1 Menjebak Sang Dewa (1)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Dalam cinta, kita terpisah sepanjang masa remaja, namun aku bersedia berjalan melalui masa mudamu lagi."– Ye Feiye "Milyaran Bintang Tak Sebanding Denganmu"

-

"Malam itu... apakah itu kamu?"

Di usianya yang ke-delapan belas tahun, Ji Yi membayangkan ribuan- bahkan jutaan cara untuk mengungkapkan perasaannya kepada lelaki yang ia suka. Namun, ia tak menyangka saat telah mengumpulkan segala keberaniannya untuk berdiri di hadapan laki-laki itu, kata-kata pertama yang meluncur dari bibirnya justru, "Lelaki pada malam itu... adalah kamu, bukan?"

He Jichen menunduk dan bersandar ke tiang lampu. Ketika ia mendengar pertanyaan Ji Yi, ia bahkan tak mengangkat kelopak matanya tapi justru mengerutkan alisnya. Bulu matanya bergetar. Dengan itu, wajahnya yang semula bersih dan cerah kembali murung dan datar seperti biasa.

Jika Ji Yi tidak menangkap perubahan ekspresinya, dia mungkin mengira bahwa He Jichen tak mendengar pertanyaannya. Dia menatap pemuda di depannya dengan tenang. Ketika tidak mendapatkan respon apapun, dia mengerutkan bibirnya dan bertanya lagi. Namun, kali ini dengan lebih mantap, "Malam itu, lelaki itu adalah kau, benar kan?"

Setelah Ji Yi bertanya untuk kedua kalinya, He Jichen akhirnya mendongak dan perlahan menatap Ji Yi dengan matanya yang kelam tanpa emosi. Lalu, dia menegakkan badan dan berpaling untuk pergi tanpa berkata apapun.

Ji Yi menatap punggung He Jichen dan mengepalkan kedua tangannya.

Pasti dialah orang itu. Tidak salah lagi...

Malam itu, caranya menciumku sangat lembut. Tidak mungkin aku salah...

Meskipun Ji Yi tak mengerti mengapa He Jichen tampak seperti orang yang berbeda dari malam itu, ia telah terlanjur mengumpulkan segenap keberaniannya untuk mengungkapkan perasaan padanya. Maka dari itu, ia tidak akan menyerah begitu saja! Lagipula, ia takut tak akan mempunyai keberanian dan kepercayaan diri untuk melakukan hal ini lagi...

Dengan pemikiran itulah, akhirnya Ji Yi mengejar He Jichen, "Aku tahu orang itu adalah kau. Aku..."

Sebelum Ji Yi menyelesaikan ucapannya, He Jichen menambah kecepatan langkah kakinya, sehingga membuat jarak antara keduanya semakin besar.

Ji Yi berlari kecil dan mendekatkan dirinya, "Sudah sejak lama aku... aku memperhatikanmu. Aku..."

He Jichen yang kini telah menyeberangi jalan pun mengangkat tangannya untuk menghentikan taksi.

Namun sebelum He Jichen membuka pintu taxi, Ji Yi segera meraih lengannya sehingga pemuda itu berbalik. Postur tubuh He Jichen yang tinggi membuat Ji Yi terlihat lebih kecil darinya.

Dalam sekejap, kata-kata yang keluar dari mulut Ji Yi terhenti. Dengan gugup, ditatapnya mata He Jichen sambil menelan ludah. Akhirnya, dengan berani dia berkata, "Aku menyukaimu. Aku bahkan sudah menyukaimu sejak lama. Apakah kau..."

He Jichen tiba-tiba mengangkat lengannya dan meraih tangan kecil Ji Yi di lengan bajunya.

Sambil menguatkan genggaman tangannya, Ji Yi menyelesaikan kalimatnya, "...menyukaiku?"

Ketika He Jichen hendak melepaskan diri dari ujung jari Ji Yi, pemuda itu mendadak gemetar dan lemas.

Menyaksikan pemandangan He Jichen yang kehilangan sedikit kendali diri itu justru membuat Ji Yi berbunga-bunga.

Dia pasti memiliki perasaan padaku! Kalau tidak, mengapa dia menyentuhku malam itu? Kalau tidak, mengapa dia begitu tertegun setelah mendengar bahwa aku menyukainya?

Ji Yi mengangkat kepalanya dan menatap mata He Jichen yang nampak terkejut dan berseri-seri. Sambil menahan napasnya dan dengan ekspresi wajah yang serius, Ji Yi berkata sambil menekankan setiap kata-katanya, "Apakah kau mau menjadi pacarku..."

avataravatar
Next chapter