedang ada urusan penting di suatu tempat yang jauh dari tokyo. Jadi aku memilih hidup mandiri saja disini karena ibu bilang jika aku sudah berumur 17 tahun, dia akan pulang. Sebab itu tidak ada yang memanggilku saat aku tertidur di meja belajar ku.

Aku sudah sampai di sekolah ku. Saat ini aku telah kelas 3 SMA. Mungkin setelah aku lulus aku akan kuliah dengan jurusan teori sihir karena aku suatu impian besar yaitu aku ingin menjadi seorang Pakar ilmu pengetahuan sihir yang hebat!

Bukan tanpa sebab. Karena aku benar-benar tertarik dengan sihir namun karena aku tidak bisa menjadi penyihir karena tidak memliki sihir apapun. Sebab itu Pakar Ilmu pengetahuan sihir adalah pekerjaan yang tidak perlu memiliki sihir, cukup dengan pengetahuan luas tentang sihir yang di perlukan untuk menjadi seorang Pakar ilmu pengetahuan sihir.

Aku masuk ke dalam kelas ku dan duduk di tempat duduk ku sambil membaca sebuah manga (aku bukan seorang Otaku Akut. Tapi banyak teman kelas ku mengira jika aku seorang Otaku. Padahal aku jarang sekali membaca manga itu pun 1 atau 2 cerita yang aku sering baca). Saat aku membaca sekitar 3 sampai 5 halaman, Seorang gadis teman sekelas ku menyapa ku.

"Selamat pagi, Izuru-kun"

Suara gadis itu terdengar akrab bagi ku. Saat aku melihat nya. Ternyata dia adalah Akagi.

"Owh.... Selamat pagi Juga, Akagi"

Akazawa Akagi

Umur 16 tahun

Tinggi 162 cm

Ciri fisik. Berambut hijau, bermata hijau agak kebiruan, dan ia juga memakai kacamata sama seperti ku.

Dan sepertinya dia juga tidak punya sihir

Kami sudah berteman sejak SD. Dulunya dia itu pendiam dan tidak pernah bergaul dengan yang lain. Hingga aku sedikit mencoba berteman dengannya. Ia perlahan menjadi sosok yang sedikit terbuka dan lembut kepada semua orang. Hingga kami SMA, dia sungguh benar-benar Populer di kalangan Para Siswa laki-laki dan ia menjadi salah satu dari primadona kelas.

"Sepertinya kau juga menyukai manga itu juga ya, Izuru-kun?"

"Ehh.... Ahhh.... Begitulah. Habisnya cerita di manga ini sungguh menarik. Tapi aku baru membaca volume 3. Kau bagaimana?"

"Aku baru saja selesai baca Volume 6. Ceritanya semakin menarik disana"

"Heee~ kau sudah jauh ternyata.... Aku jadi penasaran ceritanya seperti apa setelah kau mengatakan ceritanya semakin menarik di 3 volume berikutnya"

"Tidak juga. Aku baru membacanya sekitar dua minggu lalu"

Ini hal yang biasa kami lakukan. Berbicara dan membahas hal-hal tertentu. Hingga aku sadari sesuatu jika ada seseorang yang belum datang.

"Oh ya, Sayaka. Apa kau lihat Re-"

"PERMISI!!!"

Seseoramg membuka pintu dengan napas terengah-engah. Seorang pria yang baru aku mau sebutkan namanya

"Hee~ kebetulan sekali."

Shirogami Renshi

Umur 17 tahun (dia enam bulan lebih tua dariku)

Tinggi 168 cm

Ciri fisik. Berambut kream, bermata hitam, dan ia punya poni rambut menutupi mata kanannya.

