1 BAB 1. Mantan Yang Kembali

" Gege kamu harus meminum ini untukku." Shao Qian dengan lincah menuang anggur ke gelasku. Aku cepat menyambarnya dan disertai sorakan. Shao Qian tersipu.

" Shu gege, kemampuan minummu tidak berubah." Pujinya.

" Sebenarnya, ada banyak hal yang berubah." Kataku pelan dan rona merah di wajahnya makin jelas. Kalau dia cukup punya otak, dia harusnya tahu maksudku.

malam ini, penyambutan kembali Shao Qian. Dua hari lalu dia resmi bekerja lagi di kantor setelah pergi ke Amerika. Dalam pandangan teman-teman kami dia pergi untuk mengejar karir di perusahaan pusat. Hanya aku dan sahabatku yang tahu kalau dia pergi untuk mengejar selingkuhannya. Danny Wu.

Direktur yang menggantikan jabatan Direktur Xia yang naik menjadi presdir.

Saat itu, aku dan Shao Qian adalah pasangan. Kehadiran Direktur Danny ternyata menggoyahkan hatinya. Dia bahkan rela mengejarnya ke Amerika. Cukup kecewa, tapi itu tidak membuatku putus asa. Begitu mengetahui Shao Qian menghabiskan malam dikamar hotel bersama Danny, dia sudah kuhapus dari hatiku.

Kabar tentang Shao Qian tetap kudengar lewat Ah Yun yang merupakan kerabat dari pendiri perusahaan ini dan memiliki informan di kantor pusat Amerika.

Kabarnya, walaupun Shao Qian memiliki beberapa malam romantis dengan Danny mereka tidak punya komitmen.

Sebenarnya, sebelum pulang, Danny menemuiku secara pribadi. Dia mengatakan kalau dia tidak tahu menahu tentang hubunganku dengan Shao Qian dan saat Shao Qian ditanya dia juga tidak mengakui hubungan kami. Aku dengan acuh mengatakan kalau hubungan kami telah berakhir dan tidak peduli tentang hubungan apa yang dimiliki oleh mereka.

Shao Qian bukan satu-satunya pria yang pernah jadi pacarku. Hanya saja, dialah yang paling lama berada disisiku. Aku selalu menghargai dan menyayanginya karena dialah yang paling mendekati kriteria pasangan idamanku.

Tadinya, Ah Yun ingin membantuku membuat Shao qian dan Danny di depak dari perusahaan. Tapi melihat sikapku yang acuh terhadap keretakan hubungan kami membuatnya membiarkan saja . Namun, beberapa teman dekat menganggap aku sangat terpukul dengan pengkhianatan Shao Qian dan tidak bisa melupakannya karena selama dua tahun terakhir ini aku belum juga memiliki kekasih.Terutama tetanggaku yang menyebut dirinya Fujoshi paling busuk, Maya.

Maya dan aku sudah menjadi tetangga sejak kecil. Ibunya seorang janda ketika datang bekerja di taiwan sebagai care taker dan kebetulan jadi kanhu nenek Wang tetangga kami yang hanya memiliki tuan Wang sebagai anak. Wang Li bekerja sebagai pelaut dan harus meninggalkan ibunya berbulan-bulan.Melihat kasih sayang dan kesungguhan bibi Mini,ibu Maya menjaga ibunya. Tuan Wang Li memutuskan untuk menikahinya dan memperlakukan Maya yang berusia tiga tahun waktu itu sebagai anak sendiri. Saat ini, Tuan wang telah berhenti menjadi pelaut dan memiliki perusahaan ekspor impor hasil laut.

Walaupun ayahnya memiliki perusahaan sendiri, Maya lebih memilih keluar mencari kerja. Mama memiliki seorang bibi yang tinggal di Indonesia dan menyukai makanan dari sana, karena itulah, mama dan ibu Maya dekat.

Saat aku keluar dari lemari saat duduk dibangku SMA, Maya dan ibunya menerima tanpa mempertanyakan apapun. Maya yang kecanduan membaca novel dan menonton film boyslove juga menjadi semakin kepo dan kadang menjadi mak comblang. Aku yang menjadi anak tunggal juga merasa terhibur dengan kehadiran Maya dan adik-adiknya.

