40 MUNAFIK (3)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

'Apakah orang tuaku memang sudah gila mengenai cucu perempuan?'

'Saat ini, Su Shengjing adalah seseorang yang bisa dipukul oleh siapa pun. Apa aku masih kalah dengan dia?'

Tuan Besar Sheng menghelakan napas kecewa, ia menyayangkan kenyataan itu.

'Kenapa dia bukan cucu kami?'

Melihat Su Jiu yang lembut dan halus, pria tua itu pun tidak bisa menahan diri lagi dan mengulurkan tangannya. "Biarkan aku memeluknya juga, aku belum pernah memeluk anak perempuan, biarkan aku merasakan perasaan memiliki cucu perempuan juga."

"Temanku yang tinggal di sekitar sini tahu aku tidak ada cucu perempuan. Setiap kali bertemu, dia pasti akan memamerkan cucu perempuannya kepadaku, membuatku sangat kesal!"

"Siapa juga yang bisa menebak kalau di keluarga kita tidak ada gen wanita?! Sana, sana, sana! Aku tidak mau memberikannya kepadamu, aku masih mau memeluknya!"

Nyonya Besar Sheng tidak melepaskan Su Jiu. Wanita tua itu duduk di sofa dan terus membiarkan Su Jiu duduk di atas pangkunya. Semakin melihat, ia semakin suka dengan gadis kecil itu.

"Sayangku, bagaimana kalau kamu tinggal di rumah Nenek saja? Tidak perlu kembali ke rumah lagi, mau?"

Nyona Besar Su sudah mengetahui kondisi Su Shengjing dari Sheng Tianci. Dengan keadaan yang sulit seperti itu, ia berpikir pria itu tidak anak bisa menjaga anaknya dengan baik.

Su Jiu melihat kepada Nyonya BeSar Sheng dengan serius. Kemudian, gadis kecil itu berkata, "Nenek, maaf... Xiaojiu tidak bisa tinggal di sini."

"Kenapa?"

"Xiaojiu tidak bisa meninggalkan Papa. Papa tidak memiliki apa pun, tidak punya uang, tidak punya rumah yang cantik, tidak punya mobil, juga tidak punya istri. Dia hanya punya Xiaojiu saja. Kalau Xiaojiu tidak menginginkan Papa, dia pasti akan sangat sedih."

Nyonya Besar Sheng seperti tersedak, hatinya pun penuh dengan rasa belas kasihan.

Dunia anak kecil memang sangat sederhana dan mudah dipuaskan. Mereka tidak terlalu peduli dengan kondisi materi, yang penting ada orang tuanya di sisinya.

Nyonya Besar Sheng mengalihkan pandangan ke arah Sheng Zhiyan yang ada di samping. Awalnya, ia merasa cucunya itu sangatlah imut. Namun kini, di depan Su Jiu, cucunya itu seolah kalah dalam segi apa pun.

Jika dibandingkan dengan Su Jiu, Sheng Zhiyan memang jauh lebih nakal.

"Zhiyan, coba kamu lihat seberapa baik adik ini! Kamu? Setiap hari loncat ke sana loncat ke sini seperti monyet saja! Kamu harus banyak belajar dengan adik!"

Sheng Zhiyan meluruskan badannya saat duduk di sofa, kedua tangannya melingkari lutut kakinya. "Aku tahu, Nenek, aku akan belajar dengan adik."

Nyonya Besar Sheng pun terdiam melihat respon Sheng Zhiyan yang sangat patuh.

'Mana mungkin? Apakah Xiaojiu bisa menaklukkan cucu bungsuku ini?'

'Wah! Sepertinya kami telah memungut sebuah harta karun!'

Nyonya Besar Sheng memeluk Su Jiu dengan mesra sambil berkata, "Xiaojiu, Nenek sangat menyukai kamu, sering-sering main ke sini, ya?"

Su Jiu mengulumkan bibirnya, seolah-olah pertanyaan itu sangat sulit dijawab. Kemudian, gadis kecil itu bertanya dengan nada kecil, "Nenek, bagaimana caranya agar Papaku bisa mendapatkan banyak uang?"

Nyonya Besar Sheng pun tertegun sejenak. "Hmm, itu… kenapa kamu bertanya seperti itu?"

'Ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan oleh seorang anak kecil.'

Su Jiu sedikit menundukkan matanya, kemudian berkata pelan dengan bingung, "Kalau Papa punya banyak uang, maka dia juga tidak perlu bersusah payah lagi. Jadi, Papa bisa sering menemani Xiaojiu dan Xiaojiu juga tidak perlu mengkhawatirkannya. Maka, Xiaojiu juga bisa sering-sering datang ke sini dan bermain bersama Kakek, Nenek juga kakak."

Sheng Tianci tersenyum.

'Anak ini terlalu banyak berpikir. Padahal dia masih kecil, tetapi dia tidak pernah mau memikirkan mainan dan semacamnya seperti anak kecil lainnya. Xiaojiu adalah anak yang tidak mau membebani Papanya.'

Mendengar kata-kata Su Jiu, Nyonya Besar Sheng pun segera berkata kepada Sheng Tianci, "Hubungan kamu dengan Su Shengjing, bukannya lumayan dekat? Dulu dia sendirian, mau menjalankan kehidupan seperti, apa itu masalahnya. Tapi sekarang dia sudah memiliki anak, kalau tidak punya uang akan sangat susah. Hmm, atau… Apa kamu mau membiarkan Su Shengjing bekerja dengan kita saja?

Sheng Tianci mengangkat kedua bahunya. "Aku sudah pernah bilang, tapi dia menolak. Dia segera terjun ke dunia hiburan setelah lulus SMA dan tidak melanjutkan ke universitas. Jadi, pendidikannya terlalu rendah, pengalamannya juga tidak cukup."

"Sementara itu, karyawan baru yang kita cari minimal juga harus sarjana, bahkan beberapa posisi mengharuskan S2. Selain itu, Su Shengjing tidak mau digosipkan oleh pegawai lainnya karena hubungan kami sangat dekat. Lagi pula, dia tidak suka mengandalkan orang lain…"

Su Jiu mengedipkan matanya. Dengan polos, ia bertanya, "Paman, apakah mungkin Papaku sebenarnya masih suka di dunia hiburan?"

avataravatar