Sihir? Ia pernah bilang jika ia punya sihir, tapi dia tidak pernah menunjukkan nya dihadapan ku

Dia selalu datang sedikit terlambat karena dia sebelum berangkat ke sekolah, dia berlatih pedang di Dojo keluarganya bersama kakeknya. Dia adalah teman masa kecilku. dia mengatakan ia ingin belajar pedang untuk menjadi lebih kuat dan bisa membela diri. Alasan dia menutupi mata kanannya dengan poni. Itu karena kelopak mata kanannya di jahit. Ia tidak ingat kenapa matanya di jahit sehingga kami belum apa alasan di balik mata yang di jahit tersebut.

Renshi datang dengan wajah masih kelelahan akibat ia berlari dan menyapa kami.

"Selamat pagi, semua"

"Selamat pagi juga, Renshi. Sepertinya kau Terlambat lagi"

"Setidaknya aku datang sebelum bel masuk kan. Ngomong-ngomong aku ingin mengembalikan ini"

Renshi membuka tasnya dan mengambil sebuah buku di dalam tasnya dan menyerahkannya kepada ku.

"Terimakasih sudah mengizinkan ku meminjam buku ini. Isi buku ini menarik jadi aku betah membacanya"

"Begitu ya. Ngomong-ngomong apa kau ada rencana sepulang sekolah?"

"Sepertinya aku akan berlatih lagi di Dojo sore ini."

"Begitu ya.... Akagi, kau bagaimana?"

"Aku ingin membeli sebuah kue di toko kue yang biasa aku kunjungi"

"Karena aku ada berencana untuk pergi ke toko buku. Sepertinya kita bisa pergi bersama. Bagaimana?"

"Umu... Aku juga tidak keberatan"

"Yosh baiklah!!"

Guru mulai masuk ke kelas dan semua murid mulai duduk di bangku mereka masing-masing dan pelajaran pun di mulai.

Pukul 16:30

Jam sekolah berakhir. Aku dan murid lain pulang dari sekolah.

Aku dan Akagi mengunjungi sebuah toko buku dan melihat buku apa yang menarik untuk di baca. Sejujurnya, aku meminta Akagi melakukan kegiatan yang ingin lakukan terlebih dahulu. Tapi, dia mengatakan jika ia akan mulai dari kegiatan ku dulu.

Aku dan Sayaka sedang mencari buku yang kami inginkan. Akagi mengatakan jika ia ingin membeli sebuah Novel sedangkan aku..... Sial, aku lupa. Sepertinya aku akan membeli manga atau Novel hari ini.

"Hei, Izuru-kun. Novel ini cukup menarik"

"Hee... Serius? Memangnya itu cerita tentang apa?"

Aku mendekati Sayaka dan melihat isi Novel tersebut

"Katanya ini bercerita tentang seorang pemuda tanpa sihir yang berusaha menyelamatkan putri yang menjadi kekasihnya"

"Hee.... Begitu ya...."

Seketika aku menyadari jika aku terlalu dekat dengan Sayaka sehingga suasana menjadi canggung. Kami sedikit menjauh karena sedikit malu. Akagi menutupi rasa malunya dengan menutupi wajahnya dengan buku yang ia pegang. Sedangkan aku, dengan cepat mengambil sebuah buku dan segera ke kasir.

"A... Aku akan membeli ini.... A... Apa kau ingin mengambil itu?"

"Iya...."

"Ba... Baiklah kalau begitu.... Kita.... Ke kasir sekarang"

Aku mengantri di meja kasir. Antriannya tidak panjang namun aku merasa jika antrian ini terlalu lama. Seorang remaja sepertinya dia masih kelas 1 SMP dengan memakai jaket merah, matanya berwarna merah dan berambut hitam menyapa ku di antrian seberang.

"Antrian yang panjang ya, Kak"

"Benar juga.... Padahal antriannya tidak panjang juga"

"Benar. Ngomong-ngomong, bukankah itu Fortune Scipia?"

Remaja itu menunjuk ke sebuah buku yang aku pegang.

"Fortune Scipia?"