Pergaulanku dengan Maya membuatku bisa menguasai bahasa Indonesia. Bahkan adik-adik dan tuan Wang juga berbahasa Indonesia bila bicara dengan Maya di rumah. Sekarang, Maya sudah tahu kalau dia hanya anak tiri tapi tidak mengurangi kasih sayang Ayah dan dua adik laki-lakinya. Tumbuh bersama saudara pria membuatnya kurang peka terhadap lawan jenis. Itu juga yang membuatnya tidak menyadari perhatian Ah Yun padanya. Dia selalu menganggap perlakuan Ah Yun padanya sebatas perhatian sahabat kakaknya.

Hubunganku dengan Shao Qian ada campur tangannya Maya juga.Dia jugalah yang mengusulkan untuk makan malam bersama. Tadinya, Aku tidak berniat untuk bergabung tapi Ah Yun cemas Maya akan mabuk berat dan disalahgunakan. Aku juga merasa bertanggung jawab tentang Maya. tentu saj, aku percaya dia tidak akan mabuk berat seperti harapan Ah Yun karena dia cukup ketat dengan kepercayaan yang dianutnya. mengharamkan babi dan alkohol.

Shao Qian mencoba menarik perhatianku lagi dan lagi tapi tetap acuh. Melirik jam tangannya, Ah Yun cepat bersuara.

" Kami memiliki hal lain yang harus dilakukan."

Mengerti sinyal itu, aku, Bret dan Rico cepat berdiri menyusul Ah Yun.

" Apa aku bisa bergabung dengan kalian?."

Shao Qian cepat berdiri.

" Tentu saja tidak." Sela Rico. " Ini urusan kami." Rico merupakan sosok yang menakutkan dikantor setelah presdir Xia. Tampilannya dingin dan tidak ramah membuatnya sulit diketahui. Dia juga terbiasa bicara terus terang. Kalau bukan hubungannya dengan Bret, dia tidak akan bergabung dengan kami.

Setahun yang lalu, dia mengejar Bret yang sebenarnya seorang straight. Segala upaya dilakukan dan berhasil menaklukkan Bret dalam waktu empat bulan. Dia langsung membopong Bret ke apartemennya untuk tinggal bersama dihari mereka jadian. Presdir Xia bahkan merayakan jadian mereka di restoran mewah. Kami kemudian tahu kalau Rico dan Presdir Xia juga sahabatan dari sekolah menengah.

Bret juga tidak lagi menggunakan mobil bututnya ke kantor. Dia akan diantar jemput oleh Rico kemanapun dia pergi selama itu tidak bertepatan pekerjaan.

Aku menjabat sebagai Manager dan Bret kepala tim. Ah Yun dan Rico direktur.Sehingga waktu kerja mereka lebih padat dari kami. Apalagi presdir Xia benar-benar menggunakan kedua orang ini lebih banyak daripada direktur lainnya.

Kembalinya Shao Qian ditempatkan diposisi Manager.

" Shao Qian, ini adalah acara penyambutanmu.Tentu kamu harus menemani mereka sampai selesai." Timpal Bret.

Tidak peduli, aku memilih meminta Maya kembali bersama kami.

" Ini sudah larut, ayo kita pulang."

" Cece masih ada disini? bagaimana aku harus pulang lebih awal." Ia mulai membantah.

" Apa kamu ingin membuat bibi cemas?."

" Ibu tahu aku akan pulang lebih lama, kok."

" Tidak baik gadis pulang terlalu larut." Menatap sekeliling sejenak." Mereka semua punya pacar dan suami yang akan mengantar dan menjemputnya. Kamu tidak."

" AKu bisa mengantar Maya pulang." Shao Qian menawarkan diri.

" Bagaimana mungkin pria asing mengantar anak gadis orang secara acak.?." Ah Yun mendengus.

" Bibi Mini cukup mengenalku kok."

Ah Yun segera melempar tatapan belati.

" Bibi cuma seorang diri di rumah. Tidak baik membiarkan orang tua sendiri di rumah."Bisikku. Untung aku ingat tadi pagi I wen mengatakan akan pergi kedermaga bersama ayahnya dan menginap.

kelemahan terbesar Maya adalah ibunya. Tanpa membantah lagi, dia patuh mengikuti kami.

