"Ini adalah akibat dari kelakuanmu yang banyak tingkah itu, Mahila-san." Takeru mengetuk-ngetukkan pena kesayangannya di atas meja sembari duduk di kursi kebanggaannya.
Matanya menerawang jauh. Di raihnya ponsel yang tergeletak manis di meja kerjanya.
"Moshi moshi. Hm. aku akan ke Busan. Baik. Hm."
Tit!
Ponsel mati. Lebih tepatnya Takeru memutuskan sambungan teleponnya.
"Mendokusaina... (Malasnya...)" Keluh Takeru sambil meletakkan kepalanya di atas kedua tangannya yang berada di atas meja.
"Jiji (orang tua/kata kasar untuk menyebut Ayah) itu memang menyebalkan. Huh! Mendokusai! (Merepotkan!)" gerutunya lagi.
Dalam gerutuannya yang berkepanjangan, berdering lah lagi ponsel layar datarnya.
"Moshi moshi." Sapanya mengatakan 'halo' pada orang di seberang telepon.
"Maa ne. (Yaa begitulah)" katanya menjawab si penelepon yang entah apa katanya.
"Majide? (sumpah kau?)" Raut wajah Takeru menjadi pucat.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com