"Itu buku yang lumayan terkenal lho.... Kelihatannya itu buku kumpulan dongeng biasa. Tapi, setiap cerita memliki makna yang sulit di pahami"

"Aku baru tahu tentang itu"

"Sepertinya aku harus duluan. Sampai jumpa"

"Ah iya..."

Aku segera membayar buku tersebut di kasir. Dan keluar dari toko buku itu bersama Akagi.

"Hei, Izuru-kun...."

"Hmmm... Apa?"

"Siapa orang itu tadi?"

"Tidak tahu. Dari penampilannya dia seperti Hikikomori yang keluar buat berbelanja. Tapi mungkin saja juga bukan"

"Begitu ya...."

"Kalau begitu.... Ayo ke toko kue yang kau maksud"

"Iya... Sebentar lagi kita sampai"

Aku dan Sayaka pergi ke toko kue yang ia Maksud.

15 April 2036 (kalender Merlin)

Pukul 13:17

Suasana kelas begitu tenang. Guru menuliskan hal yang di pelajari di papan tulis sedangkan kami menyalin tulisan yang ada di papan.

Di sebuah puncak gedung. Seorang remaja dengan menutupi kepalanya dengan tudung jaket merahnya sedang asik bermain game di ponselnya. Hingga seseoramg menelponnya.

"Ya... Halo.... Ya ini aku.... Sekarang?.... Apa tidak di undur?.... Hee.... Tidak boleh ya?..... Baiklah.... Baiklah..... Aku akan melakukan nya..... Kalau begitu.... Sampai nanti...."

Remaja itu mematikan ponselnya dan segera berdiri dan meregangkan tubuhnya.

"Hah.... Padahal aku lagi malas.... Dan lagi.... Aku tidak bisa melihat kelasnya dari sini.... Ah sudahlah...."

Matanya mulai mengeluarkan cahaya merah, lingkaran sihir Hitam dengan cahaya merah muncul di bawah kakinya. Beberapa tombak merah muncul di atas nya.

"Daripada menyerang secara dekat.... Lebih baik aku menyerang dari sini saja!!!"

Guru menjelaskan pelajaran dan kami juga menyimaknya. Suasana yang tenang mulai perlahan berubah saat cahaya merah mulai bersinar dari luar. Sontak kami melihat ke luar jendela.

"Cahaya merah apa itu....?"

Secara mengejutkan. Sebuah tombak merah datang dengan kecepatan tinggi dan meledak di kelas kami. Bukan hanya kelas kami, kelas yang 1 lantai dengan kelas kami juga di serang.

Ledakan memang tidak begitu besar namun banyak orang yang tertimpa reruntuhan akibat ledakan itu.

"Oi.... Izuru!! Bangunlah.... Oi.... Bangunlah!!!"

Aku perlahan membuka mata dan Renshi mulai berteriak membangun kan ku.

"Renshi...."

"Baguslah kau masih masih hidup"

Aku mulai bangun meski tubuhku sedikit sakit saat bergerak

"Apa yang terjadi barusan?"

"Entahlah.... Yang jelas ini sepertinya ini adalah serangan sihir"

"Serangan sihir?"

"Intinya, kita harus pergi dari sini secepatnya. Karena mungkin saja ada hal yang lebih buruk terjadi"

"Lalu Akagi bagaimana?"

"Benar juga. Aku hampir lupa dengan dia. Sepertinya dia masih disini"

Renshi melihat Akagi terbaring di lantai.

"Dia disana!"

"Akagi!"

Aku dan Renshi berlari ke arahnya dan memeriksa keadaan nya.

"Syukurlah.... Dia cuman pingsan"

"Kalau begitu ayo kita pergi dari sini sekarang"

"Aku akan menggendong Akagi"

"Ya aku mengerti, Izuru. Kalau begitu ayo"

Renshi dan Aku berlari ke tempat yang aman. Lari ku sedikit melambat karena aku harus membawa Akagi di belakang ku. Saat kami sedang berlari. Tiba-tiba seseorang dari belakang kami memanggil kami dengan wajah ketakutan.

