webnovel
avatar
Do'a Gadis Kecil Diantara Duka dan Harapan Book

novel - Teen

Do'a Gadis Kecil Diantara Duka dan Harapan

azkia_azkana

Ongoing · 10.3K Views

  • 29 Chs

    Content
  • ratings
  • NO.200+

    SUPPORT

Synopsis

Ketika ayah dan ibu telah pergi, Nuriah sadar. Bahwa ialah satu-satunya tumpuan harapan bagi adik-adiknya. Dengan tertatih-tatih ia berjuang. Membahagiakan mereka. Mencurahkan semua perhatian dan kasih sayangnya. Meskipun hari- hari yang ia lewati penuh dengan untaian kisah sedih dan air mata. Suatu malam Nuriah menggores untaian harapannya dalam sebentuk puisi.. Do’a si Gadis Kecil diantara Duka dan Harapan Duka menyeruak Membaur dalam dentingan kehidupan Hampa dan sunyi, juga kelam Mana kasih sayang Tangan si gadis kecil menengadah Menatap langit gelap tanpa cahaya bintang Mana ayah, mana bunda Sang tumpuan kehidupan Hari-hari sendu membayang Air mata berlinang Sesenggukannya begitu memilukan Menatap sosok adik-adiknya Yang rindu akan cinta dan belaian Penuh kasih dipeluknya mereka Cita-cita luhur telah membulatkan hatinya Perlahan ia menyeka air matanya Tak ada resah, juga gundah Ia harus bangkit demi kehidupan mereka Matahari tersembul dari balik awan Menghapus mendung yang membahana Sang gadis kecilpun tersenyum senang Asanya menggema bersama serangkaian cita-citanya Adik-adikku sayang Hidup kita terus berjalan Bagai roda pedati ia berputar Janganlah bimbang, tepiskan ragu yang menghadang Mentari pasti akan kita genggam. Dan... seperti harapannya. Apa yang ia cita-citakan, semua mimpi yang ia bangun dalam angan benaknya mampu ia wujudkan. Namun kenyataan hidup tak seindah yang ia bayangkan. Disaat mereka telah hidup berkecukupan, kebahagiaan dalam kebersamaan mereka tiba-tiba memudar. Berganti dengan keserakahan, kebencian bahkan pengkhianatan. Kasih sayang yang mereka pupuk bersama sejak orang tua mereka hidup kini punah seketika. Nuriah tersudutkan. Nuriah menjadi korban fitnah dan kekejian manusia-manusia tak bermoral. Dan hanya air mata yang menemani kisah pilunya. Namun Nuriah tak pernah gentar untuk selalu menebar kebaikan. Dan selalu percaya bahwa Allah tak pernah menutup mata. Apa yang ia tabur itulah yang akan di tuainya. Sebuah prinsip yang selalu ia bangun dalam hatinya. Ketulusan dan cinta Nuriah ternyata lebih kokoh dari semua kepalsuan. Bahkan mampu untuk meruntuhkan segala kepongahan. Mendung yang menggelayut itupun akhirnya pudar seketika. Berganti dengan hari cerah. Kini mereka sadari. Kakak Nuriah adalah pengganti ayah dan ibu bagi semua. Tempat adik-adik pulang. Tempat mereka temukan kebahagiaan yang sesungguhnya.