Sebelum kami mencapai pintu. Anchi buru-buru datang. " Arah rumahku searah rumah Maya, bisa aku sekalian ikut?."

Wajah Ah Yun yang tadinya mulai meregangan kembali mengeras lagi. Dua bulan terakhir ini, Anchi terang-terang mengejar Ah Yu. walaupun Ah Yun selalu menampilkan wajah dingin , kegigihannya tak bisa diremehkan.

Bret menahan tawa . Dia sangat tahu kalau hati Ah Yun sekarang meradang..

" Kurasa itu tidak masalah. iya, kanKevin gege?."

Aku cepat mengangguk membuat Ah Yun melirikku kesal.

Maya berlari ke mobilku dan Anchi menuju mobil Ah Yun.

" Seekor rusa melempar dirinya ke serigala . Kenapa tidak memakannya saja." Goda bret.

Ah yun menggeram." KAmu pasti sangat menikmatinya, kan?."

" Mau bagaimana lagi? sepertinya Maya tidak tahu tentang perasaanmu sama sekali. Atau mungkin caramu yang terlalu kaku."

" Kamu sebaiknya tidak mengatakan apa-apa lagi." Ah Yun meraih tangan Bret dan memasukkan kunci mobilnya. " Kepalaku sakit. tolong bantu aku bawa mobilku. aku akan menumpang di mobil Kevin."

Rico segera merebut kunci mobil Ah Yun.

" Aku mengendarai mobil Ah Yun, kamu bawa mobilku."

Bret hanya tertawa kecil. Dia tahu betul bagaimana protektifnya Rico padanya. Rico masih suka takut Bret tergoda atau digoda cewek. Bret juga tidak keberatan dengan sikapnya.

Melihat Maya duduk di kursi penumpang belakang, Ah Yun dengan semangat ikut menjejalkan dirinya juga disana.

" Kalian benar-benar menganggapku sopir." Sungutku sambilo menyalahkan musik.

" Ahn gege, bukannya kamu bawa mobil?." Maya bertanya.

" Keplaku agak sakit jadi Rico gege yang membawa mobilku." Kata Ah Yun santai. Membuatku mengumpatnya dalam hati.

" Dasar pembual!."

" Oh...apa Ahn gege ingin minum. Air ini belum aku buka." Tawar maya sambil menyodorkan sebotol air.

AH Yun celingukan dan menatap botol lain di kantong tas Maya.

" Membuka yang ini terlalu boros. Berikan yang sudah kau minum itu."

Maya yang sepolos kulit tomat memberinya tanpa prasangka.

" Boros? sejak kapan anak ini mengenal kata boros?diantara kami bertiga, dialah yang paling boros. Dia minum air mineral paling mahal, meminumnya seteguk dan membuangnya. membeli makanan di resto memenuhi meja makan, memakannya secuil lalu meninggalkannya. Sekarang dia tidak ingin memboros air mineral murahan. Bukankah itu cuma alasan supaya dia bisa meminum sisa Maya. Upss...meminum sisa Maya?." Keningku mengkerut curiga. Aku meliriknya lewat kaca mobil dan Ah Yun meneguk air itu dengan senyum mengejek. Sial. Apa dia sedang mempertontonkan ciuman mereka. Ini benar-benar kotoran anjin Mereka kotoran anjing. Tanpa sadar aku meningkatkan kecepatan.

Sahabat apa yang sibuk kasmaran di dalam mobil seorang jombloyang barusan dibuat kacau mantannya.

Aku dan Ah Yun mengantar Maya ke rumahnya memberi kesempatan Ah Yun saling menyapa dengan bibi Mini. Kami mendapat teh jahe dari bibi. Rupanya, Maya sempat chat dengan bibi dan mengatakan kalau kami agak mabuk.

Bibi sudah biasa membuat teh jahe kalau aku mabuk. Dulu, Ayah dan Ibu sering keluar kota dan meninggalkan aku dalam pengawasan bibi Mini.

Jangan tanya lagi, aku sama sekali tidak mendapatkan teh jahe itu. semuanya dikemas baik Ah Jun dan menyimpannya di mobilnya.

Dia bahkan tidak peduli saat Bret mengutuknya.

avataravatar
Next chapter