"TOLONG AKU!!!"

aku dan Renshi berhenti dan bertanya ke orang tersebut.

"Kenapa? Apa yang terjadi?"

"Tolong selamatkan aku!! Teman-teman kelas ku semuanya telah di bunuh oleh seseorang!! Kau harus menol-"

Tiba-tiba saja seseorang menembus dadanya dari belakang hingga jantungnya keluar.

"Hah.... Sebaiknya kau tidak perlu menceritakan nya lebih rinci"

Orang itu mulai menarik jantungnya dan orang yang di bunuh nya pun terjatuh dengan darah mengalir dari dada yang berlubang. Aku hampir mual melihat nya.

Orang yang membunuhnya adalah remaja yang aku temui di Toko buku kemarin. Ia memegang jantung yang masih berdetak dengan tangannya. Ia melihat ku dan mulai menyapa ku.

"Owh.... Kau kakak yang kemarin ya? Pas Sekali! Ternyata kakak bersekolah disini! Aku hampir lupa seragam sekolah apa yang kakak pakai kemarin."

"Izuru, kau mengenal nya?"

"Tidak, Tapi aku baru bertemunya kemarin di Toko buku"

"Bingo!!! Kakak Izuru memang hebat!!! Oh ya.... Aku lupa memperkenalkan diri. Nama ku Ogawa, Aku adalah salah satu dari 7 dosa "Kerakusan". Tujuan ku kesini hanya satu, Yaitu membunuh Salah satu keturunan Shirogami yang tersisa di sini"

"Shirogami? Apa jangan-jangan...."

"Ya... Itu aku...."

"Hah?"

"Hooo!!!! Jadi ternyata Kakak Berambut kream itu ya!!!. Ini sungguh Hari keberuntungan ku!!! Kalau begitu...."

Ogawa mulai melahap jantung itu dengan cepat dan ia seperti mengaktifkan sihir. Seseorang yang mengaktifkan sihirnya di tandai dengan mata mereka Bercahaya, Dan akan muncul lingkaran Sihir di bawah kaki mereka. Lingkaran Sihir Putih menandakan sihir itu masih bersih dan tidak pernah di pakai untuk menyerang orang tak berdosa. Sedangkan Lingkaran sihir Hitam, menandakan jika sihir itu telah di kutuk. Ogawa memunculkan lingkaran sihir bewarna hitam dengan Cahaya Merah.

"Papa Lucifer.... Berkahi lah kedua Tangan ku Ini!!!!"

Ogawa mulai mengambil ancang-ancang dan mulai Menyerang ke arah Renshi. Renshi dengan cepat mengaktifkan sihirnya dan memunculkan Sebuah pedang katana di tangannya. Saat Ogawa sudah dekat, Renshi langsung memukul keras perutnya dengan gagang pedang nya membuat Ogawa terpental. Namun Ogawa bisa menahan serangan itu.

"LUAR BIASA!!! Pertama kalinya aku melihat sihir seperti itu!!! Seperti nya kau berlatih keras kan, Kak Shirogami!!!"

Renshi lalu melakukan kuda-kuda untuk bersiap untuk menyerang balik Ogawa.

"Larilah...."

"Apa...?"

"Aku Bilang larilah! Bawa Akagi ke tempat yang aman! Biarkan aku yang mengatasinya.... Dia hanya mengincar ku. Aku tak ingin kalian terlibat juga disini"

"Aku mengerti.... berjuang lah, Renshi!"

"Ya!!"

Aku lalu berlari Menjauh dari sana dan pergi ke lantai bawah sambil menggendong Akagi.

"Kakak ternyata orang setia kawan ya.... Kau menyuruh temanmu untuk pergi dari sini dari pada Terlibat pertarungan ini"

"Mereka tidak ada kaitannya dengan mu. Lagian.... Kau hanya mengincar ku saja kan."

"Benar juga.... Baiklah Saatnya kau Mati!!!"

Ogawa kembali menyerang Renshi. Dan Renshi mulai Mengumpulkan mananya dan mulai bertarung dengan Ogawa.

XxX

Aku telah sampai di lantai paling bawah. Aku berlari sambil menggendong Akagi dan aku mulai melihat salah satu Guru ku yang sedang mengevakuasi murid lain ke tempat yang aman.

"Sensei!!!"

"Izuru.... Kenapa Kau lama Sekali?! Kemana Renshi?!"

"Renshi.... Renshi seda-"

Sebuah ledakan besar muncul di lantai tempat Renshi berada. Aku mulai merasakan firasat Buruk tentang itu.

"Renshi...."

"Oi, Izuru!! Apa Renshi masih disana?!"

"Ya.... Dia bertarung dengan seseorang!"

"Bertarung?"

"Sepertinya dia Dalam bahaya. Aku harus menolong nya!"

"Tidak Boleh. Aku tahu dia itu Temanmu. Tapi jika kau menolong nya aku takut jika kau yang akan dalam Masalah. Karena Polisi dan Para Penyihir penyelidik akan Kesini. Sebaiknya kau mengevakuasi diri dengan murid lain"

"Aku tahu.... Tapi jika Renshi dalam Masalah, aku juga Tidak bisa meninggalkan temanku sendiri!"

"Ya ampun.... Baiklah! Aku akan membawa Akagi. Jika terjadi masalah aku sudah memperingatkan mu dari awal. Dan aku tak mengulangi nya lagi"

"Aku paham"

Aku memberi Akagi ke Guruku dan mulai berlari ke tempat Renshi Berada.

"Untuk Akagi aku Serahkan Pada Sensei!"

"Ya! Hati-hati!!"

"Ya!"

Aku berlari sambil membawa beberapa benda yang di perlukan untuk menolong Renshi.

Sementara itu, Renshi masih bertarung dengan Ogawa di lorong. Renshi kewalahan melawan Ogawa yang masih bisa tersenyum saat bertarung dengannya.

"Kenapa, kak? Kau Kehabisan Mana ya? Sayang sekali... Padahal pertarungan ini seru lho.... Ah lupakan saja. Tujuan kesini hanya membunuh kakak. Jadi.... MATILAH!!!"

Ogawa Mulai Menyerang Renshi namun tiba-tiba aku datang dengan membawa tabung pemadam api dan melemparkannya ke arah Ogawa.

"JANGAN BERCANDA!!"

Ogawa Menyerang tabung pemadam itu. Namun Tabung itu malah meledak dan menyebabkan semburannya menghalangi pandangannya.

Disaat itu lah aku mengambil Pipa besi dan segera memukul kepalanya.

Namun, ia berhasil menahan pukulan itu dengan satu tangannya. Senyuman yang ia tunjukkan menghilang dan suasana mulai terasa mengerikan.

"Apa-apaan ini.... Kau menyerang ku.... Saat aku ingin bersenang-senang.... "

Ia mulai menatapku dengan Tatapan mengerikan.

"Kau.... Sudah.... Merusak.... Kesenangan ku"

Aku berusaha menghindar namun gerakannya benar-benar cepat membuat pukulannya mendarat di perutku. Setelah itu dia menangkap kepala ku dan segera melempar kan ku kesamping yang dimana itu adalah sebuah kelas.

"JANGAN MERUSAK KESENANGAN KU!!!! DASAR SAMPAH!!!"

ia melempar ku dengan kuat hingga aku mengenai Tembok dan kacamata ku terlepas akibat lemparan tadi. Aku terduduk dan sulit untuk bergerak. Aku berusaha mengambil kacamata ku namun Ogawa Datang menginjaknya hingga hancur dan mulai menghajar ku habis-habisan saat aku dalam keadaan sekarat.

Ia terus memukuli ku dengan Amarah yang besar.

"MATI!!! MATI!!! MATI!!! MATI!!! MATI!!!"

Dia terus Berteriak itu sambil memukul-mukul wajah ku. Kesadaran ku perlahan-lahan memudar rasanya seperti nya aku akan mati. Renshi mulai menolong dari amukan Ogawa dengan Menyerangnya dari belakang tapi kekuatan Ogawa Jauh lebih kuat dari sebelumnya membuat Ogawa berhasil menghancurkan Katana Renshi dan menendangnya hingga ia terpental. Setelah menendangnya Ogawa melanjutkan hal ia ingin lakukan sebelumnya. Yaitu membunuh Renshi.

"Aaaahhhh.... Aku hampir lupa akibat pengganggu itu datang. Tapi tidak apa-apa.... Pengganggu itu sudah di singkirkan.... Sekarang saatnya melanjutkan nya lagi...."

Ogawa mencekik leher Renshi dan mengangkat nya ke atas dengan mudah meski tubuhnya kecil.

"BANGUNLAH IZURU!!! JAWAB PANGGILAN KU BODOH!!!! OI IZURU!!!"

"Percuma saja!! Dia sudah mati!! Saatnya kau yang akan menyusul nya!!"

Sementara itu, aku seperti berada di dalam laut yang luas dan sangat dalam. Tubuh ku terus bergerak ke bawah seperti sebuah batu. Aku juga tidak bisa bernapas sama sekali di sini dan juga Dinginnya air bisa aku rasakan.

"Aku.... Dimana?"

Aku membuka mata ku dan menatap permukaan air yang sudah jauh. Aku hanya bisa menggerakkan tangan ku keatas seperti menggapai sesuatu dengan tatapan kosong.

"Percuma saja.... Tubuhku sudah jauh.... Sebentar lagi aku akan mati.... Sudah tidak ada Harapan apapun lagi...."

Aku telah pasrah.... Aku menutup mataku dan menunggu kematian ku. Hingga 2 buah cahaya biru datang kepadaku. Aku membuka mataku dan melihatnya. 2 buah cahaya itu mulai hinggap di tanganku. Aku menggenggam cahaya itu dan hal ajaib terjadi.

Tubuh tiba-tiba menjadi Ringan, aku mulai bisa bernapas didalam air, saat aku membuka tangan ku, Cahaya itu kembali terbang dan muncul dua buah lingkaran sihir putih bercahaya Biru dengan motif berbeda dari bawah kakiku dan di atas kepalaku.

Kemudian tubuhku mulai bercahaya sangat terang hingga seluruh lautan bersinar.

Kembali ke Renshi. Ogawa mulai bersiap membunuh Renshi dengan perasaan senang.

"Hei.... Kak.... Apa kau punya kata-kata terakhir? Ku rasa tidak ada! Sekarang.... Matilah kau!!!"

Saat memulai membunuh Renshi tiba-tiba sebuah rantai biru menyambar tangan Ogawa dan membuat kedua tangannya terputus. Dan Renshi berhasil selamat dari cekikan Ogawa. Saat rantai selanjutnya datang, Renshi berhasil mundur namun Puluhan Rantai mulai menyambarnya dan membuat ia Tertusuk oleh puluhan rantai tersebut. Ia berteriak bukan karena Kesakitan namun ia kembali diganggu oleh hal lain.

"SIAPA YANG MENGGANGGU KESENANGAN KU LAGI!!!"

ia melirik ke segala Arah untuk mencari siapa perusak kesenangan nya.

"DIMANA?!! DIMANA?!! DIMANA KAU PERUSAK BRENGSEK!!! KELUARLAH KAU!!!"

"Itu Aku...."

Aku mulai bangkit dengan aura biru membara di seluruh tubuhku. aku mengeluarkan wajah penuh amarah dengan mataku mulai bercahaya berwarna biru terang.

"Aku... Tidak akan Pernah... Membiarkan Teman ku.... Dibunuh Oleh mu!!!"

Bersambung.....

avataravatar
Next chapter